4회

2.7K 211 33
                                    


"Aku sangat bersyukur setelah bertemu denganmu Im seonsaengnim." Yoona tersenyum tipis. "Seperti nostalgia bersama kakakku."
"Anda begitu menyayanginya?"
"Sangat. Bahkan Hyungnim sering cemburu padaku."
Yoona berlari ringan. Operasi tuan Jeon Wonwoo sudah dimulai beberapa waktu yang lalu saat dia masih melakukan kegiatan berkeliling bersama anggota timnya.
"Aku akan menemuimu setiap pergantian musim, apa kau tidak keberatan?"
Yoona tersenyum. "Tidak sama sekali harabeoji. Aku senang mendengarnya."
Tuan Jeon tersenyum. "Kau juga harus memperkenalkan aku pada pacarmu nanti. Anggap saja aku adalah kakekmu."
"Tentu saja."
"Ahjussi." Seru Yoona pada sang pengawal. "Apa operasinya sudah selesai?"
"Belum. "
"Im Yoona seonsaengnim."
Yoona menoleh dan mendapati Song Daniel berlari menghampirinya bersama seorang yeoja dibelakangnya. Yeoja itu membungkuk hormat. "Annyeong Haseyo gyeosunim."
Daniel tersenyum namun tidak bagi yeoja di belakangnya yang kaget saat melihat Yoona. Namja itu berdeham. "Dia adalah istriku."
"Ah nee annyeong haseyo Nyonya."
"Annyeong haseyo seonsaengnim."
"Silahkan duduk."
"Nee."
"Tuan Park bagaimana operasinya?"
Sang pengawal menggeleng. "Belum selesai sejak satu jam yang lalu."
Daniel mengangguk. "Siapa yang melakukan operasinya?"
"Song Jinah seonsaengnim, beliau seorang ahli beda."
"Semoga operasi samchoon berjalan lancar." Terangnya Nyonya Song.
Yoona mengangguk dan menatap pasangan itu.
"Daniel begitu senang saat mendengar kabar kalau ada seseorang yang mirip dengan ibunya." Tuan Jeon menunduk. "Saat itu dia masih sangat kecil saat kakakku pergi, jadi selama ini dia hanya melihat ibunya dari sebuah foto. Bahkan bocah itu hanya 8 tahun hidup bersama ayahnya."
"Seonsaengnim." Panggil Nyonya Song.
"Nee nyonya."
Nyonya Song tersenyum. "Anda benar-benar mirip ibu mertuaku."
Yoona tersenyum. "Nee, saya sudah mendengarnya dari Jeon haraboeji. Jweisonghamnida, saat itu saya membuat gyeosunim tidak nyaman."
"Animnida. Saya senang bisa bertemu Anda."

Joongki menatap operasi yang dilakukan adik sepupunya itu, dirinya memang sudah ditolak oleh Im Yoona, meskipun begitu tidak ada alasan baginya untuk menjauh dari yeoja itu. Dia harus berjuang sekali lagi.
"Ini pecah." Ujar asisten.
"Suction." Terang Jinah membuat Joongki ikut panik dari atas.
"TEKANAN DARAH MENURUN! TOLONG DARAH!"
"NEE."

Keempat orang itu menunggu dengan khawatir. Hingga pintu ruangan itu terbuka seorang suster berlari keluar.
"Suster ada apa?" tanya Yoona yang ikut berlari.
"Tekanan darah pasien menurun, kami kekurangan darah."
Langkah Yoona terhenti namun dengan cepat yeoja itu masuk kedalam ruangan khusus operasi.
"IM YOONA SEONSAENGNIM." Seru Daniel namun tidak dihiraukannya.
"Kalau operasi ini tidak berhasil. Kau harus menaruh abuku didekat kakakku."
"HARABOEJI!"
Tuan Jeon tersenyum. "Walaupun aku hidup lebih lama dari kakakku, tapi tetap saja aku tidak bisa jauh darinya."
"Haraboeji, operasi ini akan berhasil. Song Jinah seonsaengnim adalah salah satu ahli syaraf terbaik disini. Jadi haraboeji tidak perlu khawatir."
"Keurae.. Aku akan mencoba untuk tidak khawatir."
Terdengar suara mesin berdenging dan tanda lurus itu tergambar di layar tepat saat Yoona berada didepan pintu ruang operasi. "Andwae.. Andwae." Serunya membuat semua orang yang berada didalam ruang operasi menatap yeoja itu dengan iba termasuk Joongki. "Cepat, lakukan sesuatu! YA SONG JINAH! LAKUKAN SESUATU!" teriaknya.
Jinah hanya diam dan memejamkan matanya.
"Andwae.. Haraboeji." Tangis yeoja itu pecah.

Pintu ruangan terbuka bersama suara teriakkan Yoona membuat ketiga orang itu bangkit dan melihat yeoja itu meronta berusaha menahan strecher yang membawa jasad tuan Jeon.
"Andwae... Jangan bawa haraboeji. Jebbal Andwae."
"Samchoon." Gumam Daniel hingga kakinya melemas. "Andwae.. samchoon."
Stretcher itu berhenti didepan tiga orang itu, tuan Park sudah tidak bisa menahan tangisnya, begitu juga Nyonya Song.
"Samchooon." Teriak Daniel sambil memeluk jasad pamannya. "Wae samchoon. Waeee?"
"Yeobo.."
"Samchoon." Serunya saat stretcher itu di bawa pergi.
Jinah keluar dari ruangan itu. "Jweisonghamnida." Ucapnya sambil membungkuk. "Jeongmal jweisonghmanida."
"Apa maaf darimu saja sudah cukup?" terang Yoona. "Kau bahkan meyakinkan kami kalau operasinya akan berhasil 100% karena kau sudah berpengalaman. Kau bilang kau akan menyelamatkannya, KAUUUU." Yoona hampir memukul yeoja itu kalau saja tuan Park tidak menahannya. "Ini semua salahmu!"
Jinah menunduk.
"AKU BENAR-BENAR MEMBENCIMU SONG JINAH!" amuknya.
"IM YOONA SEONSAENGNIM!" seru Joongki. "Anda tidak boleh berlebihan seperti itu. Anda harus professional."
Daniel menoleh. "Izinkan saya untuk melihat video operasinya." Ujarnya dengan suara lebih tegas.
"Anda tidak bisa melihatnya gyeosunim, itu adalah privasi rumah sakit."
"SAYA INGIN MELIHATNYA!" serunya membuat dia dan Joongki saling bertatapan tajam. "Mungkin saja ini sebuah malpraktik."
Jinah tersentak. "Tuan Anda tidak bisa menuduh saya seperti itu."
"Karena itu saya ingin melihatnya."
Joongki menghela nafas. "Baiklah, saya akan memperlihatnya."

arZt season 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang