Episode 2

1K 139 13
                                    

Shin Hye melajukan lagi mobilnya membelah jalan dengan benak terbang jauh ke masa lalu. Menyenangkan sekaligus menyakitkan mengenang masa itu. Ketika untuk pertama kalinya ia mengenal cinta. Maka jangan aneh jika ada ungkapan : 'cinta pertama membuat sakit jantung'

Ia merasakan hal itu dengan sangat nyata. Hingga sempat ia tidak ingin membuka hati untuk pria mana pun. Tapi konyol, dirinya harus menderita sendiri. Akhirnya dengan sangat pelahan ia mulai membukanya sedikit demi sedikit. Lalu sekarang ia akan membuat langkah besar dengan bersedia dipertunangkan dengan seniornya di kampus.
Pria itu bernama Kim Rae Won yang 3 bulan kedepan akan menjadi tunangannya. Ia menghela napas dalam. Semoga langkahnya itu tidak salah. Dan semoga tidak akan ada penyesalan di akhir nanti atas keputusannya itu.

Shin Hye nyaris terlambat pada jam pertama masuk kelas. Untungnya tidak. Hari ini ia akan memberi kuliah hingga sekitar tengah hari, setelah itu ada pertemuan dengan beberapa petinggi dari kementerian pendidikan. Dan malam hari menghadiri gala dinner dengan pihak swasta serta beberapa akademisi dari kampusnya.
"Kau bisa temani aku?" tanya Rae Won yang datang menghampiri ke ruangannya.
"Eodiga?"
"Aku diundang ke acara gala dinner oleh pihak pengembang yang sedang membangun gedung theater di kampus kita."
"Kapan?"
"Nanti malam."
Shin Hye ragu sejenak. Siang ini jadwalnya juga menghadiri pertemuan dengan petinggi dari kementerian pendidikan.
"Aku akan menghadiri meeting penting dengan orang kementerian siang nanti, Oppa. Aku khawatir akan sampai malam." jawabnya.
"Kalau begitu kabari aku sekitar pukul 5, kau bisa atau tidak, oke?"
"Nde."
"Kalau ternyata bisa, dandan yang cantik! Sebab kita akan bertemu dengan para direktur." senyum Rae Won.
"Bu Shin tidak harus berdandan pun sudah cantik, Gyosu-nim. Terlalu cantik malah kau beresiko nanti." canda dosen pria yang berbagi ruangan dengan Shin Hye.
"Benarkah? Kalau begitu tidak perlu dandan cantik-cantik, seperti ini saja cukup." ralat Rae Won menggelinjangkan tawa orang-orang yang berada mengisi meja di ruangan itu.
"Seperti ini pun sudah cantik, tetap beresiko, Gyosu-nim." timpal yang lain.
"Wah... jadi memang beresiko untuk mengajak dia rupanya?" Rae Won menilik calon tunangannya dari atas ke bawah.
"Ajak aku saja, Gyosu-nim. Pasti tidak beresiko." canda Hee Jin, dosen junior Rae Won yang mejanya bersebelahan dengan Shin Hye.
"Oke, akan kupikirkan, Bu Hee Jin. Aku pergi dulu ya! See you!" Rae Won membagi pandangan pada 6 orang yang berada di ruangan itu, kemudian berlalu.
Yang dipamiti menganggukan kepala takjim.
Sederhana, ramah dan rendah hati. Padahal kariernya cemerlang. Siapa yang tidak bangga menjadi calon tunangannya? Shin Hye berpaling lagi ke mejanya. Bersiap untuk masuk ke kelas lagi di kelas yang berbeda.
📚

Sekitar pukul 7 malam, Rae Won menjemput Shin Hye untuk memenuhi undangan gala dinner. Shin Hye pulang sekitar pukul 5 sore, maka bisa menemani Rae Won seperti kesepakatan mereka tadi. Ia tampil sederhana tapi memikat seperti biasa. Mengenakan gaun tanpa lengan, tampak elegant dengan tatanan rambutnya yang digulung keatas. Memperlihatkan tengkuk dan lehernya yang jenjang.
Berjalan anggun di samping Rae Won membuatnya jadi sorotan orang-orang.

Tamu sudah berdatangan. Balroom itu tampak ramai dihadiri orang. Para pimpinan dan staf perusahaan kontraktor yang tengah menangani proyek prestisius, sebuah gedung theater di tengah-tengah kampus guna menunjang kegiatan perkuliahan. Langkah besar buat kampus itu sendiri.

Ada sekitar 5 orang arsitek muda yang dilibatkan dalam pembuatan gedung bernilai hystoris itu. 5 orang teknik sipil, drafter dan designer interior. Gedung yang rencananya akan dibangun diatas lahan seluas 5 hektar itu, otomatis akan membuat lahan kampus semakin luas. Hingga mempertemukan ujung dengan ujung. Dan sebagai awal dimulainya proyek pembangunan itu, pihak yang mendapat tender menyelenggarakan gala dinner. Dari pihak kampus diwakili oleh seluruh petinggi, termasuk di dalamnya Kim Rae Won yang adalah wakil dekan dari fakultas seni pertunjukan yang nanti akan sering mempergunakan gedung itu. Dia sendiri pengajar di jurusan seni theater.

