•••••
"Balikan sama gue, gak ada penolakan!!" -Gazza-
"Gue cape friendzone sama lo, jadi pacar gue ya?" -Raga-
•••••
Ferra Atusyha Amanda merasa di permainkan dengan sifat Gazza Radithya Winata yang seolah memainkan nya seperti boneka. Seminggu yang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Raga melihat mobil hitam yang melintas di depan melewati mobil nya. Raga menghela napas sambil mengatur emosi nya, jika saja Raga lebih cepat sepuluh menit sampai di rumah Ferra pasti Ferra tidak akan mengirimkan pesan yang membuat nya kembali kecewa dan Ferra tidak akan berada di mobil itu tetapi di dalam mobil nya.
"Gue selalu kalah cepet dari Gazza. Gue heran, lo yang gak pernah peka atau gue yang terlalu berharap?"
Ngenesanjirr!
"Yaudah lah kalo gini jadi nya mending gue maen ps di rumah." ucap Raga sambil memasang senyum, seolah ia tidak pernah merasakan sakit.
----------
Canggung...
Ya, Ferra merasakan canggung saat ini berdua bersama Gazza, biasanya jika dulu Ferra sedang berbicara panjang lebar dan sesekali manja dengan Gazza. Tetapi saat ini Ferra sangat sadar jika semua itu tidak lagi berhak untuk Ferra.
Tadi saja saat di pemakaman Ferra ingin sekali menangis dan mencurahkan semua yang ada di dalam hati nya kepada orang tua nya tapi semua itu sirna saat melihat wajah Gazza yang terlihat begitu tenang dan damai saat memimpin bacaan doa untuk ke dua orang tua nya.
Berpacaran dengan Gazza selama dua tahun lebih membuat Ferra tau jika Gazza yang berandalan, bego, badboy dan suka membantah aturan tetap mempunyai banyak kelebihan yang membuat Ferra takjub.
Saat bertemu Gazza untuk pertama kali nya, Ferra langsung menyukai Gazza yang sangat berbanding terbalik dengan tipe cowok nya. Tapi saat mengenal lebih dekat dengan Gazza, Ferra mengerti satu hal 'bahwa jangan memandangseseorangdaridepannyasajaataudarisebuahpenampilannya.'
"Di rumah ada siapa?" ucapan Gazza tiba-tiba membuat Ferra terkejut.
"Eh? Di rumah? Ehm... Di rumah cuma ada bi Su dan mang Pus." jawab Ferra.
"Gue mau lo bikinin gue pancake."
Ferra langsung melengoskan kepala, untuk melihat Gazza. "Beneran? Tapi bukan nya---"
"Gue laper, lo ihklas kan bikinin buat gue?"
Ferra mengangguk.
"Di rumah, beneran cuma ada bi Su dan mang Pus doang?"
"Iyah, ka Vero lagi pergi ke luar kota."
"Lah, terus itu mobil bi Su ama mang Pus cakep amat? Pembantu jaman now yang bisa beli mobil secakep majikan nya." ucap Gazza saat melihat mobil keluaran terbaru dengan mulus nya terparkir di garasi rumah Ferra.