Joongki mengendap-endap masuk kedalam ruangan kekasihnya saat yeoja itu sibuk mencari berkas yang ada didalam lemari.
"OMO KAPJAGYA." Seru Yoona saat sebuah tangan berada di pinggannya.
"It's me."
Yoona menghela nafas lalu memukul lengan kekasihnya itu. "Kau ingin kubunuh hah?"
Namja itu terkekeh dan mengeratkan pelukannya. "Aku ingin mati bersamamu."
"Oh My God. Kau mengerikan tuan Song."
Joongki mencium pipi kekasihnya itu dari samping. "Jangan lupa nanti malam kita akan makan malam bersama keluarga besarku."
"Ye? Apa Song Jinah akan ikut?"
"Tentu saja, ayahnya adalah adik ayahku. Tentu saja dia akan datang."
Yoona yang sibuk membaca berkas itu hanya mendengus. "Aku benar-benar malas bertemu dengannya."
"Eii jangan begitu. BUkankah sudah satu bulan lebih kau tidak bertemu dengannya, mungkin saja kau... rindu."
"YE? Rindu? Aku tidak sudi."
"Tapi kau selalu merindukanku kan?"
Yoona mengangguk. "Keuromyo. Aku bahkan merindukanmu setiap aku bernafas."
"Aaah senang mendengarnya. Kau sudah selesaikan?" Yeoja itu mengangguk. "Kajja aku akan mengantarmu pulang."
"Nee.""Sayang kau tidak perlu gaun baru."
Sora berbalik. "Waeyo? Bukankah nanti malam kita akan makan malam bersama keluarga Song?"
Juhwan menggeleng. "Kita tidak akan makan malam bersama, kita duduk di meja yang berbeda."
"Tetap saja itu namanya makan malam suamiku."
Namja itu menggaruk tekuknya yang tidak gatal. "Kau tidak perlu membeli gaun hanya untuk terlihat cantik karena memakai apapun kau tetap cantik Nyonya Im." Ujarnya malu, bahkan wajah namja itu merah padam.
Sora yang mendengar itu tersenyum malu. "Keurae? Kalau begitu izinkan aku tampil lebih cantik dari sebelumnya dengan membeli gaun ini."
Juhwan mendesah lalu mengangguk. "Keurae, beli saja apapun yang kau mau." Ujarnya membuat sang istri tersenyum lebar dan mendaratkan ciuman di bibirnya. "YA, kita sedang di depan umum."
"Wae? Kitakan sudah menikah, tidak salahnya mengumbar kemesraan."
Namja itu menutup wajahnya lalu pergi menuju tempat duduk yang disediakan pemilik butik sedangkan Sora tekikik geli melihat tingkah suaminya itu."Nanti malam kau tidak perlu ikut." Tegas tuan Im pada Jinwoo.
"Aah wae? Akukan kakaknya Yoona, apalagi ini pertemuan antar keluarga."
Tuan Im menggeleng tegas. "Kalau kau ikut, kalian berdua akan berdebat sepanjang makan malam dan itu membuat Appa malu."
"Aboeji..." rengek Jinwoo.
"Tidak."
"Makanya cari pacar sana." Sahut Nyonya Im yang entah sejak kapan bergabung dengan mereka berdua yang sibuk menonton tv.
"Eomma."
"Ibumu benar. Cepat cari yeoja yang bisa kau bawa di pernikahan Yoona dan Joongki."
"YE? Yoona dan Joongki-ssi? Mereka akan menikah."
Nyonya Im mengangguk. "Nee. Eomma setuju bila Yoona menikah dengan Joongki."
"Appa juga. Dia namja yang baik dan sepertinya gen ayahnya tidak terlalu banyak di tubuhnya."
"Appa yakin?"
Tuan Im mengangguk. "Dia mudah di pengaruhi dan itu sangat menguntungkan kita."
"Tapi bagaimana keluarga Song akan semena-mena pada kita?"
"Tidak akan. Nanti malam Appa akan membuat mereka semua malu atas apa yang mereka lakukan."
"Yeobo.. kau ingin balas dendam?"
"Nee." Tegasnya.
"Aboeji.. Ini akan menyakiti Joongki dan bila namja itu tersakiti, uri Yoona juga tersakiti."
Tuan Im mendesah. "Apa kau kira Appa menerima semua ini dengan lapang dada?" Namja paruh baya itu menggeleng. "Tidak. Aku bukan namja yang mudah berlapang dada atas apa yang mereka lakukan pada anak-anakku."
Nyonya Im menghela nafas kasar. "Inilah sifat yang paling tidak aku sukai darimu. Jangan terlalu dendam, itu akan merusak hatimu sendiri."
"Mereka sudah menyakiti hati putriku lebih dulu. Mata harus diganti dengan mata, hati harus diganti dengan hati dan harta harus diganti dengan harta." Tuan Im menatap istri dan putranya. "Aku akan membuat Yoona memiliki rumah sakit itu tanpa dicurigai oleh mereka.""Aku akan menjemputmu nanti."
"Tidak usah. Lebih baik kau menemani ayahmu saja. Aku bisa pergi bersama kedua orangtuaku."
"Kau yakin?"
Yoona mengangguk. "Aku tidak ingin keluargamu berpikir aku mempengaruhimu."
"Eii tentu saja tidak."
Yeoja itu tersenyum lalu mengecup pipi kekasihnya. "Aku keluar. Sampai bertemu nanti malam." Ujarnya namun Joongki menahannya. "Wae?"
Namja itu menggeleng lalu mendekatkan wajahnya dengan wajah yeoja itu dan mengecup bibir sang kekasih, menyedotnya dengan lembut lalu melepaskannya. "Sampai jumpa nanti malam."
Yoona tersenyum malu lalu mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
arZt season 4
Fanfiction"Aku tidak tahu bagaimana kehidupan kita sebelumnya tapi yang aku tahu, kau ditakdirkan untukku." Song Joongki -pewaris tunggal rumah sakit besar di Seoul- kembali ke Seoul setelah hidup di Amerika selama 4 tahun. Selama 7 tahun terakhir dirinya sel...