Rae Won memperkenalkan Shin Hye sebagai sesama pengajar di kampus itu kepada jajaran petinggi kontraktor. Dan dia terlibat obrolan serius dengan mereka, juga dengan para petinggi akademisi dari kampusnya. Saat itulah Shin Hye melihat pasangan serasi sejak masa SMA-nya. Jung Yong Hwa dengan Seo Jung Hyun. Antara ingin menghindar dan menemui, sama besar di hatinya. Yong Hwa tidak mengetahui dirinya akan turut hadir di acara itu, dan tidak masalah menghindarinya. Namun juga ada rasa rindu untuk bertemu mereka berdua sebab keduanya adalah teman lama. Terlebih ingin sekali mengobrol dengan Seo Hyun setelah Yong Hwa banyak mengeluhkannya. Bukan untuk menasehati atau apa pun, hanya ingin tahu kegiatannya sekarang apa. Karena Yong Hwa adalah salah satu arsitek yang tengah menangani pembangunan gedung theater itu.

Pada akhirnya mereka bertemu tanpa sengaja, saat ia menemani Rae Won yang sedang ramah tamah dengan ketua tim perancang gedung. Saat mereka berbalik, mereka hampir bertabrakan dengan pasangan Yong Hwa dan Seo Hyun.
"Yong Hwa-ya! Ow... Seo Hyun-ah, annyong!" Shin Hye mendahului menyapa.
"Shin Hye-ya! Ini benar kau, Park Shin Hye?" Seo Hyun tak kira-kira kaget.
"Tentu saja benar, aku Park Shin Hye! Mm, perkenalkan seniorku, Kim Rae Won Oppa. Ini teman SMA-ku, Oppa. Seo Jung Hyun dan tunangannya Jung Yong Hwa." Shin Hye menunjuk pasangan itu sambil menuding kepada Rae Won.
"O, Kim Rae Won imnidha! Senang bertemu dengan teman-teman lama Shin Hye. Dan..." Rae Won mengingat-ingat saat menjabat tangan Yong Hwa.
"Nde, Jung Yong Hwa imnidha. Kita sudah pernah bertemu, Kim Geu Hagjang-nim! Dua kali." sergah Yong Hwa cepat.
"Ah, nde. Benar. Anda salah satu tim perancang. Jung Geonchungga-nim. Senang bertemu Anda lagi, Arsitek Jung."
"Terima kasih, Pak Wakil Dekan."
"Kalian adalah teman SMA?" tatap Rae Won kepada mereka bertiga.
"Begitulah. Dan sejak lulus SMA, ini pertemuan pertama aku dengan temanku ini, bukan begitu Seo Hyun?"
"Nde, tepat sekali. Kau menjadi dosen di kampus ini, Shin-ah?"
"Aku mengajar di Fakultas Seni Rupa dan Oppa di Fakultas Seni Pertunjukan. Kau sendiri, apa kesibukanmu sekarang, Hyun-ah?"
"Aku seorang Designer Interior. Aku membuka usaha sendiri dan mengenal baik orang-orang itu karena aku sering bekerjasama dengan mereka. Mereka menyewaku, Shin-ah." cerita Seo Hyun.
"Wah... hebat! Kau punya perusahaan sendiri. Kapan-kapan mungkin aku bisa memakai jasamu juga."
"Tentu saja, dengan harga teman." bisik Seo Hyun membuat kedua gadis cantik itu tertawa-tawa bahagia.

Beberapa jenak mereka berempat terlibat obrolan hangat. Nyata kebahagiaan dan kerinduan di wajah 2 orang teman baik itu. Shin Hye melihat cincin yang sama ada di jari manis Seo Hyun dan Yong Hwa. Itu adalah cincin pertunangan mereka. Sedetik dadanya terkesiap melihat benda bulat itu terpasang di jari manis mereka. Tapi segera ditepisnya. Tidak lama lagi benda serupa itu ia pun akan memilikinya dengan Rae Won, pria dewasa yang ada di sebelahnya. Jangan sampai benda itu jadi mengacau konsentrasinya apa lagi rasa bahagianya bertemu teman lama.

Karena malam yang semakin larut, tak lama mereka pun pamit pulang. Shin Hye dengan Seo Hyun sempat bertukar nomer kontak. Dan mereka menyatakan masih ingin bertemu untuk lebih banyak mengobrol dan mencari kabar teman mereka yang lain. Pada pertemuan itu Yong Hwa pun lebih banyak mengobrol dengan Rae Won. Kim Rae Won yang ramah menyenangkan untuk menjadi teman mengobrol, terlebih topiknya tentang proyek yang tengah digarap Yong Hwa dengan timnya. Tapi mereka segera pamit. Yong Hwa dengan Rae Won memungkinkan untuk sering bertemu di lokasi proyek. Sedang Shin Hye dan Seo Hyun berencana akan mengatur waktu untuk pertemuan berikutnya.
📚

Bersambung...

A Heart That HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang