"Im Yoona?"
Yoona yang sibuk membaca karte pasien berbalik dan mendapati yeoja paruh baya menatapnya dengan takjub.
"Im Yoona, meutchi?"
"Omo.. eomonim." Segera Yoona memeluk yeoja itu.
"Aigoo eomonim benar-benar merindukanmu."
Yeoja itu tersenyum. "Kapan eomonim datang?"
"Semalam dan pagi ini rencananya kami ingin memberikan kejutan pada Hyukjae." Yeoja paruh baya itu melihat sekitarnya. "Aku tidak menemukannya sejak tadi."
"Aaah Hyukjae sedang ada urusan. Bagaimana kalau menunggu di ruangan tim kami saja?"
"Apakah boleh?"
Yoona mengangguk. "Tentu saja. Ayo eomonim." Ujarnya lalu beralih pada suster Kepala. "Saya mengantar orang tua Lee seonsaengnim dulu."
"Nee seonsaengnim." Jawab suster Kepala Kang menatap kepergiaan dua orang itu. "Kenapa aku tidak asing dengan senyuman itu. Senyuman Im seonsaengnim mengingatkanku pada seseorang."Hyukjae bersandar pada dinding, buket bunga besar berada ditangannya. Orang-orang yang melewatinya saling berbisik, membicarakannya.
"Bukankah dia Lee Hyukjae sunbaenim? Bukankah dia sudah menjadi dokter spesialis bedah umum di rumah sakit Universitas? Kenapa dia disini?"
"Aku tidak tahu. Sepertinya dia menunggu seseorang."
"Pacarnya? Wah beruntung sekali yeoja itu. Meskipun dari keluarga miskin, Lee Hyukjae seonsaengnim benar-benar keren."
Yang lain mengangguk. "Para anggota trio kere itu benar-benar keren. Meskipun mereka bertiga dari keluarga miskin, mereka punya otak yang cemerlang. Apalagi Im Yoona sunbaenim, dia yang paling pintar."
"Jung Soomin sunbae juga keren, dia menikahi seorang Jaksa terkenal."
"Daebbak."
Pintu terbuka membuat Hyukjae berdiri dengan sempurna dan menggenggam buket bunga itu.
"Seonsaengnim." Panggil seseorang membuat namja itu mendongak.
"OMO." Seru para mahasiswa itu. "Hoksi apa Lee Hyukjae sunbaenim mendekati Irene sunbae?"
Hyukjae tersenyum lalu menyodorkan buket bunga pada anggota timnya itu. "Untukmu."
"Jinjja?" serunya riang. "Gomawo seonsaengnim."
Namja itu menghela nafas lega. "Bagaimana hasilnya?"
Irene tersenyum lebar. "Aku lulus."
"Jinjjaro?"
Yeoja itu mengangguk dan membuat Hyukjae memeluknya erat hingga membuat orang-orang yang melihat adegan itu berteriak tertahan.
"Chalhaesseo."
"Seonsaengnim."
Hyukjae melepaskan pelukannya lalu mengacak rambut yeoja itu kemudian menjulurkan tangannya. "Kajja, aku akan mentraktirmu makan siang."
Irene mengangguk dan menerima uluran tangan namja itu.Joongki membaca berkas yang baru saja ia dapatkan. "Kau yakin ini semua valid?"
Taehwan mengangguk. "Nee Daepyonim. Saya mendapatkannya dari orang yang terpercaya."
Namja itu menghela nafas.
"Keundae.. Daepyonim.." Joongki mendongak. "Kenapa Anda ingin sekali mencari tahu tentang semua ini?"
Joongki tersenyum. "Aku merasakan ada sesuatu yang aneh antara kerja sama ayahku dengan keluarga Im."
"Ye?"
"Dari sini kita bisa lihat kalau ayahku dan tuan Im sudah berteman sejak mereka sekolah. Lalu mereka kembali bertemu setelah kakekku mendirikan rumah sakit ini dengan ayahku yang masih menjadi dokter spesialis sedangkan tuan Im sudah memiliki perusahaan yang sangat besar. Apa kau tidak merasakan keanehan?"
"Aneh? Hoksi apa mungkin tuan Im mengincar sesuatu dari keluarga Anda?"
Joongki menggeleng. "Bukan itu. Lebih tepatnya keluargaku mengincar sesuatu dari keluarga Im."
"Nde?"
"Kekuasaan dan kekayaan. Itulah keinginan keluargaku." Namja itu bersandar di kursi kebesarannya. "Tuan Im memiliki banyak anak perusahaan, beliau juga menjadi pemegang saham utama di beberapa perusahaan besar. Beliau sangat menyukai resiko karena itu dia sering membeli saham dan keluargaku memanfaatkan kebaikan hati tuan Im sampai sekarang."
"Bagaimana cara mereka memanfaatkannya?"
Namja itu tersenyum. "Dengan menjodohkanku dengan putri tuan Im dan dengan menjodohkan Song Jinah pada Hong Jonghyun. ¼ kekayaan keluarga Hong adalah milik keluarga Im. Beginilah keluarga Song hidup selama ini."
Taehwan terdiam. "Ini benar-benar rumit."
"Ayahku pikir dengan dia menjodohkan aku dengan putri tuan Im akan membuatnya berkuasa di bidang medis dan bisa melakukan pembangunan rumah sakit untuk kelas VVIP, begitu juga perjodohan Song Jinah dan Hong Jonghyun. Tapi sepertinya Im bersaudara menyadari itu dan sedang merencanakan sesuatu."
"Lalu apa yang harus kita lakukan?"
Joongki menghela nafas. "Kita akan diam saja."
"Nde? Daepyonim."
"Kita akan diam saja dan mencari tahu apa yang akan di lakukan keluarga Im berikutnya setelah itu kita mulai bertindak."
"Tapi Daepyonim.. ini akan melukai Im Yoona seonsaengnim." Namja itu tersentak. "Bila keluarga Im melakukan sesuatu pada keluarga anda dan Anda berusaha untuk membalasnya, itu sama saja Anda melakukan hal yang sama apa yang dilakukan oleh keluarga Anda."
Joongki terdiam.
"Bukankah Anda ingin melakukan perubahan pada rumah sakit ini? Kalau iya, Daepyonim harus melakukannya penuh cinta." Taehwan tersenyum. "Karena itulah kenapa perusahaan keluarga Im bisa sukses hingga sekarang. Apa yang mereka lakukan tidak lepas dari rasa cinta itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
arZt season 4
Fanfiction"Aku tidak tahu bagaimana kehidupan kita sebelumnya tapi yang aku tahu, kau ditakdirkan untukku." Song Joongki -pewaris tunggal rumah sakit besar di Seoul- kembali ke Seoul setelah hidup di Amerika selama 4 tahun. Selama 7 tahun terakhir dirinya sel...