Kayano tahu ada yang salah. Mungkin intuisi seorang perempuan? Tapi Kayano tahu ada yang salah.
"... Karma, ini kertas soal dari Koro-sensei." Sedang memberikan kertas ke setiap murid.
"... okeh, Nagisa~" merespon santai sambil menerima kertas tersebut.
Saling tersenyum sopan, lalu Nagisa pergi melanjutkan membagikan kertas dan Karma lanjut mengobrol dengan golongan Terasaka.
Kayano mengernyit. Tadi adalah hal yang biasa, tapi Kayano entah mengapa yakin ada yang salah.
"Kayano-san kamu kenapa?" Tanya Okuda yang sedang mengobrol dengan beberapa murid perempuan.
"Eh?? Engga ko, ga pa-pa! Hehe." Kayano meyakinkan.
Hm, mungkin cuma perasaanku saja? Batin Kayano saat diam-diam memperhatikan Nagisa yang kembali duduk di bangkunya.
***
"Dengarkan kalian," Saut Bitch-sensei mendapatkan perhatian setiap murid setelah menulis dipapan tulis. Pelajaran terakhir hari ini adalah bahasa inggris. "Today, I'll improve your pronunciation, so you will have to make conversations with your partner and perform in front of the class!" Jelasnya. "Hari ini, saya akan melatih cara pengucapan kalian dalam bahasa inggris. Kalian gak perlu khawatir dan pede lah dengan cara kalian berbicara. Jadi kalian bisa tahu, dibagian atau kata apa yang perlu kalian improve nanti. Untuk lebih jelasnya, 2 orang murid yang cukup bagus dalam pelajaran ini akan saya panggil kedepan untuk memperagakan sebagai contoh. Akabane Karma dan Shiota Nagisa, cepat maju kedepan!" Perintah Bitch-sensei (;一v一)
Kayano mungkin hanya mengada-ada, tapi sekilas Nagisa seolah terlihat tense/tegang. Tapi Nagisa dan Karma tetap maju kedepan.
"Ya ampun..." gumam Sugino tanpa sadar.
Kayano berbalik menatap curiga Sugino, "ya ampun? Memangnya kenapa Sugino?"
"Huh? Oh, enggak. Haha;" benar-benar gak pandai berbohong.
"Kalian boleh memperagakan dialog yang saya dapat dari buku yang sudah saya tulis dipapan tulis, tapi ada poin tambahan jika kalian membuat percakapan kalian sendiri." Bitch-sensei menghadap Nagisa dan Karma, "untuk kali ini, Karma dan Nagisa cukup dari dialog yang sudah saya tulis. Silahkan dimulai!"
Karma dan Nagisa memandang satu sama lain untuk sesaat, dan Kayano ingat pernah merasakan hal seperti ini sebelumnya, hal yang ga bagus. Karma memutus pandangan dan balik menatap papan tulis, "iya, iya~ Bitch-sensei. Gue mulai~" Santai Karma.
"Hey! Why did you leave me, my friend?" Mulai Karma, entah kenapa kata friend diucapkan dengan nada aneh.
"... I do not mean it that way. I thought we need some time for our own selves." Lanjut Nagisa datar tanpa ekspresi.
"But I do not want that. I always want to be together with you, but I guess you do not feel the same!" Karma melebaykan nada suaranya.
Nagisa menatap Karma tanpa ekspresi, "I am sorry, my friend." Seharusnya sudah selesai disitu tapi, "...then I suggest we take our separate ways."
Muncul ekspresi seolah Karma ingin mematahkan gigi seseorang (tapi bukan gigi Nagisa), lalu ekspresi itu menghilang secepat ekspresi itu muncul.
"Well, done~!" Bitch-sensei menepuk tangannya tanpa terburu-buru. "Improvisasi dari Nagisa juga refreshing. Walaupun masih kaku tapi pronun kalian selebihnya benar!" Dan kelas berlanjut dengan murid-murid bergilir berpasangan maju untuk bercakap.
***
Kayano bukan orang yang terlalu memperhatikan sekitarnya. Kayano memang cukup bagus dalam combat tapi Kayano kurang menjadi observer yang baik. Walau hal itu berubah, dan Kayano menjadi observer terbaik dengan target khusus: Nagisa.
"Risih!" Komen Nakamura tetiba entah muncul dari mana. Mengagetkan Kayano.
"Are? Sejak kapan Nakamura-san dan Okuda-san ada disini??" Kayano bingung. Nakamura, Okuda, dan Sugino sudah duduk memutar seolah mendiskusikan sesuatu yang penting.
"Makanya jangan bengong terus Kayano." Canda Sugino. Kayano hanya cemberut.
"Kita mendiskusikan, sepertinya ada yang aneh dengan Karma-kun dan Nagisa-kun, Kayano." Okuda menjelaskan. "Sebenarnya, aku rasa sikap Karma-kun akhir-akhir ini selalu emosi dan Karma-kun berusaha buat gak menunjukkan emosinya."
"Bukan perasaan lu aja ko, Okuda. Gue juga pikir gitu. Aneh kan kalau tiap hari gue maen sama Karma dan ga nyadar." Tambah Nakamura manggut-manggut. "Yah, kalau Terasaka mah orangnya gak cukup peka sama Karma."
Kayano menunduk, "iya... aku juga khawatir." Tulus Kayano. "Nagisa juga terlihat was-was jika menyangkut Karma. Seolah bersiap akan ada adu jotos atau apa... yah, mungkin perasaanku saja sih, hehe;"
Dan mereka diam, tenggelam dengan pikiran masing-masing. Saling menunjukkan ekspresi khawatir-serius. Mereka tahu ini bukan urusan mereka, tapi mereka tetap ingin membantu sebagai seorang teman.
Sugino berbalik menatap Nagisa yang sedang mendiskusikan sesuatu dengan dengan Isogai, dan Karma yang sedang bercanda dengan Itona tepat di belakang Nagisa, tapi atmosfernya mengatakan seolah mereka gak kenal satu sama lain.
"Seperti civil war terulang lagi...", gumam Sugino dan Kayano setuju.
KAMU SEDANG MEMBACA
assassination classroom fanfic [KaruNagi]
Fanfictiondengan segala kesibukan anak sekolah kelas tiga, ditambah dengan misi untuk membunuh sang guru. semakin sempitnya waktu dan semakin banyaknya yang harus dilakukan. apa sekarang adalah saat yang tepat untuk memikirkan hal semacam perasaan? penting? m...