1회

3.6K 245 37
                                    


Reinkarnasi. Setiap orang memiliki cara reinkarnasi berbeda-beda, tergantung bagaimana dirinya menjalani kehidupan sebelumnya, ada yang kembali ke tubuh sebelumnya, ada juga yang menjadi tubuh yang lain.


Yoona menatap namja putih yang berdiri tak jauh darinya dan sedang menatap kearahnya.
Yoona mendesah. "Siapa dia sebenarnya? Aku seperti mengenalnya."
"Im Yoona."
Yoona menoleh dan mendapati Hyukjae mendekatinya. "Wae?"
"Tadi namja tinggi itu meninggalkan pesan kalau dia harus kembali kekantor."
"Aaah aku meninggalkannya saja tadi."
Hyukjae mengangguk. "Ah matta, aku dengar tadi Wakil Direktur yang baru menemani keluarga Pasien saat kau melakukan operasi."
"Wakil Direktur Baru?"
"Nee."
"Aku tidak bertemu siapapun tadi."
Hyukjae mengangkat bahu. "Bersiaplah, ini sudah mau jam makan malam. Bukankah kau akan makan malam bersama."
Yoona melompat dari kursinya dan berhasil membuat yang lain terkejut atas sikapnya. "Aku lupa serunya."
"Ckck.. Cepat ganti bajumu nanti pasangan kencanmu pergi."
"YA, JANGAN BICARA SEMBARANGAN KAU."
Hyukjae kembali mengangkat bahunya. "Aku harap kencan butamu berhasil."
"Im seonsaengnim ingin kencan buta?" sahut Irene.
"Nee. Di umur yang hampir 32 tahun. Dia harus segera menikah atau dia tidak akan punya anak." Jelas Hyukjae lalu menatap Irene. "Kau juga... Kau harus mendapatkan pacar atau orang yang akan menikahimu, kalau tidak kau akan berakhir seperti Im Yoona."
"Nee seonsaengnim." Sahut Irene membuat Mingyu menggeleng.
"Kau juga Kim Mingyu."
"NEE."

^1^

"Hei, kau juga makanlah." Ujar Nyonya Im pada menantunya.
"Nee eomonim."
Nyonya Im tersenyum dan melihat jam tangannya. "Gadis itu terlambat lagi." Gumamnya kesal. "Kau sudah menghubungi adikmu?"
"Dia sedang di jalan eomma."
"Im Yoona tidak pernah berubah." Gumam namja tinggi itu dan mendapatkan pukulan dari istrinya. "Wae? Dia bahkan tidak menyapaku saat aku ada rapat di rumah sakit tempat dia bekerja. Bocah itu benar-benar. Sebenarnya eomma makan apa saat menggandungnya dulu."
"Yeobo."
"Saat mengandungnya eomma berulang kali datang ke sekolahmu karena kau sering bertengkar dengan temanmu, Im Juhwan."
Juhwan mendengus kesal.
Tuan Im berdeham.
"Aboenim belum ingin makan?"
Tuan Im menggeleng. "Aku akan menunggu Yoona. Kalian duluan saja."

Yoona masuk kedalam restoran dengan terburu-buru dan berlari kecil menaiki tangga dimana termpat keluarga mereka sering makan malam bersama.
"Ini dia." Terang Jinwoo membuat semua orang menoleh.
"Jweisonghaeyo. Aku terlambat."
Tuan Im tersenyum. "Gwencana. Duduklah."
"Nee Appa."
"Ayo Agashi."
"Nee eonni." Ujarnya kemudian duduk didepan kakak iparnya itu.
"Bagaimana pekerjaanmu?"
"Berjalan lancar appa." Ujarnya membuka lipatan kain.
"Besok aku akan ke rumah sakit itu, bila bertemu denganku lebih baik kau tidak lewat didepanku daripada aku sakit hati karena tidak dikenali adik sendiri."
"Yeobo/Juhwan-ah."
"Ada apa besok ke rumah sakit?" tanya Tuan Im.
"Besok akan ada rapat pemegang saham untuk meresmikan Wakil Direktur Rumah Sakit yang baru, yang aku dengar tadi putra Song Sanjangnim yang akan mendudukinya."
Tuan Im mengangguk. "Yoona-ya kau juga harus bekerja dengan baik."
"Nee Appa."
Nyonya Im mendesah. "Bisakah kita tidak membahas pekerjaan di saat kumpul keluarga?"
"Nee. Aku juga sudah bosan mendengarnya." Sahut Jinwoo.
"Baiklah, ayo makan."

"Ada apa Appa tiba-tiba mengajak kami makan malam bersama?" tanya Yoona sambil menyantap Dessertnya.
"Membahas tentang perjodohan Jinwoo." Celetuk Nyonya Im membuat semua orang tersentak.
"Aku?" seru Jinwoo.
"Nee. Kau harus segera menikah."
"Aboeji." Seru Jinwoo. "Aku belum mau menikah. Suruh Yoona saja."
"Ya, kenapa bawa-bawa aku? Aku juga belum mau menikah. Enak saja menyuruh orang."
Nyonya Im mendesah. Kedua anak kembarnya itu tidak akan tahu tempat untuk berdebat.
"Tidak langsung menikah, kalian bisa saling mengenal lebih dulu."
"Shirreo. Aku tidak mau." Tolaknya.
Terdengar suara deringan ponsel membuat Yoona meraih ponselnya. "Yeobseyo.. Nee? Aaah baiklah saya akan kesana." Ujarnya cepat.
"Waeyo Agasshi?"
"Dari rumah sakit. Aku harus kesana."
Jinwoo bangkit dengan kesal. "Kajja, aku akan mengantarmu."
"Im Jinwoo!"

arZt season 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang