Chap. 14

5.9K 1K 108
                                    

Jennie menepikan anak rambut miliknya di telinga menggunakan jari-jari tangannya.
Kemudian gadis cantik itu berbaring menatap langit-langit kamarnya.

Pikirannya melayang kembali saat di perpustakaan tadi bersama Johnny.

Jennie tak mengerti bagaimana cara agar ia bisa menjelaskan lebih detail pada Taeyong.

Gadis itu seperti menjilat lidahnya sendiri-saat berkata pada Vernon bahwa ia takkan menyukai Taeyong, bahwa Taeyong hanyalah berupa bahan taruhannya sendiri.

Dan sekarang? Setelah melewati dua minggu bersama Taeyong dengan perasaan cinta satu sama lain membuat Jennie hampir berubah 180 derajat dari sifat aslinya.

Taeyong mengajarkan banyak kehidupan positif baginya. Dan Taeyong sukses membuatnya merasa takut kehilangan.

Thanks to Taeyong.

Bicara tentang Taeyong, Jennie jadi teringat bahwa dari saat pulang sekolah tadi, Taeyong belum menghubunginya.

Jennie membangunkan tubuhnya lalu mengambil hape miliknya.

Jennie: yong?


Lima belas menit berlalu, namun tanda-tanda dibaca tak terlihat, apalagi balasan.

Jennie memutuskan untuk menghubungin hape milik Taeyong.

Terdengar sambungan terdengar, beberapa detik kemudian telepon diangkat.

Yeobosseo?

Wait. Ini bukan suara Taeyong, atau pun cowok lainnya. Ini suara perempuan.

Jennie menelan ludahnya,

❝Taeyong?❞ ujarnya serak.

Taeyong nya lagi tidur Jenn. Ini aku Sana.❞

Matanya membulat.

Sana?

Sa...na?

❝Oh. Lo 'kok bisa sama Taeyong? Maksud gue-Taeyong tidur?❞

Iya dia lagi tidur, dia tadi nyuruh aku ke rumahnya. Kami ada project buat olimpiade biologi bareng Jenn

Pip.

Cukup. Jennie memejamkan kedua matanya mematikan sambungan teleponnya sepihak.

···

"Kamu yakin mau seperti ini?" Gadis manis itu menatap pemuda tampan yang tampak datar di hadapannya.

Pemuda itu menatap gadis manis di depannya, "Kamu percaya sama aku 'kan San?"

Sana menatap Taeyong sebentar, tak lama ia mengangguk pelan.

"Aku percaya sama kamu Yong."

Kemudian Sana membalas genggaman tangan pemuda itu.



···

Jennie berjalan dengan langkah cepatnya menuju parkiran sekolah, saat di sana sudah ramai yang di sebabkan kedua orang yang turun dari satu mobil.

Orang itu, Taeyong dan Sana.

Iya, mereka berangkat bareng.

Jennie berhenti di depan Taeyong, memblokir kedua insan tersebut.

"What's going on here?!" nada keras terdengar dari ucapan Jennie.

Sana terdiam hanya menatap gadis yang menatap Taeyong di depannya.

Taeyong, membalas tatapan Jennie.

"Gue sama Sana berangkat. Itu yang terjadi. Lo nggak liat?" balas Taeyong datar yang membuat orang-orang di sana terkejut, termasuk Jennie.

"Yong?"

"Jenn. Kita sampai di sini aja."

Jennie mengedipkan kedua matanya.

Apa?

"Kita putus Jenn."

Kedua kaki Jennie melemas di tempat. Hampir saja ia terjatuh, jika saja Taeyong tak sigap menompang bahu gadis itu.

Jennie langsung saja melepas kasar pegangan Taeyong.

Jennie baru saja akan menangis, jika saja Rose tak menariknya pergi dari sana.

Dan di tengah genggaman sahabatnya itu, tangis gadis itu pecah juga.

···

"Gue udah tau Jenn." Rose menatap Jennie di depannya dengan perawakan yang tak lagi rapih akibat tangisan gadis itu.

Jisoo dan Lisa memeluk masing-masing bahu gadis itu, setiap saat memberikan tissue untuknya.

"Ahh, bukan cuman gue. Tapi, kita bertiga udah tau kalau lo beneran sayang sama dia." Rose bersuara kembali.

Jennie kembali menangis dengan sesegukkan. Rasanya sakit, seperti saat melihat papanya dengan wanita lain.

Tapi kenapa Taeyong tadi masih saja peduli akan dirinya?! Kenapa.


Jisoo berdehem pelan.

"Kita bakalan bantuin lo buat jelasin ke Taeyong."

"Enggak, udah nggak usah. Dia udah sama Sana. Semua juga percuma. Lagi pula, dia nggak tau tentang masalah taruhan itu. Itu berarti, dia cuman main-main sama gue."

Diam-diam Lisa mengamini ucapan Jennie.

Taeyong belum tau tentang taruhan itu. Tapi kenapa, Taeyong tega bersifat seperti itu?

Cokiber kelasnya itu ternyata brengsek.

Dan semua cowok sama saja, bagi Lisa.

Itulah mengapa Lisa tak menginginkan bermain dengan para lelaki, apalagi sampai berkomitmen; pacaran.

···

"Apa semua bakalan baik-baik aja, lo yakin?"

"Semua bakalan baik-baik aja. Asal lo nggak kasih tau apa yang sebenarnya terjadi."

···

Crush.一Lee Taeyong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang