Ch 6 - Perang (pra) Besan

7.5K 898 144
                                    

" yoongi , keluar kau !!!"

Siapa yang ribut-ribut diluar sana, disaat keluarga kecilnya tengah menikmati sarapan yang berlangsung khidmat ini.

Ia pun berjalan keluar rumah bersama suami dan anaknya.

'Wah wah wah si genit itu rupanya."

-batin yoongi.

"Berani sekali kau kim seokjin."

"Itu semua karena anakmu. Dia harus bertanggung jawab! Kalau tidak-

"Kalau tidak apa?! Jangan buang-buang waktuku yang berharga untuk-"

"Kalau tidak, aku akan melaporkannya ke polisi."

"Ha! Laporkan saja, aku tidak takut."

"Ibu, kau ingin aku masuk penjara T_T"

"Jungkook, memangnya apa yang sudah kau lakukan? Kalau kau tidak salah mengapa ka-"

"Ya tentu saja karena dia salah. Lihat apa yang dia lakukan pada putraku yang masih perawan ini. Chim, cepat bilang apa yang si mesum itu lakukan itu padamu."

"Tapi apa yang harus chim-chim katakan, eomma?"

"Kau dengar anakmu itu?! Kau pasti berbual dan sengaja mencari ribut denganku."

"Dia sudah-"

Belum seojin menyelesaikan kata-katanya. Seseorang menepuk pundaknya.

"Kim seokjin, apa yang kau lakukan didepan rumah orang sepagi ini?! Jika hoseok tidak memanggilku, kau pasti akan membuat keributan lebih besar lagi. "

"Tapi aku sedang memperjuangkan hak anakku chim-chim."

"Apa maksudmu, seokjin?"

"Orang itu sudah melihat tubuh anakku yang mulus dan indah. Ternyata dia yang sudah mengganti celana chim-chim kita. Jelas sekali mencari kesempatan dalam kesempitan. Pokoknya dia harus bertanggung jawab, namjoon."

"Benarkah itu, jungkook?"

"Eomma sebenarnya-"

"Jawab saja! Ya atau tidak?"

"Iya, tapi waktu itu aku terpaksa untuk-"

"Kau memalukan."

Jungkook terdiam. Tiba-tiba ia menjadi sedih. Ibunya pasti sangat malu dan marah akan kelakuannya. Perasaan bersalah kini menyelimuti dirinya.

"Aku benar-benar minta maaf atas nama anakku, jeon jungkook pada kalian. Terlebih pada anakmu jimin. Kami akan mendatangi rumahmu nanti malam untuk melamar jimin."

'Yoongi...'

-batin hoseok.

Istrinya itu pasti sangat terluka. Walaupun dia sangat kasar tetapi dia ini sebenarnya adalah orang yang sangat sensitif. Yoongi pasti merasa bahwa hal ini telah menginjak harga dirinya. Menghancurkan kebanggaannya sebagai seorang ibu sekaligus seorang jeon yang dikenal akan tata kramanya yang menjadi panutan banyak orang.

'Eomma... Mianhae....'

Like father like son. Jungkook pun tengah merasakan hal yang sama dengan ayahnya , Jeon hoseok. Yakni, mengenai perasaan ibunya.

'Ini semua salahku.'

-kata jungkook lagi dalam hati.

Kalaupun ia memang akan dijodohkan dengan jimin. Tapi itu masih bisa diatur soal waktu. Kalau harus secepat ini, ia sebenarnya kurang siap. Terlebih alasannya hanya karena masalah sepele.

-atau sebenarnya tidak.

Mengingat dia yang memang merasakan kepuasan tersendiri ketika menelusuri tubuh itu dengan tidak disengaja dan beberapa kali dibarengi dengan kesengajaan sebenarnya.

Jungkook jadi malu akan kelakuan tidak senonohnya pada jimin waktu itu.

Jika dia dapat mengulang waktu,
.
.
.

Ia benar-benar ingin...

Untuk melakukan hal yang lebih dari sekedar meraba-raba pada jimin.

'Ah. Rugi sekali.'

-pikirnya.

Toh sekarang ia dituntut untuk menikahi jimin juga.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Yoongi menyerahkan salah satu cin-cin yang ia kenakan pada hoseok.

"Jimin, ini adalah cin-cin turun-temurun dari keluarga jeon. Sudah tradisi kami untuk menggunakan cin-cin ini dalam prosesi lamaran."

-kata hoseok, selaku kepala keluarga.

"Dengan ini, aku memintamu dari kedua orang tuamu agar bersedia menjadi pendamping hidup anakku jeon jungkook. Apa kalian keberatan akan permintaanku ini?"

"Tidak, hoseok-ah. Justru ak-"

Tapi seokjin tiba-tiba memotong perkataan namjoon.

"Sebenarnya aku keberatan."

'Apa-apaan si genit ini.'

-kata yoongi dalam hati.

'-dia sendiri yang ribut meminta ini, sekarang dia keberatan?! Benar-be-

"Tapi anak mata keranjangmu itu memang harus mempertanggung jawabkan perbuatannya. Dia itu-

"Yahhh!!! Siapa yang kau sebut mata keranjang eoh?!! Kau pikir anakku senang melihat tubuh anak laki-lakimu yang tidak normal itu?!!"

'Ah mulai lagi.'

-batin namjoon dan hoseok.

"Apa maksudmu dengan tidak normal, yoongi?!!!"

"Tidakkah kau punya mata, seokjin! Lihat baik-baik anakmu itu!! Dia itu hanya barang setengah jadi!!! Wajahnya bahkan seperti perempuan tapi gender nya laki-laki. Tapi baguslah. Dia sudah mencerminkan ibunya yang adalah lelaki jadi-jadian sepertimu!!!

"Lalu mau kau sebut apa dirimu itu huh!!!"

Ah. Sudahlah. Lebih baik yoongi diam daripada meladeni seokjin saat ini. Dia sudah berusaha untuk tenang, tapi seokjin selalu menyulut emosinya.

"Kau dan anakmu sama saja. Salah tapi tidak mau mengaku."

"Kim seokjin. Katakan saja. Apa kau akan memberikan anakmu itu atau tidak."

"Enak saja-"

Belum sempat seokjin selesai bicara, yoongi sudah bangkit dari duduknya.

"Ayo kita anggap Jawabannya adalah tid-"

"Tentu saja, yoongi. Dengan senang hati kami akan memberikan jimin untuk menjadi menantu kalian."

"Nam-"

"Seokjin, tolong ambilkan aku minum."

"Tapi minumanmu sudah ada didepanmu dari tadi-"

"Apa saja selain dari minuman yang ada disini."

Namjoon akan melakukan apapun, yang penting seokjin tidak mengacaukan acara penting ini. Dia sudah cukup bersyukur melihat anak-anak mereka yang duduk dengan tenang diantara peperangan kedua ibunya saat ini.

Dia hanya tidak tahu saja, kedua anak itu tengah membatin.

'Mata keranjang T_T'

'Tidak normal? Barang setengah jadi?? Seperti perempuan??? huueeeeee T_T'

[End] Pernikahan DiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang