Episode 4

809 131 21
                                    

"Demi Tuhan, aku tidak berpikir untuk menjatuhkanmu dengan memilihkan kado itu. Kau yang salah kenapa setuju memilih kado itu." Shin Hye menolak disalahkan.
"Sekali lagi karena aku mempercayaimu, namun tak menyangka kau mengkhianati kepercayaanku. Kita tidak usah membahas masalah ini lagi, mulai sekarang kita tidak perlu saling menegur." putus Yong Hwa membuat Shin Hye ternganga.

Apa maksudnya ini? Yong Hwa marah padanya dan mengajak bermusuhan? Sungguh kekanak-kanakan. Hanya karena masalah salah pilih kado? Lalu yang mengajak dan minta dipilihkan siapa? Pria itu... pengecut sekali!
Oke, kalau memang itu maunya. Tidak masalah. Shin Hye merasa tidak bersalah. Meski begitu dia pun tidak pantang untuk meminta maaf. Tapi lihat dia! Astaga! Betul-betul seperti anak kecil.

Namun Yong Hwa menepati ucapannya, dia tidak pernah menegur Shin Hye setelah kejadian itu. Baginya pertaruhan kado itu sama dengan pertaruhan harga diri, dan ia merasa Shin Hye melecehkannya. Jangan anggap hal sepele, walau tidak memungkiri dirinya memang salah meminta bantuannya.

Sejak kejadian itu Yong Hwa betul-betul mendiamkan Shin Hye. Ia kesal karena gagal candle light dinner dengan Seo Hyun gara-gara kado pilihannya. Shin Hye sendiri tidak meladeninya. Tetap bersikap biasa, berpikir kemarahan Yong Hwa tidak akan berlarut-larut. Ia tetap menegur dan menyapa walau kadang tidak disahuti atau bila sekalinya disahuti dengan ketus.

Shin Hye bersikap mengalah. Karena ia tidak ingin punya musuh. Dan yang terpenting, di dalam hatinya yang terdalam ia tidak ingin kehilangan cowok itu. Diam-diam ia memujanya dalam hati. Ia bahkan sempat berpikir jangan-jangan dirinya cemburu saat memilihkan kado untuk Seo Hyun, makanya akhirnya tidak dipilih Seo Hyun dan memarahkan Yong Hwa.
Pendeknya ia menerima semua itu sebagai kesalahannya. Hingga pada satu moment ia menyadari semua usahanya untuk membuat Yong Hwa memaafkannya, sia-sia.

Bersama Seo Hyun ia pulang bersama menaiki bis siang itu.
"Kau mau ikut kami?" tanya Seo Hyun.
"Eodi?"
"Cowok-cowok itu semakin menggila. Hari minggu lusa mereka mengajak hicking. Kau mau ikut?"
"Hari minggu nanti aku akan temani Harmeoni senam lansia." tolak Shin Hye.
"Ayolah temani aku! Aku tidak bisa ngajak teman yang lain."
"Selain kau siapa lagi yang berangkat?"
"Ya, 3 cowok itu."
Shin Hye ragu, ia berniat ingin memperbaiki hubungan dengan Yong Hwa. Sepertinya acara hicking itu kesempatan terbaik.
"Hyun-ah, dari mereka bertiga itu sebenarnya siapa yang kau pilih? Persaingan mereka sangat serius." Shin Hye akhirnya mengutarakan rasa penasarannya.
"Pertanyaanmu sama dengan pertanyaan mereka, Shin-ah. Ini rahasia kita, oke! Sejujurnya hatiku memilih Yong Hwa. Tapi biar saja ia berusaha lebih keras lagi." senyumnya membuat sesuatu seperti terjatuh di dalam hati Shin Hye.
"Lalu tentang kado mereka, atas pertimbangan apa kau memilih kado jam tangan?"
"Atas pertimbangan kebutuhan. Aku memang membutuhkannya karena punyaku rusak, aku belum membelinya lagi. Tahu-tahu salah satu kado itu isinya jam tangan. Min Ji agaknya tahu arlojiku rusak dan ia sangat jeli memanfaatkan keadaan."
"Kalau ditanya yang paling kau sukai, yang mana yang akan kau pilih?" mata Shin Hye menyelidik.
"Mmmhhh... Kwang Hee kasih aku lampu tidur, aneh kan? Tapi dia bilang, supaya aku mengingatnya saat mau pergi dan bangun tidur saat menyalakan dan mematikannya. Yong Hwa kasih aku sepatu, dia nggak bilang apa-apa, hanya ingin lihat aku memakainya. Dan aku suka sebetulnya. Tapi aku putuskan tidak memilihnya."
"Berarti kado sepatu itu yang akan menang kalau berdasarkan rasa sukamu?"
"Iya. Walau pun pada awalnya aku tidak tahu itu dari Yong Hwa."
Shin Hye diam. Harusnya tidak ada perselisihan antara dirinya dengan Yong Hwa jika Seo Hyun memilih kado itu berdasarkan rasa sukanya. Dan benar dugaannya bahwa Seo Hyun menyukai pilihannya.

