Case 1 : Bloody Cafe. (Part 2)

5.6K 409 52
                                    

Ketika pintu besi itu akhirnya bisa terbuka, ketiga belas pemain basket itu dihadapkan dengan kondisi yang tidak bisa mereka percaya.

Demi para dewa yang terhormat, rasanya bola mata mereka sekarang ingin keluar dari tempatnya. Dihadapan mereka ada tujuh orang dengan gender dan umur berbeda beda, dan pelatih Seirin itu juga termasuk di antaranya.

Tapi percayalah, itu bukan sebab utama dari keterkejutan mereka.

Mayat. Dihadapan mereka kini ada sebuah mayat wanita yang terbaring bersimbah darah dihadapan mereka. Sebuah lubang bekas tusukan belati tercetak jelas di perut yang terbalut gaun putih tersebut, membuatnya dapat dipastikan takkan membuka matanya kembali.

"Ada apa ini sebenarnya...?" Suara Hyuuga akhirnya bisa keluar setelah beberapa lama tercekat, beberapa orang sudah mulai mual melihat pemandangan dihadapan mereka ini.

"Hyuuga-san. Bawa Riko-san menjauh dari sini bersama kedua gadis lainnya." Ujar Sophia. Dengan cepat, Hyuuga dan seluruh anggota membantu ketiga gadis itu keluar.

BLAM.

Hening, semua orang nampak mulai berpikir. Namun tak lama Sophia mengeluarkan handpone miliknya, membuat kedua laki laki berbeda usia itu mulai menatap curiga padanya.

"Kalian tidak berfikir untuk mengatasi hal ini sendirian kan? Kita tetap perlu memanggil polisi." Ujarnya seakan menyadarkan kedua lelaki dihadapannya tersebut.

"Itu tidak perlu. Masayoshi-san"

Tatapan mata semua orang disana terarah kepada pria berjaket coklat yang baru saja memasuki TKP.

"Aku sudah menelpon polisi. Mereka sedang dalam perjalanan kesini."

"Homuro-san..."

Homuro tersenyum lembut kearah sang Masayoshi beberapa saat sebelum kembali memasang wajah tenangnya.

"Siapa anda?" Tanya salah seorang pemuda berkulit tan. Tatapan matanya nampak mengitrogasi pria dihadapannya ini.

"Homuro Izanagi, Ketua kepolisian Akita. Kalau aku tidak salah, kau putra dari Hattori Heizo-san bukan?"

Pemuda itu nampak kaget namun akhirnya kembali ke wajah awal. Ia kemudian beralih kearah gadis bersurai biru keunguan disebelahnya.

"Dan kau adalah?"

Semua tatapan beralih kearah Sophia. Iris mata gadis itu sedikit melebar ketika ia juga dilibatkan dalam masalah ini. Namun ia menyerigai setelahnya.

"Masayoshi Sophia."

Keempat orang itu menatap Sophia dengan tatapan tak percaya.

"Ka-kau putri dari sang pengacara legendaris Masayoshi Sojiro?!" Teriak salah satu pria.

"Ah. Anda kenal ayahku. Kuharap kalian juga mengenal ibuku. Atau perlu kuberi clue?" Tanyanya dengan nada sedikit arogan. Pria dihadapannya menatap kesal kepadanya.

"Tidak. Itu tidak perlu. Kami semua tau siapa ibumu..."

Semua mata tertuju kepada dua insan itu

"... Pengacara yang dijuluki 'Singa Keadilan'...."

Senyum Sophia mengembang.

".... Kagami Akiko."

Sophia tersenyum semakin lebar sambil bertepuk tangan pelan. Tawa kecil lepas dari bibirnya.

"Tepat sekali. Kalau begitu aku yakin, kau adalah suami dari Sang ratu, Mouri Kogoro." Ujarnya tersenyum.

"Benar benar sebuah kebetulan yang tak terduga ya?" Ujar Homuro tertawa kecil.

Code Name : Sea! [SLOW-UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang