•••••
"Balikan sama gue, gak ada penolakan!!" -Gazza-
"Gue cape friendzone sama lo, jadi pacar gue ya?" -Raga-
•••••
Ferra Atusyha Amanda merasa di permainkan dengan sifat Gazza Radithya Winata yang seolah memainkan nya seperti boneka. Seminggu yang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❤❤❤
Pukul 19.20 Cafetaria coffee
"Kita putus!"
Ucap Gazza, cowok berjaket hitam, plus kaos oblong nya, dan celana berbolong yang sedang tren, satu anting hitam di telinga kiri cowok itu lalu satu putung rokok di tangan nya. Terkesan badboy!
Cewek yang lebih pendek di hadapan nya menatap tidak percaya kepada sang pacar. Cewek itu menjatuhkan tas di tangan nya dan mulai menintikan air mata.
"K-kena-pa?" Tanya Ferra sambil terisak.
Gazza menghela napas. "Ehm... apa ya? mungkin karena gue udah bosen sama lo."
Ferra menatap tak percaya cowok di hadapan nya. Alasan macam apa itu? Bosan?!
Ferra mengerti setiap di dalam hubungan pasti ada kata bosan, tapi apakah hubungan itu harus berakhir? Apakah tidak bisa di perjuangkan?
Jujur jika boleh bilang sebenarnya Ferra lelah dengan hubungan nya dengan Gazza yang berjalan datar-datar saja tetapi Ferra tetap bertahan sampai hampir tiga tahun ini.
Lalu kenapa Gazza tidak bisa untuk bertahan seperti yang dilakukan nya?
"Bosen? Alesan Gazza gak masuk akal! Nggak, pokok nya aku gak mau putus sama Gazza titik!"
Gazza tesenyum masam. "Loe mau tau alesan gue yang sebenarnya mau putus dari elo?" Seperti bocah polos, Ferra langsung mengangguk cepat.
"Karena gue bosen sama sikap cerewet lo apalagi sifat posesif lo" Ucap Gazza sambil menatap Ferra dengan pandangan entah apa. "Itu alasan gue, udah puas kan lo."
Ferra mengusap air mata nya lalu tertawa mengejek, lebih tepat nya mengejek kepada dirinya sendiri.
"Aku gak tau kalo kamu cape sama sikap aku yang terkesan cerewet dan posessif menurut mu. Aku cuma beranggapan kalo sifat aku kaya cewek-cewek lain yang perhatian sama pacar nya. Maaf ya gak terlalu peka." Ucap Ferra.
"Gazza mau putuskan? Kalo itu mau Gazza, Ferra akan terima walau nyatanya nyakitin hati Ferra." Ferra meraih tas yang tadi ia jatuhkan.
"Ferra pergi dulu ya Gazza... oh ya, jangan terlalu pulang malem gak baik buat badan Gazza, jangan suka ngerokok boleh merokok tapi jangan sering dan jangan suka begadang, makan tepat waktu, belajar buat bangun pagi ya Gazza dan jangan telat, maaf ya Ferra cerewet, aku lupa kalo kamu gak suka, yaudah Ferra pergi ya..."