Hari ini Taeyong bingung dengan sikap Jennie. Dari saat Jennie di sekolah, Jennie cuman diam dan termenung saja.
Taeyong sih sebenernya nggak terlalu kepikiran karna juga saat istrirahat pertama, pemuda itu ke perpustakaan bertemu Sana di sana. Berbincang tentang pelajaran yang menurut Sana susah. Untung saja, Sana tak membicarakan tentang hubungan Taeyong dan Jennie. Karna, dirinya akan bingung untuk menjawab apa.
Seperti saat ini, saat pelajaran pak Kim. Jennie lagi-lagi di tegur oleh guru itu, karna tak fokus. Hanya melamun dengan fikiran kosong, membuat Jennie di keluarkan dari kelasnya.
Taeyong mendesah, lalu mengalihkan pandangannya-berpapasan dengan Jisoo yang menatapnya menyerit. Dan tak hanya Jisoo yang menatap Taeyong, seluruh teman sekelasnya menatapnya dengan penuh tanya.
Lah ngapa jadi gue yang kena dah?
Mau nggak mau Taeyong, langsung permisi pada pak Kim dengan alasan akan melatih junior sekolahnya untuk olimpiade Biologi-memang benar Taeyong di tugaskan untuk itu, namun bukan sekarang, seminggu lagi tepatnya.
Dan pak Kim mengizinkannya.
···
Jennie hanya menatap kosong kantin sekolahnya. Sekelebat bayangan isi rumah tadi malam bermain di fikirannya.
Kata-kata yang membuat kepalanya bak di timpuk beribu ton batu besar.
Kata-kata yang tak ingin di dengar dari kedua orang tuanya.
Kata-kata yang ia kutuk.
Dan tadi malam, di ucapkan oleh sang papa.
Sadar kata 'cerai' terucap dengan lantang oleh papanya, tak membuat ia menangis. Jennie benci menangis, ia ingin menangis namun rasanya tak bisa. Rasanya, seperti ia ingin bunuh diri saja.
Menatap punggung Jennie disana, Taeyong melangkah menghampiri pacar nya itu.
"Lo kenapa?" ucapnya setelah duduk di samping Jennie.
Jennie menoleh, menatap Taeyong di sana.
Gadis itu menghela nafasnya pelan, "I'm perfectly great"
"Bohong."
Jennie mendengus, memasang senyum menggodanya.
"Kenapa? Lo khawatir yaa,"
Taeyong mendesis menatap Jennie. Pemuda itu tahu, Jennie tidak benar-benar sedang menggodanya.
"Lo kenapa? Gue bakalan terus nanya seperti itu terus. Sampai, gue dapetin jawaban yang sebenarnya dari lo." sanggah Taeyong.
Melihat Jennie masih terdiam dan membuang tatapannya dari Taeyong, membuat Taeyong mendengus lalu berdiri dari tempatnya menuju jajanan kantin.
Jennie hampir saja terpekik, saat pipi kanannya merasakan hawa dingin-yang ternyata akibat minuman dingin yang di tempelkan oleh Taeyong.
"Minum, abisin."
Jennie menatap sebentar minuman yang masih di tangan Taeyong tersebut, lalu mengambilnya dan menuruti perkataan Taeyong.
Taeyong masih memperhatikan Jennie di sana.
Ia bertanya-tanya sebenarnya apa yang terjadi.
"Pulang nanti, temenin gue ke mall ya, Yong?" Jennie kemudian menutup botol yang sudah kosong.
Taeyong mengangguk tanpa bertanya banyak.
···
"Lo yakin, lo nggak apa-apa Jenn?" Rosé menatap sahabatnya yang sedang membereskan buku-buku di mejanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush.一Lee Taeyong ✔
Cerita PendekTaeyong nya kalem, Jennie nya bringas. Berawal dari taruhan yang di buat Jisoo, Lisa, serta Rose, membuat semuanya rumit. "SEMUA CHAPTER DI PRIVATE" ▪▪▪ #55 in short story (09/08/17) #33 in short story (10/08/17)