"Jim, kenapa kau diam saja dari tadi?"
'Kata taehyung, chim-chim harus mogok bicara sama jungkook hyung.'
'Tapi chim-chim ingin bicara T_T'
'Chim-chim udah ga kuat lagi huuaaaaaa'
-pengen pipis.... :"(
.
.
'Kenapa dengan anak ini? Dia tidak mau bicara dan malah melakukan senam cacing seperti itu -_-' ''Pedekate macam apa ini T_T'
-batin jungkook.
.
."Hyung, chim-chim ingin buang air kecil."
'Mianhae, taehyung-ah.'
-kata jimin dalam hati.
"Yang benar saja, jim. Kau ingin buang air kecil tapi celanamu sudah basah begitu."
Apa-apaan ini. Bukannya memadu kasih(?), jungkook malah dijadikan baby sitter begini. Ia kesal sekali sekarang.
"Kenapa kau tidak bilang dari tadi?! Apa susahnya membuka mulutmu itu untuk bicara eoh?!!"
Jungkook salah. Sangat salah. Seharusnya ia tidak membentak jimin seperti itu. Karena-
"HuUuaaaaaaa ,, Eommmaaaaa... Kookie hyung jahattt... Chim-chim benci... Pokoknya chim-chim mau pulangggggg... hueeeeeee..."
Sekarang jungkook sudah seperti tersangka pelecehan anak dibawah umur, terbukti dari orang-orang yang menatap tajam dirinya sambil berbisik-bisik ria di taman yang memang sedang ramai itu.
.
.
."Yahhh!!! Kenapa kau membawa anak perempuan ke toilet pria!!"
"Maafkan aku, tuan. Tapi dia ini laki-laki."
"Kau pikir aku bodoh huh? Jelas-jelas dia memakai rok seperti itu!! Kau ingin mengatai aku buta begitu?!!!"
kalaupun tubuh jungkook terbilang atletis tapi dia akan berpikir 1000 kali untuk melawan orang dihadapannya ini.
'Waw otot nya bukan main!!! Dipukul satu kali saja mungkin wajahku akan terpampang dihalaman utama majalah dengan judul yang dicetak besar-besar "ceo muda berinisial JJ meninggal dunia di toilet umum". Wahhhh sangat tidak jeon sekali.'
-pikir jungkook.
"Baiklah, tuan. Maafkan aku. Ayo jimin-ie, oppa akan mengantarmu pulang."
Jungkook sebenarnya sudah benar-benar kesal. Disaat begini pun si jimin ini tetap saja bungkam.
Tapi... Tidak apalah, yang penting dia bisa pulang dan istirahat dari hari yang sangat melelahkan ini.
Bagaimana ia tidak lelah, kesana kemari mencari celana untuk jimin. Ia serasa menemukan surga ketika melihat toko pakaian. Dengan asal ia mengambil sesuatu disana, membayar, dan berlari kembali ke taman.
Dan itu. Rok itu yang dibeli olehnya tadi. Sial sekali.
Ah. Sudahlah.
"Ayo, jimin-ie. Eh tunggu biar oppa yang bukakan pintu mobil untukmu."
'Oppa, eoh? Sepertinya aku mulai menikmati peranku ini, muehehehe-
Tunggu. Ada yang aneh...
Pintu mobil ??? Aku baru saja bilang pintu mobil?!!!!!
Kenapa tadi aku tidak memakai mobil ini untuk mencari celana sia- ahhh shittt!!!!'
-jungkook jadi frustasi sendiri.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Aigooo , uri jimin-ie sudah pulang seokjin-ah"
Seokjin masih saja memasang wajah super jutek dari awal jungkook datang kemari untuk mengajak jimin keluar bahkan sampai mereka kembali pun mukanya malah tampak semakin kusut. Sampai-
"Omo!!! apa yang kau lakukan pada anakku?!! Kau baru mengajaknya satu kali dan kau sudah berbuat tindak asusila begini pada putraku yang masih polos!!!"
