Ini adalah hari ketujuh Emily berdiam di kamarnya sejak mendapatkan berita buruk itu. Setelah Jason menemuinya, ia langsung pergi ke sel tahanan untuk memeriksa yang sebenarnya. Tapi sel itu kosong, tidak ada tanda-tanda apapun disana. Tentu saja pada awalnya Emily sama sekali tidak mempercayai kata-kata saudara tirinya.
Hingga Justine sendiri datang dan mengatakan hal yang sama.
Dan bagaimana ia serius dengan kata-katanya, dan menyarankan Emily bersikap baik jika tidak ingin Leo menyusul orang tuanya.
Apakah ia punya jalan lain? Walaupun hatinya sudah remuk, ia tidak bisa melakukan apapun selain melakukan apa yang mereka perintahkan, dan membenci dirinya sendiri setiap kali hal tersebut di lakukan. Tapi ia tidak bisa kehilangan Leo juga, setelah ia kehilangan pemuda itu.
Richard.
Air matanya sudah habis, dan ia tidak mempunyai tenaga lagi untuk menangis. Sebelumnya, ketika ia kehilangan kedua orang tuanya, Richard masih berada di sisinya. Tapi kali ini pemuda itu tidak lagi bersamanya, mereka merenggutnya, mereka mengambil pemuda yang ia cintai.
Rasa sakit di dadanya membuatnya lumpuh, dan ia mati rasa. Seakan-akan ada lubang di dadanya, ruang kosong tempat dulu hatinya berada, hatinya yang turut hancur bersamaan dengan kabar bahwa Richard telah di bunuh.
Emily sudah menolak bertemu dengan banyak orang akhir-akhir ini. Ia tidak bisa bahkan bangkit dari kasurnya. Gadis itu hanya meringkuk dan memeluk hadiah dari Richard di ulang tahun ke 17nya yang lalu. Hanya itu yang tersisa, dan ia tidak akan melepaskannya. Walaupun membuatnya sakit, kenangan bersama pemuda itu terus berputar di kepalanya.
Bagaimana dulu mereka bertemu saat Richard pertama kali ke istana untuk bekerja sebagai Butler. Mereka masih kecil, dan Emily sendiri masih sakit-sakitan. Bagaimana kemudian mereka menjadi dekat, dan pada akhirnya menjadi putri dan ksatrianya. Kenangan manis kehidupan mereka di desa yang terasa sudah lama sekali berlalu. Bahkan untuk sesaat, gadis itu sempat berpikir bahwa kehidupan mereka di desa hanyalah sebuah mimpi.
Jika itu adalah mimpi, maka Emily berharap ia terus bermimpi dan tak pernah terbangun untuk selamanya.
Tapi sayangnya, ia harus menghadapi kenyataan sekarang.
Sakit. Sangat sakit. Cukup untuk membuat Emily merasa ia siap melepaskan segala sesuatu dan bahkan melepas nyawanya sendiri. Tapi tidak, ia tidak bisa melakukan hal tersebut. Adiknya masih membutuhkannya, para staff istana, prajurit dan rakyat yang berpihak pada ibu dan ayahnya dulu membutuhkannya. Ia tidak bisa bertindak egois lagi dengan menelantarkan mereka.
Mungkinkah ini karma karena ia telah bersikap egois sebelumnya? Ia meninggalkan tanggung jawabnya dan lari bersama Richard, hanya memikirkan kebahagiaannya. Hal yang seharusnya, sebagai seorang anggota kerajaan, menjadi hal terakhir yang di pikirkan.
Sebuah ketukan membuyarkan lamunannya, walau Emily tidak bergerak untuk melihat siapa yang akhirnya membuka pintu tersebut. Biasanya Maria akan masuk untuk memintanya makan setiap hari, hal yang Emily lakukan dengan enggan. Hari ini juga, gadis itu berpikir hal yang sama akan terulang lagi, maka betapa kaget dirinya ketika yang berbicara adalah orang lain.
"Emily."
Gadis itu menoleh dengan kaget. Seorang pemuda berdiri disana, di tempat dimana Richard biasa berdiri jika menjemputnya. Sama persis dan merupakan sebuah kebetulan yang ganjil, tapi juga menyakitkan. Alih-alih mata kuning madu milik Richard, sepasang mata biru cerah lah yang menatapnya kali ini.
"Edmund."
Edmund Iegram berjalan mendekat dan duduk di tepi kasur Emily sementara gadis itu bangkit terduduk. Penampilannya pasti sangat berantakan saat ini, berbanding terbalik dengan Edmund yang tampak gagah dengan pakaiannya. Anehnya, Edmund sama sekali tidak terlihat keberatan, tapi Emily tidak mempunyai waktu untuk memikirkan hal tersebut.

KAMU SEDANG MEMBACA
Scrimmage
General Fiction「A brutal fight covered by sweet words.」 Vleredora, sebuah kerajaan yang kuat, kaya dan dikagumi oleh banyak orang. Emilia adalah putri dari kerajaan tersebut, anak dari sang Raja dan Ratu, dan walaupun banyak orang yang menginginkan ia naik t...