Tapi mengetahui hal sebenarnya tentang isi hati Seo Hyun yang dituturkannya, membuat ada bagian hatinya yang terasa perih. Keterbukaan Seo Hyun membuatnya tidak lagi meraba-raba akan perasaan Seo Hyun terhadap Yong Hwa. Dan dirinya terbukti bertepuk sebelah tangan. Ia mengusap dadanya yang terasa nyeri.
📚

Pada akhirnya ia menuruti keinginan Seo Hyun pergi hicking. Dan sepanjang jalan ia harus ikhlas menerima tatap tidak suka Yong Hwa atas keikutsertaannya. Tapi ia akan berlagak pilon. Dengan keluguannya ia selalu berusaha mendekati dan membantu Yong Hwa tapi juga selalu ditolaknya.
Sepanjang jalan Yong Hwa terus merengut, sama sekali tidak menikmati keindahan alam yang tersaji yang seharusnya dapat ia nikmati. Tapi Shin Hye pura-pura tidak tahu. Ia terus becanda dengan Seo Hyun, Min Ji dan Kwang Hee.

Di anak sungai, saat melintasinya mereka bermain air. Saat Seo Hyun terpeleset, cowok-cowok itu sigap menolong. Tapi dirinya yang tercebur, hanya Min Ji yang peduli. Dan terjadilah tragedi. Seo Hyun ingin menggoda para lelaki dengan nekad melewati jalan yang tidak disarankan untuk dilewati. Terpasang tanda larangan untuk dilewati. Shin Hye sudah pula melarangnya, tapi Seo Hyun tidak mendengarkan.
"Coba kalau aku melewati jalan ini mereka berani mencariku ke sini demi menemukanku?" Ia bertekad menguji cowok-cowok itu dengan sesuatu yang mengundang bahaya.
"Jangan, Hyun-ah! Bahaya. Lihat sendiri tanda X dan gambar tengkorak itu. Kita dilarang melewatinya." Shin Hye ketar-ketir.
"Tidak akan jauh, hanya sampai pohon itu saja. Setelah kuberi kode, kau teriak, nde?" Seo Hyun tidak bisa diingatkan.
"Tapi sangat bahaya. Tanpa kau harus melakukan ini mereka semua selalu memperebutkanmu. Apa lagi yang kau ragukan?"
"Justru siapa yang lebih berani menyelamatkanku di zona ini, maka aku akan otomatis memilihnya sebagai kekasihku." ujar Seo Hyun sambil melangkah memasukinya. "Sampai di pohon itu, Shin. Kau teriak, oke!"
Shin Hye tidak menyahut. Di atas sana ketiga cowok itu sedang becanda, mereka tidak tahu Seo Hyun melakukan hal gila.

Dan belum lagi tiba di pohon yang ditunjuk Seo Hyun, gadis keras kepala itu terpeleset hingga terjatuh jauh ke bawah. Jeritannya membuat orang-orang berlarian menghampiri, begitu pula trio cowok pemujanya. Tanpa mempedulikan apa pun Yong Hwa memburunya, disusul Kwang Hee dan Min Ji. Shin Hye hanya terdiam shock di tempatnya berdiri. Banyak orang yang turut memburu ke lokasi Seo Hyun terpeleset, tidak lama tim bantuan pun datang untuk menolong dengan membawa peralatan. Pukul 11.30 menit. Hampir tengah hari. Andai saja sore sedikit, akan lebih sulit untuk menolong.

Shin Hye gemetar menunggu Seo Hyun yang naik sambil ditandu. Tidak main-main pergelangan kakinya terkilir membuatnya tak mampu berjalan. Kecuali itu, semuanya baik-baik, hanya lecet-lecet kecil. Lalu apa yang terjadi dengan Yong Hwa atas insiden itu? Tak terkira marahnya pada Shin Hye. Dan semakin mempertajam kebenciannya, meski Seo Hyun mengatakan berjalan ke tempat itu adalah idenya. Shin Hye sudah memperingatkannya. Tapi tidak merubah raut wajah Yong Hwa yang teramat kesal pada Shin Hye.

Mereka pulang dengan menaiki ambulance yang mengantar Seo Hyun ke RS. Di RS yang mengurusi semuanya adalah Yong Hwa, Shin Hye segera melangkah pulang. Yong Hwa sudah sangat membencinya jika ia masih tetap berdiam diri disana, meski ia sangat mengkhawatirkan Seo Hyun. Min Ji dan Kwang Hee pun menyusul saat ia sedang berjalan ke halte. Setelah kejadian itu Seo Hyun tahu siapa yang paling teruji diantara ketiga cowok yang bersaing ketat itu. Dan berhak menerima cintanya. Shin Hye pun tahu, ia harus segera melupakan Yong Hwa yang semakin membencinya. Jangan pernah lagi berharap sikapnya akan kembali berubah seperti dulu. Tegur sapa diantara mereka berjalan sebeku salju. Bahkan saat Seo Hyun mengumumkan dengan Yong Hwa resmi berpacaran.
Baru mereka dapat bertegur sapa normal kembali ketika acara perpisahan sekolah. Sebab itu adalah akhir dari kebersamaan mereka di sekolah selama 3 tahun.

Flashback end

Bersambung....

Author aja ga suka dgn karakter YH kali ini, tdk gentle, tapi ikuti z dulu, eoh?

Biar balasannya ia terima di part berikut.

A Heart That HurtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang