The Beast of The Miracle.

7.4K 507 4
                                    

Hari minggu adalah hari paling bebas sepanjang masa.

Itulah yang dirasakan Sophia saat bangun dari tidurnya di apartemen sang sepupu. Sudah dua tahun lebih ia tidak merasa sebebas ini pada hari minggu.

Biasanya semua hari sama saja baginya, dia akan diam di rumah atau di markas, ditemani gunungan berkas berkas penting dan penyusunan rencana untuk misi selanjutnya.

Rutinitas sehari hari menjadi agen mata mata memang sama sekali tidak bisa membuatnya libur barang sehari pun.

Ia melirik Futon dibawah tempat tidur yang ditidurinnya. Disana ia bisa melihat sepupunya yang tidur lelap dengan gaya asbrud luar biasa.

Agen berumur 16 tahun itu tersenyum lembut sebelum turun dari kasur bersprei putih yang sendari tadi ditidurinya, berjalan tanpa suara keluar dari kamar; tidak berniat membangunkan sang harimau dari tidur indahnya.

Sophia menuju ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Ia tentu terbiasa untuk memasak karena ia tinggal sendirian di Amerika sana. Tangannya dengan terampil mulai mengolah bahan bahan masakan yang ada menjadi sebuah masakan sederhana yang tertata dengan cukup elegan

(By the way, terima kasih kepada Ice dan Green yang sudah mengajarinya memasak; dan merelakan dapur markas yang meledak dengan asbrudnya saat percobaan pertama)

" Jam setengah enam. Ini masih terlalu pagi..." Gumamnya. Ia pun mencoba mencari hal yang bisa dilakukan, seperti mencuci piring dan menyapu lantai.

~Skip time~

Jam setengah tujuh, dan semua pekerjaan rumah telah selesai dilakukan. Sang Masayoshi duduk di lantai, memikirkan apa yang akan dilakukannya untuk mengisi waktu paginya.

'Menonton TV? Tidak ada acara yang bagus. Bersih bersih? Kan sudah...' Batinnya bingung. Namun iris mata Sapphire itu menemukan sebuah bola basket tergeletak di sudut ruangan. Sophia berdiri, mengambil bola oranye itu dan memutarnya di jari telunjuk kirinya.

"Sepertinya main basket di pagi hari tidak buruk." Gumamnya sebelum beranjak berganti baju.

~CNS~

Sophia kini berada di sebuah lapangan basket kecil di dekat apartemen sepupunya, lapangan ini memang agak tidak terawat, melihat banyaknya sulur sulur tanaman rambat dan ring yang catnya mulai pudar. Namun baginya tempat ini sempurna; tenang dan jauh dari keramaian.

Sophia memulai pemanasan singkat dengan merenggangkan badannya dengan perlahan.

"Kurasa sudah cukup."

Sophia kemudian menyingkap jaketnya, menaruhnya di bangku yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri. Mengeluarkan bola oranye dari tas ranselnya.

"Alright. One, Two..."

Sophia mengambil kuda kuda. Berkonsentrasi penuh.

"...THREE!"

Dan sisanya yang terdengar hanyalah suara decitan sepatu, dentuman bola basket dan Suara masuknya bola ke dalam ring.

~CNS~

Aomine Daiki's side.

"Oi Satsuki, sebenarnya mau kemana kita?" Gerutu seseorang.

Kini Ace dan Manager team basket Tõuõ itu sedang berjalan seperti orang linglung, pasalnya dari tadi mereka terus menerus melewati tempat yang sama, wilayah yang sama, dan jalan kearah yang sama pula.

Code Name : Sea! [SLOW-UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang