Part 4

2.6K 277 18
                                    

Bibir mereka bersentuhan. Mereka berciuman. Tangan nagisa mempererat pelukannya, seolah berusaha sebisa mungkin untuk selalu mendekap karma.

Nagisa melumat bibir karma dengan lembut. Sesekali menjilat dengan lidahnya dan kembali melumat lagi, terus terulang.

Lembut... Manis... Masa iya gara-gara susu strawberry yang karma minum siang tadi?

kejadian ini terus berlanjut hingga beberapa waktu kemudian sampai akhirnya nagisa sedikit menjauh untuk mencari udara.

"ga bagus nagisa~" ucap karma saat nagisa baru berhasil menarik beberapa tarikan nafas. "kiss of death yang barusan masih sekitar 29 hits, dan segitu ga cukup untuk naklukin gue."

karma berbalik dan mendorong nagisa yang tangan dan kakinya masih mendekap karma ke pohon. nagisa yang fokusnya belum ngumpul sedikit terkejut, dan sekarang punggung nagisa yang tertekan ke pohon.

"menurut bitch-sensei, kiss lu bisa sampai 40 hits kalau lu serius, tapi 29 aja udah buat lu ngos-ngosan. gue bakal jadi teman praktek lu biar nambah mahir~" dan karma langsung melumat bibir nagisa. gak dengan lembut.

kecup. lumat. lumat. serta diiringi dengan bunyi-bunyi yang disebabkan oleh sebuah ciuman tak sabar karma.

"nnmh--" nagisa tanpa sadar membuka mulutnya yang langsung disambut oleh lidah karma yang dengan senang hati langsung menjilati bagian dalam mulut nagisa. wajah mereka mulai memerah.

"haah~ nnnmh ah~ kar- hmmmnh~" lidah karma terus mencari jalan untuk terus maju menusuk lebih dalam mulut nagisa. sesekali lidah mereka saling menekan dan menjilat. "karm-anh~"

nagisa mulai rileks. kepala nagisa juga entah mengapa mulai terasa pening. tangannya berusaha lebih memeluk karma. mengusap rambut karma, menarik rambutnya dengan lembut, mencengkram rambutnya lemas. walau sebenarnya nagisa juga entah mengapa mulai merasa lemas.  sedang karma reflek mencengkram kedua bokong nagisa agar nagisa tak terjatuh dan lebih menekan nagisa ke pohon.

"ah? nnmh~" nagisa sedikit tersentak karna semakin lama cengkraman karma pada bokongnya semakin kencang. semakin mendekatkan nagisa dengan dirinya. semakin menekan nagisa dengan pohon. seolah mereka masih bisa lebih dekat lagi dari ini.

tapi pikiran nagisa hanya blank dan yang nagisa lakukan adalah memajukan pinggulnya ke karma. tangan dan kakinya terus mendekap, mengusap. sesekali tubuh nagisa bergetar karna feeling good.

wajah nagisa sudah sangat merah saat nagisa tersadar kaget dan langsung mendorong karma menjauh, "karma!!"

"n, uh?" karma mencoba fokus. mata emasnya masih berkabut. mulutnya sedikit terbuka dan nafasnya tak beraturan. jika bukan sedang terkejut karna sesuatu, mungkin nagisa akan benar-benar tak tahan memperhatikan wajah karma yang bisa juga selucu itu, sedikit imut sih, walau terlihat sedikit tak senang juga karna terganggu saat ehem.

nagisa mencoba mengatur nafasnya setenang mungkin. tapi dia malah menunduk, berpaling, melirik lagi kebawah, seterusnya. benar-benar salah tingkah. wajahnya malah lebih merah dari tomat sekarang.

karma masih menggendong nagisa, walau sekarang kaki nagisa tak lagi mendekap karma dan tangannya hanya memegang bahu karma. karma ikut menunduk, mengikuti arah pandang nagisa yang mulai super flustered.

"ah!" karma sadar apa yang membuat nagisa terkejut sebelum nagisa sempat menjelaskannya. nagisa kaget karna itu tiba-tiba menekan bagian bawahnya.

"gue tegang" aku karma dengan wajah tanpa dosa tapi dengan pipi yang sedikit memerah.

"ap-"

"yah~ anak seumuran kita wajarkan begini?"

"wh-"

"kalo nagisa sih gimana~?"

"karma turunin aku!!" nagisa berontak untuk diturunin. karma menurunkannya. mereka hanya diam berdiri. nagisa benar-benar bingung. otaknya bahkan sampai tak bisa membuatnya berbicara apapun. jantung nagisa berdebar terlalu kencang sampai nagisa sendiri khawatir.

"ne~ nagisa~ jadi mau main kerumah gue buat maen game baru~?"

dan memerahlah wajah nagisa untuk yang kesekian kalinya.

"enggak! aku harus pulang karna ibu sudah menunggu, dan kita belum cukup umur untuk itu karma!! sampai besok!" nagisa berbalik dan langsung pulang meninggalkan karma. wajah nagisa benar-benar memerah karna malu.

karma tertawa kecil.

"jadi kita harus cukup umur dulu kalau mau itu~? too bad~"

assassination classroom fanfic [KaruNagi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang