The Truth is 2.0

10.7K 412 31
                                    

"Eh kak itu apa?" tanya Ricky ke Dito saat dia menuangkan minuman ke gelasnya.

"Tenang saja, ini Cuma minuman biasa kok! Tidak akan membuatmu mabuk. Percayalah!" jawab Dito dengan ekspresi yang aneh.
.

.

.
"Ih mba, bisa diem gak sih, berisik mulu dari tadi!" Kevin berusaha meredam emosinya ke mbak-mbak pelayan yang saat ini tengah mengusiknya.

"Masnya yakin gak mau pesan makan?" tanyanya sekali lagi.
Tiba-tiba sesuatu yang dilewatkan Kevin terjadi. Ada keributan di meja Ricky dan Dito.

"Mba-mba, mana tagihanku"
Mbak-mbak yang tadi pun kembali dan menyerahkan tagihan milik Kevin.
"Nih, ambil aja kembaliannya" kemudian Kevin pun pergi meninggalkan tempat ini dan mengikuti kemana kerumunan itu membawa Ricky pergi. Ya kerumunan tadi bukan karena ada yang berantem, tetapi Ricky mendadak pingsan.
.

.

.
Kevin lalu membututi mereka lagi. Dan benar saja kecurigaan Kevin sepertinya akan terjawab. Dito tidak membawa Ricky ke Rumah Sakit tetapi malah ke Rumanya sendiri. Kevin pun memarkirkan motornya agak jauh dari rumah Dito, ia tak mau ada yang mencurigainya. Lalu ia berjalan ke arah rumah Dito dan 'mengintip' apa yang terjadi sebenarnya.

Dito pun memarkirkan motornya dihalaman depan rumahnya. Kemudian ia menyuruh pelayan yang telah membantunya tadi kembali ke tempatnya bekerja dengan upah dari Dito tentunya.

"Nih bayaran lo, udah balik lagi sono" ucap Dito sambil menyerahkan amplop ke pelayan itu.

"Iya mas, makasih." Kemudian pelayan itu pergi dari tempat Dito. Dan saat didepan rumah dia dicegat oleh Kevin.

"Eh mas-mas, mas ngapain kesini? terus, anak tadi itu pingsan kenapa ya" tapi mas-mas itu tidak meresponnya "Terus kalo udah tau pingsan kenapa nggak dibawa ke rumah sakit sih" Tambahnya.

"Siapa kamu? Mau apa kamu kesini" jawab pelayan itu dengan nada yang bikin kesel.

"Eh songong lo ya, jadi orang!" Kevin pun mengeluarkan dompetnya dan mengeluarkan uang beberapa lembar seratus ribu. "nih ambil! sekarang lo kasih tau rencana tuh anak tadi apaan!"

"Nah gitu dong, tadi mas-mas yang itu nyuruh saya buat nyampurin obat tidur keminuman temennya itu"

"terus lo turutin gitu aja?"

"iyalah mas, mau gimana lagi. Masnya maksa. Dan saya lagi butuh uang buat nikah"

"Tapi yang lo lakuin itu ngebahayain temen gue, ah sana lo pergi!" perintahnya sambil mendorong kasar tuh pelayan.

Kemudian Kevin balik memantau apa yang terjadi selanjutnya. Dito menggendong Ricky kedalem.
"Mau ngapain tuh anak? Jangan-jangan... wah gak bisa didiemin nih"
Kemudian Kevin masuk ke halaman rumah Dito dan menyelinap ke sisi rumah itu. Ia mengintip dari luar jendela. Tampak dari luar Dito menggendong Ricky dan membawanya masuk ke sebuah kamar. Kevin yang mulai panik pun mengeluarkan ponselnya dan mengirim broadcast ke Karin, Anton dan Satya.

'Buruan kerumah Dito sekarang ada yang gak beres disini!' begitulah pesan yang ditulis Kevin untuk teman-temannya itu.

Kemudian ia kembali melihat Dito yang ternyata sudah keluar kamar dan kembali lagi ke kamar itu dengan membawa tali ditangannya. "Mau apa tuh bocah" Kevin pun meninggalkan tempat itu dan mendatangi sisi lain rumah Dito -yang ia yakin itu kamar tempat Ricky diculik- untuk melihat kelakuan Dito selanjutnya. Saat sampai disana ia menemukan sebuah jendela yang tertutup tirai dan hanya menyisakan sedikit ruang untuk Kevin mengintip. Dan pada saat itu matanya terbelalak. Ia terkejut pada kelakuan Dito.

"Nih anak udah gak bisa dibiarin gitu aja, harus gue kasih pelajaran nih anak" Kevin yang mulai geram kemudian berniat memasuki rumah Dito, tapi saat dia hampir sampai di depan rumah ia melihat kawan-kawan Dito datang. Tapi ia hanya melihat Angga dan Lukman, terus kemana Candra? 'Ah sudahlah kali aja dia ada urusan lain' batinnya.
kemudian ponsel Kevin bergetar sebuah BBM dari Anton,

Putih Abu-abu (Boyxboy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang