32. Maaf

636 65 3
                                    


Akhir-akhir ini Rara sering menghabiskan waktunya di rooftop sekolah. Setiap jam kosong mesti dia pergi kesini. Sendiri tentunya.

Ini sudah 2 bulan semenjak kejadian itu. Hubungan Rara dengan Hoshi memburuk. Mereka berdua saling diam.

Dilain sisi Wonwoo semakin dekat dengan Rara. Namun hubungan mereka masih belom jelas.

Emi dan Caca sudah tahu masalah Rara, hampir saja Emi ingin sekali melabrak Hoshi. Tapi yakali waketos dilabrak. Yang ada auto masuk BK.

"Kenapa coba gue suka sm tuh sipit??" kesal Rara sambil jalan menaiki tangga.

"Dasar yuna wanita kadal!! Kesel kesel bange--ADAW!"

Sial.

Rara terjatuh saat akan menginjak anak tangga yang terakhir. Beruntung cuma lutut Rara berdarah sedikit.

"Tai banget ahh" Rara bangkit sambil tetep ngedumel gak jelas.

Rara ngebuka pintu rooftop,




Ceklek

Wushh






Seketika angin berhembus cepat membuat rambut panjang Rara beterbangan. Rara suka hal ini karena menurutnya bisa ngebuat pikiran tenang sejenak.

Rara mengedarkan pandangannya di sekitar rooftop sampai tak sengaja dia membuat eyecontact dengan seseorang yang sebenarnya sedang tidak ingin ia temui saat ini.

Dengan malas, Rara berbalik hendak pergi.

"Biar gue aja yang pergi" kata Hoshi datar.

Rara cuma diem sambil menunduk.

Emg harusnya gitu.

"Katanya kakak aja yg pergi? Napa masih di situ?" tanya Rara. Gak sopan memang, ah Rara udah bodo amat.

Hoshi menghela nafasnya dia beranjak, sejenak dia melirik lutut Rara yang tdi terluka lalu Hoshi pun pergi.

Rara bernafas lega.

Dia berjalan lalu duduk di pinggir rooftop dengan kaki menjuntai ke bawah.

"Jadi inget dulu" gumam Rara.

Ya dulu, saat dia pertama kali ke rooftop. Waktu itu juga dia pertama kali ngobrol sama Hoshi.

"LOH KOK GUA FLASHBAK SIH--ASTAGHFIRULLAH!" Rara tersentak ketika seseorang menepuk pundaknya.

Dia pun menoleh dan melihat laki-laki tadi, Hoshi. Buat apa dia kesini lagi, pikirnya.

"Balik" perintah Hoshi

"Ha?"

"Ngadep sini"

"Ngapain?"

Hoshi ngehela nafasnya, lalu dia memutar paksa badan rara agar menghadapnya. Ngerti kan?

"Coba gue liat lutut lo"

"Gak pp, cuma luka dikit aja"

"Gue obatin"

"Gak us--"

Hoshi langsung berlutut. Dia ngebuka kotak P3K yang diambil dari UKS tadi. Dengan telaten, Hoshi mulai ngobatin luka di lutut Rara. Hoshi memang cukup hebat dalam ngobatin luka, dia kan dulu anak PMR.

Tapi cukup jago juga bikin anak orang sakit hati.

Hiya hiya.

Hening.

"Kakak kenapa sih?" tanya Rara memecahkan keheningan.

"Kenapa gimana?" tanya balik Hoshi sambil tetap ngobatin lutut Ahra.

"Kenapa tiba-tiba kyk gini?"

Tiba-tiba tangan Hoshi berhenti. Hoshi terdiam, dia tidak tau harus jawab apa.

"Lain kali hati-hati kalo jalan" kata Hoshi mengalihkan pembicaraan.

Rara tertawa hambar "Haah..."

"Maaf"

Rara kembali tertawa namun kali ini disertai air mata mengalir deras.

"Maaf"

"Bisa nggak sih ngomong selain kata 'maaf'?! " kesal Rara.

"Maaf"

"Gue benci sama lo, kak"

Sedetik kemudian Rara berdiri, lalu pergi meninggalkan Hoshi.

Hoshi pun mengacak rambutnya frustasi.






























"Gue bingung ra, bingung"

--Tbc--

Makin gak jelas ceritanya :"

Chewiyygum_

Sat. Jul. 20

(Revisi)

OSIS | SVTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang