"Lo tuh Yong kenapa sih jadi orang bego banget!!!" Johnny mengenggam erat kedua tangannya sendiri, seperti menangkap udara.
Taeyong yang duduk di kasur milik Johnny hanya mendesah pelan.
Orang minta solusi, malah di katain bego.
"Kenapa lo nggak ngomong jujur aja sih Yong?!" lanjut Johnny lagi dengan nada yang masih kesal.
"Gue rasa seperti ini juga lebih baik. Gue cuman waspada Krystal, Krystal sekarang udah beda John. Gue takutnya, dia bakalan ngelakuin hal yang lebih lagi ke Jennie, gue cuman takut hal yang enggak-enggak terjadi sama Jennie. Lo tahu sendiri, bahkan gue nggak bisa ngehentiin Krystal."
Johnny menatap sengit Taeyong, "Kok kita bisa sahabatan sama Krystal sih ah, kesel gue."
Taeyong berdecak pelan.
"Ya lo tau, semua berawal dari gue John."
Johnny menatap Taeyong, mengangguk paham.
"Iya gue tau. Tapi 'kan, nggak salah dulu lo nolak Krystal, yang salah itu karna lo takut persahabatan kita hancur lo malah ngebuat janji untuk Krystal. Nggak logis banget, sekarang lo kenak 'kan batunya."
Taeyong terdiam, pikirannya kini lari saat Taeyong kelas tiga SMP dan Krystal kelas 1 SMA dulu.
Saat pulang sekolah, Krystal langsung menghalangi langkahnya membuka gerbang rumahnya, dan mengungkapkan perasaannya pada Taeyong. Namun, Taeyong hanya menyukai gadis itu sebagai sahabatnya, tak lebih.
Melihat badan Krystal yang begetar hebat, Taeyong memutuskan untuk berjanji pada Krystal, bahwa dia akan memprioritaskan Krystal di banding teman-teman lainnya, dan selalu menyayangi Krystal.
Taeyong jadi gusar, pemuda itu langsung mengacak kasar rambutnya.
"Tapi akhir-akhir ini gue ngelihat Jennie bareng sama Vernon terus, Johnn." rengek Taeyong.
Johnny menatap Taeyong sengit, sejak kapan Taeyong bisa jadi semenyebalkan seperti sekarang?!
"Ya, bodo salah lo nggak mau jujur. Sok-sokan bilang sayang sama Krystal, sih tolol. Akhirnya, gue bisa lebih pinter dari lo."
Taeyong memutar bola matanya kesal.
"Johnn...." rengeknya lagi.
Johnny mendesis, "Ish! Iya bangsat, gue tau lo suka sama Jennie. Aduh sabarnya gue.., ya Tuhan." Johnny mengusap dadanya.
•••
"Bentar lagi ujian, nggak bisa clubbing gue." ucap Rose lemah.
Jisoo tertawa kecil, "Belajar woi!"
"Kayak nggak tau Ros aja lo Jis. Dia 'kan kalau belajar di tempat kayak gitu." sahut Lisa yang ngebuat Jennie dan Jisoo tertawa keras.
Rose hanya menatap sengit ketiga kawannya.
"Nggak usah ngebual yang teman-temanku terbangsat." balas Rose kesal.
Lisa hanya memelet lidahnya.
"Eh Jis, jadi gimana sama Wonwoo?" tanya Jennie diiringi tawa kecilnya.
Jisoo mendelik pada Jennie, "Nggak usah bahas si bocah itu. Pusing gue."
Lisa tertawa kecil, "Jangan di goda Jenn, lagi pemes si Jisoo,"
"Jen, Vernon tuh." unjuk Rose menggunakkan dagunya.
Jennie menoleh lalu menangkap langkah pemuda itu ke arahnya.
"Jenn, kantin yuk."
Jennie mengangguk, lalu pamit pada ketiga sahabatnya. Begitupula dengan Vernon.
Ketika dua pasang berjalan melewati meja Taeyong, yang sedang membaca bukunya, Jennie hanya melirik sekilas pemuda itu.
Dan, sialnya Jennie tak tahu jika Taeyong juga diam-diam melirik mereka.
•••
End.
Wkwlwkwk belom deng;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush.一Lee Taeyong ✔
Short StoryTaeyong nya kalem, Jennie nya bringas. Berawal dari taruhan yang di buat Jisoo, Lisa, serta Rose, membuat semuanya rumit. "SEMUA CHAPTER DI PRIVATE" ▪▪▪ #55 in short story (09/08/17) #33 in short story (10/08/17)