What the-
"Chim-chim sayang. Sebelah mana yang sakit? Apa dia langsung memasukannya tanpa mempersiapkanmu dulu, nak??? Jimin, bernafaslah. Ada ibu disini, tenang saja ibu akan memelukmu."
"Eomma , chim-chim tidak bisa bernafas justru karena eomma memeluk chim-chim seperti ini T_T"
"Ah mianhae, jimin-ie. Eomma hanya terlalu khawatir."
"Yahhh!!! Kau lihat itu namjoon?! Si mesum itu berniat buruk pada anakku."
Tuding seokjin pada jungkook yang sedari tadi melongo.
'Si mesum T_T , calon ibu mertuaku memanggilku si mesum T_T'
Jungkook membatin. Ini benar-benar hari yang buruk baginya.
"Pulanglah, jungkook. Maafkan aku, sepertinya istriku sedang kurang sehat."
"Apa kau bilang?! Aku sehat-sehat sa-"
"Ayo, nak. Biar aku yang akan mengantarmu kedepan."
Namjoon dan jungkook pun pergi meninggalkan seokjin yang misuh-misuh sendiri.
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Jimin, menurutmu bagaimana jungkook hyung itu."
"Jungkook oppa sangat aneh, appa ~ dia suka teriak-teriak sendiri~~"
"Kenapa kau memanggilnya oppa sayang ?! Kau ini anak laki-laki."
"Tapi eomma, dia sendiri yang ingin dipanggil begitu."
"Ah sudahlah, Itu tidak penting. Jadi bagaimana? Aneh juga kau tetap suka kan chim?"
"Uhm.... Tapi chim takut appa ~"
"Kau dengar itu namjoon ?! Dia pasti sudah melakukan sesuatu pada jimin-ku."
"Seokjin, tenanglah. Dia kan belum menyelesaikan kata-katanya."
"Ya sudah , cepat bilang pada ayahmu itu kalau jungkook hyung sudah memaksamu-"
"Tidak, eomma. Chim-chim tetap suka sama kook-ie hyung."
"Wah???? Benarkah???"
"Nde, appa. Tadi waktu di taman, ada ahjumma-ahjumma yang bilang chim-chim beruntung punya suami yang tampan seperti kook-ie hyung. Chim-chim jadi bangga menceritakan kook-ie hyung sebagai suami chim-chim sama mereka."
-kata jimin sambil tersenyum malu-malu.
"Chim-chim, tapi kook-ie hyung belum jadi suami-mu."
"Tapi kenapa? Eomma kan yang bilang sendiri waktu itu, chim-chim bahkan sudah bilang sama tae-tae."
"Itu kan cuma 'akan' chim-chim , 'akan' !!Dia hanya bisa benar-benar jadi suamimu kalau kalian sungguhan menikah."
"Kalau begitu cepat-cepat nikahkan chim-chim sama kook-ie hyung, eomma!!"
Uhukkk Ohokkkk Ehhekkkk
-seokjin mendadak terbatuk-batuk.Muehehehehe
-sementara namjoon kini menyeringai."Baiklah, seokjin. Kita tidak bisa melakukan apapun lagi. Jimin sudah menentukan pilihannya. Dan sebagai seorang ayah yang baik aku akan menghargai segala keputusannya."
"Kenapa kau berbelit-belit namjoon?! Kau pasti senang kan sudah menjebak anakmu ini."
"Tidak seokjin, kumohon penuhilah keinginan anak semata wayang kita ini."
Padahal dalam hati ia sedang bersorak ria,
'Hahahahaha, aku sukses besar.'
KAMU SEDANG MEMBACA
[End] Pernikahan Dini
FanfictionBukan cintanya yang terlarang. Hanya waktu saja belum tepat merasakan semua~ 끝 . ini(?) akan sangat berbeda dengan 'itu' (yang asli). Karena ini M-preg, maka jangan biarkan jimin kita bunting diluar nikah. Kasihan dia T_T