Who's that? pt.2

182 20 0
                                    

Sudah hampir seminggu Wendy tidak bertemu dengan Sehun, alasannya karena Sehun sedang sibuk latihan dengan tim dancenya yang sebentar lagi akan mengikuti kompetisi.

Walaupun Sehun sudah tahu bahwa Chanyeol adalah sahabat Wendy dulu semasa SMA, Sehun tidak berniat menanyakan hal tersebut pada Chanyeol, alasannya sederhana, karena Wendy meminta demikian.

Wendy masih belum siap bertemu dengan Chanyeol. Masih dengan alasan yang sama. Di lubuk hatinya yang paling dalam, dia tidak percaya penyebab kematian ibunya itu karena Chanyeol. Tapi mau dikatakan apa lagi? Ayahnya sudah memberikan bukti yang cukup.

⛄⛄⛄

Semua hal yang sedang mengusik pikiran Wendy akhir-akhir ini teralihkan akibat ujian tengah semester yang sebentar lagi akan dilaksanakan. Wendy bahkan tidak perduli jika Sehun tidak mengabarinya. Yang ada dipikiran Wendy hanyalah bagaimana agar dia mendapat nilai yang bagus.

"Wen, kamu bawa payung ga?" tanya seorang lelaki berperawakan tinggi dan memiliki wajah blasteran yang duduk disebelahnya

"Engga Mark, lagian aku belum pengen pulang. Ini tugas aku masih belum selesai" jawab Wendy yang tengah berkutat dengan laptopnya.

"Tapi ini udah sore banget, kalo nanti ujan gimana? Lagian kamu ga bawa payung."

"Tapi nanggung nih"

"Aduh kamu tuh ya, kan masih bisa dilanjutin dirumah. Oh iya kamu ga dijemput Sehun?"

Pertanyaan Mark itu membuat Wendy berhenti sejenak. Dia benar-benar melupakan Sehun pacarnya itu. Dia pun merogoh sakunya dan melihat notifikasi. Tidak ada pesan atau telepon dari sang pacar.

"Dia udah seminggu ga ngabarin aku. Lagian dia juga lagi sibuk ama timnya. Gausah bahas dia dulu lah. Aku pengen fokus sama ujian"

Mark hanya mengiyakan perkataan temannya itu, meskipun dia bisa melihat bahwa Wendy mungkin merindukan Sehun.

"Yaudah Wen, aku pulang dulu ya. Kamu hati-hati nanti. See you later!" Mark langsung menyambar tasnya lalu melesat keluar.

Tersisa Wendy dikelas, gadis ini tidak takut dengan keadaan sekitarnya yang terbilang agak mengerikan. Langit mendung, pencahayaan dikampus mereka yang bisa dibilang terbatas, dan hanya Wendy sendiri dikelas. Bukankah ini seperti adegan-adegan film horror yang tiba-tiba muncul sesosok wanita berambut panjang datang menganggunya?

Pukul 6.21, sudah hampir 1 setengah jam Wendy sendiri di kelasnya. Karena dia merasa lapar, dia pun dengan cepat menyelesaikan tugasnya lalu keluar dari kelasnya. Dia menengok ke kiri dan kanan melihat keadaan kampusnya itu.

"Sepi banget ya"

Tanpa rasa takut Wendy pun menyusuri koridor lantai 5 menuju lift diujungnya. Namun saat Wendy hendak menekan tombol lift tersebut, dia melihat sesosok menggunakan topi hitam tengah berjalan ke arahnya. Dengan cepat Wendy menekan tombol lift itu.

2-3-4..

"Ah kenapa lama sekaliiii!!"

Sesosok itu terlihat semakin mempercepat langkahnya.

Tingg!

Lift pun akhirnya sampai dan Wendy dengan sigap masuk dan menekan tombol lantai 1.

"Buruan ketutup!! Yaampun!!"

Saat lift tertutup Wendy bisa melihat sekilas sesosok itu berdiri didepan lift sedang memegang pisau dengan tatapan mata yang sangat tajam. Tatapan yang sepertinya dikenalnya.

Dengan panik Wendy keluar dari lift, dan berlari keluar gedung kampusnya. Tanpa memperdulikan hujan yang kini mengguyur badannya, Wendy tetap berlari, dan benar saja, sosok lelaki itu masih mengikuti dia.

"Damn, siapa sih itu? Orang iseng atau apa? Udah capek, sekarang harus basah basahan." Wendy merutuki nasibnya

Derap langkah Wendy semakin cepat, saat dia melihat sebuah supermarket didepannya dia pun berlari sekuat tenaga.

"Disana banyak orang, pasti dia bakalan berhenti ikutin aku"

Sesampainya di supermarket itu, dia langsung duduk disebuah meja dekat jendela. Dia merasa lebih aman sekarang. Dengan keadaan basah kuyup dia duduk lalu menopang dagunya dengan kedua tangannya. Dia memejamkan matanya. Dia menangis, dia takut.

"Siapa dia? Apa dia ingin bunuh aku? Tapi kenapa?" Wendy tidak memperdulikan bajunya yang sudah basah kuyup, dia hanya bisa menangis karena dia merasa hidupnya tidak adil. Dia harus bersembunyi dari cinta pertamanya, pacarnya tidak memiliki waktu untuknya sekarang, bahkan ayahnya tidak bisa menemani dia disaat-saat seperti ini.

Wendy pun terlelap, terlelap dalam tangisnya. Tiba-tiba ada seseorang yang memakaikan sebuah jaket kulit untuk Wendy.

"Akhirnya aku menemukanmu, Olaf."




Gaje ya? Nanti bakalan lebih banyak wenyeolnya hehe.
Vomment ya guys 😆😆

Promise { Slow Update} Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang