Chap. 25

6K 885 66
                                    

[2015] [throwback, while Taeyong can fallin' love with Jennie.]

Ospek pagi ini berjalan sangat lancar bagi senior di salah satu sekolah menengah atas di kota Seoul.

Namun tidak bagi para peserta ospeknya sendiri.

Ya gimana nggak berjalan lancar, emang ada apa hukumnya peserta ospek menyukai hal ospek itu sendiri? Ih, big no 'lah ya.

Termasuk Taeyong. Dari awal ospek, pemuda tampan itu selalu saja di tunjuk. Kebanyakan di tunjuk oleh para senior lelaki untuk menjalankan hukuman yang lumayan bikin Taeyong sendiri keki. Padahal, Taeyong ngerasa nggak punya salah. Ya, mungkin kesalahan terbesar Taeyong ialah ketika ia terlahir dengan ketampanan yang sempurna.

Beruntungnya ini sudah jam pulang, alias ini menjadi penutupan ospek.

Taeyong langsung saja bergegas, ketika acara ospek telah di selesaikan.

Taeyong berjalan memegang tas punggungnya. Gara-gara ospek nggak di bolehkan membawa kendaraan apapun, Taeyong mendesah kesal sendiri.

Untungnya saat ini rumahnya lumayan dekat dari sekolah yang di tempuhnya, jadi Taeyong memutuskan untung berjalan kaki di banding menunggu bus selama 15 menit.

Langkah kaki Taeyong tiba-tiba terhenti,

Pemuda itu menatap seorang gadis yang familiar menurutnya.

"Jennie?" gumamnya pelan.

Iya itu Jennie. Kim Jennie, yang dari awal ospek telat dan banyak tingkah tapi banyak juga yang naksir membuat nama dan wajah gadis itu seketika terkenal. Taeyong juga satu kelompok dengan Jennie. Dan, menurutnya Jennie benar-benar tipe pembuat masalah dan pemberontak. Taeyong kadang nggak ngerti kok bisa ada gitu gadis yang bringas seperti Jennie.

Tapi sekarang yang di lihat Taeyong adalah kebalikannya.

"Halmonie anyeong, setiap hari Rabu kita berjumpa lagi ternyata." ucap Jennie di sebrang Taeyong.

"Wah, Jennie kau sudah pulang?" jawab nenek yang berpakaian lusuh dengan gerobak besar di belakangnya.

Jennie mengangguk tersenyum.

"Halmonie, seharusnya setiap hari ngambil sampahnya di sini aja! 'Kan biar Jennie bisa bantu."

Nenek tersebut tersenyum,

"Wah, Jennie memang anak yang baik. Sudah cantik, baik hati pula. Pasti banyak yang ingin berteman denganmu."

Jennie hanya tersenyum tipis, walaupun sebenarnya ucapan nenek tersebut berbanding terbalik dengan kehidupannya.

Jenni kemudian membantu nenem tersebut memungut sampah.

"Halmonie duduklah sebentar."

Nenek itu tersenyum tipis lalu mengikuti perkataan Jennie.

Jennie kemudian duduk di hadapan nenem tadi, lalu memijat pelan kaki lusuh nenek itu.

Taeyong benar-benar takjub dengan di lihatnya sekarang.

Setelah kejadian tersebut, setiap hari Rabu, Taeyong memilih berjalan kaki, dan selalu memperhatikan bagaiman kebaikan Jennie kepada nenek tersebut.

Hingga suatu ketika, Taeyong harus pulang terlambat dikarenakan pelatihan untuk olimpiade yang pemuda itu ikuti. Taeyong sedikit berlari kecil menuju tempat biasa Jennie membantu nenek tersebut.

Namun saat sampai di sana, langkahnya terhenti ketika melihat Jennie sendirian di sana dengan wajah yang lusuh memandangi jalanan dengan tatapan kosong.

Taeyong baru saja akan bergegas, namun lagi-lagi terhenti ketika seorang pemuda lebih dahulu duduk di sebelah Jennie.

Jaewon.

Taeyong mengenal Jaewon, karena mereka sekelas. Tapi, Taeyong tak menyangka jika Jaewon sedekat ini dengan Jennie.

"Udah Jenn, ayo pulang udah malam loh." ucap Jaewon.

Jennie menatap Jaewon. "Gue, udah anggap dia sebagai nenek gue sendiri Tae. Dan, sekarang gue nggak bisa ketemu dia lagi. Bahkan, gue nggak bisa nangis sekalipun ketika orang yang gue sayangi meninggal. Gue benci sama diri gue sendiri." balasnya lemah lalu menenggelamkan wajahnya di dalam kedua telapak tangannya.

Jaewon menatap simpatik gadis yang ia sukai.

Jaewon benar-benar menyukai Jennie, walau Jennie hanya menganggap dirnya teman.

Tangan kekar pemuda itu, menangkup pundak Jennie kedalam pelukannya untung tanpa penolakan apapun dari gadis itu.

Di seberang mereka, Taeyong menggenggam erat tasnya, ketika melihat satu-satunya gadis yang ia sukai berada di pelukan pemuda lain.

Taeyong menyukai Jennie sejak ia tau bahwa kepribadian Jennie tak sama dengan penampilanuarnya.

---

Sejak hari itu, Taeyong tak lagi mengikuti Jennie, karna ia sudah pindah rumah dan mulai membawa mobil.

Namun sejak hari itu, Taeyong sering memperhatikan Jennie disekolah.

Dan, Taeyong juga mulai melakukan hal-hal kecil seperti ia men-follow akun instagram milik Jennie.

Saat Jennie mengupload foto, Taeyong akan berteriak di dalam hati sembari membantin, 'Ya ampun, ternyata bidadari bener-bener cantik, aigooo!'

Yong yong, mabuk cinta mah gitu.

Taeyong selalu berharap bisa sekelas dengan Jennie dan akhirnya, di tahun 2016 terkabul.

Taeyong selalu memperhatikan Jennie, hingga Taeyong tau bahwa Jennie suka bergonta-ganti pacar. Dan sering melakukan one night stand di klub yang sering Jennie kunjungi.

Jujur, Taeyong benar-benar cemburu dan tak ingin Jennie bersikap seperti itu. Tapi, Taeyong tau bahwa, Jennie tak akan pernah memandangnya.

Hingga seluruh tradegi itu terjadi.

Haiiii. Maaf hiatus kelewatan. Sumpah ya, banyak banget kendala.

Aku tuh sampe mau UNPUBLISH ini cerita karna nggak ada wangsit buat nulis.

Give me more WANGSIT dong gais, biar nggak kenak writers block:((((

Oh iya bonus:

Oh iya bonus:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


D4mnnn,,,,,

Crush.一Lee Taeyong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang