Karma's pov
Gue terus berjalan. Dengan muka datar tanpa ekspresi. Tenang. Orang-orang mungkin gak akan tahu, tapi gue sadar lagi ada kekacauan di dalam diri gue sekarang. Tentang apakah langkah yang gue ambil adalah langkah yang buruk atau malah ini langkah menuju hal yang lebih baik.
Yapari~, mungkin lebih baik kalau dari awal dia ga usah tau. Apa kemungkinan yang akan terjadi sekarang~...? Mengingat ini Nagisa, mungkin saja besok dia akan bertingkah seperti biasa............ No~ fun~
Gue tersenyum kecut.
Tapi dia... Apa benar dia ga sadar? Dia bahkan gak bereaksi- atau lebih tepatnya... fine-fine saja? saat gue bilang kalau dia "NagisaKU yang imut" (lihat part 1).
Apa Nagisa sedense itu? Atau dia cuman ga peduli? ...Berkutat dengan asumsi-asumsi yang dibuat sendiri begini gak akan ada gunanya. Apapun yang terjadi nanti, yang jelas gue bakal tetep bersikap biasa.
...sigh~ padahal gue yang bilang kalau dia ga perlu terlalu memikirkan apa yang terjadi dan bersikap biasa. gue juga yang bilang kalau ga papa dia ga ngasih jawaban. tapi ternyata rasa penasaran itu pasti ada ya~
"...heh, gue rada nyesel jadinya..." gue bergumam.
*deg deg deg*
Gue termangu. Lalu tersenyum puas. Gue mencengkram dada dengan tangan kanan gue. Hah! Perasaan ini emang unik! Bahkan bisa membuat jantung berdebar tetiba hanya karna memikirkan orang tertentu yang disukai.
Yah~ setidaknya mulai sekarang tidak akan membosankan jika terus berada di kelas~ xixixi
KAMU SEDANG MEMBACA
assassination classroom fanfic [KaruNagi]
Fanfictiondengan segala kesibukan anak sekolah kelas tiga, ditambah dengan misi untuk membunuh sang guru. semakin sempitnya waktu dan semakin banyaknya yang harus dilakukan. apa sekarang adalah saat yang tepat untuk memikirkan hal semacam perasaan? penting? m...