Sophia melangkahkan kakinya keluar dari stasiun Akita dengan tenang. Musim gugur telah tiba, membuat suhu udara turun drastis dari musim panas, meski mungkin belum sedingin musim kedepannya.
Uap putih muncul ketika helaan nafas kembali dibuang oleh si pemilik surai ungu kebiruan. Dalam hati ia terus bertanya - tanya mengapa ia dipanggil oleh ketua kepolisian Akita dengan cara yang... agak berlebihan menurutnya.
"Terima kasih sudah mau datang, Masayoshi-san."
Sophia tersenyum setengah kecut pada pria di hadapannya ini. Bagaimana mungkin ia tidak datang setelah apartemennya secara tiba tiba didatangi empat orang polisi bersenjata lengkap tepat tengah malam?! Beruntung tetangganya sudah tidur, kalau tidak ia bisa memastikan akan ada desas desus serta gosip tak mengenakkan akan muncul dan menjamur dengan cepat, secepat Fire yang menemukan senapan langka didepan matanya.
"Tak masalah, Homuro-san. Dan lain kali jika ada keperluan, tolong telepon saya saja ya..." Jelasnya sweatdrop.
"Maaf. Karena ini persoalan resmi, mau tak mau saya harus melakukannya." Tutur kepala kepolisian Akita itu.
Raut wajah Sophia menegang.
'Persoalan resmi? Apa jangan jangan mereka sudah tau siapa aku?' Batinnya curiga, melirik Homuro yang menatapnya tanpa ekspresi.
"Ada permasalahan apa saya dipanggil?" Tanyanya.
Homuro tak menjawab. Membuat Sophia bertambah yakin ada sesuatu yang kurang beres disini.
"Homuro-san?"
"Akan saya jelaskan di kantor. Tolong ikut saya sekarang."
Sophia menaikkan sebelah alis.
'Ada apa ini?' Batinnya.
Mencegah hal - hal yang tak diinginkan terjadi , Sophia akhirnya mengalah dan ikut.
Perjalanan yang memakan waktu setengah jam itu diisi dengan keheningan. Beberapa kali Sophia mencoba mencairkan suasana dengan sekedar basa basi, namun jawabannya selalu singkat dan cenderung dingin, membuatnya semakin khawatir.
Dan kini, sampai mobil terparkir dengan sempurna di depan kantor polisi, Homuro belum menjelaskan satu halpun kepadanya.
"Silahkan masuk." Ujar Homuro sambil membukakan pintu, Sophia mengangguk, memasuki ruangan itu.
Saat itu juga, ia paham kenapa ia dipanggil, terutama dengan keberadaan makhluk berambut belah tengah berkacamata yang kini sedang berdiri disamping pria yang diyakininya sebagai ketua kepolisian Tokyo.
"Masayoshi Sophia, benar?" Tanya pria itu. Sophia mengangguk sambil tersenyum semanis mungkin, namun tatapan membunuh tetap diberikan kepada pemuda disebelahnya.
"Sebelumnya maaf telah memanggilmu tiba - tiba. Namaku Kinoyaga Matsumoto, kepala kepolisian Tokyo." Tuturnya dengan suara bariton yang khas.
"Salam kenal, Kinoyaga-san. Kehormatan bisa bertemu dengan anda." Tutur gadis itu menunduk hormat.
"Terima kasih. Sebelumnya, apa kau tau mengapa kau dipanggil ke sini, Masayoshi-san?"
Sophia menggeleng.
"Kami menerima laporan bahwa ada penculikan dua pemuda di daerah Tokyo dan Akita, kau pasti sudah tau akan berita itu bukan?" Tutur Kinoyaga dengan ekspresi lebih serius.
Kali ini Sophia mengangguk. Mengingat berita yang ditontonnya beberapa hari lalu.
"Kami ingin kau bekerja sama untuk menuntaskan kasus ini sebagai agen lapangan. Kau tidak akan sendiri, kami telah memasangkanmu dengan Takao-san."
KAMU SEDANG MEMBACA
Code Name : Sea! [SLOW-UPDATE]
De TodoSea. Itulah nama sandi seorang agen FBI berbakat. Ia tak terdeteksi dan mudah beradaptasi. Berada dalam team khusus yang disembunyikan membuat hampir tidak ada yang tahu siapa dirinya. Namun dibalik segala popularitas dan prestasinya, ia sebenarny...