Hujan membuat Chanyeol harus mampir disebuah toko dekat tempat latihannya. Chanyeol sedang asik mendengar lagu dari smartphone ketika dia melihat seorang gadis sedang berlari-lari di tengah hujan seperti sedang dikejar anjing gila. Siapa gadis bodoh yang berlari seperti itu ditengah guyuran hujan yang deras ini. Chanyeol merasa familiar dengan gadis itu, tapi yasudah lah. It doesn't matter.
Karena lapar dirinya memutuskan untuk membeli makanan dan cemilan, waktu dia mengecek lagi keberadaan gadis itu, dia sudah tidak ada. Chanyeol pun melanjutkan aktivitas belanjanya, walau ada rasa penasaran siapa gadis itu.
Saat Chanyeol kembali ke tempatnya tadi, dia mendapati gadis tadi sedang tertidur di kursinya, dalam keadaan basah kuyup. Rambut basahnya menutupi wajah, refleks Chanyeol menyingkirkan rambut dari wajahnya. Dan betapa kagetnya aku ketika aku melihat sesosok gadis yang selama ini dia rindukan. Ingin rasanya segera aku peluk. Dia tidak salah lagi. Ini pasti Wendy.
"Akhirnya aku menemukanmu"
⛄⛄⛄
Sinar matahari menyeruak ke setiap sudut ruangan berwarna biru ini. Wendy mengerjapkan matanya, mencoba melihat sekelilingnya. Terlihat tidak asing, namun ini bukan kamarnya.
"Aku dimana? Wait.. sejak kapan aku ganti baju? Perasaan..... apa jangan-jangan ini rumah orang yang semalam ngejar aku" Wendy bingung karena berada di tempat yang tidak dia ketahui
Dengan panik Wendy berdiri dari kasur bergegas menuju pintu, ia mencoba memutar gagang pintu tersebut dan...
Shit. Dikunci!"Dang it! What should I do?! HELP!! ANYONE!! TOLONGG!!" teriakan Wendy memenuhi ruangan itu.
Wendy mencari-cari barang apa saja yang bisa digunakannya sebagai alat pertahanannya. Ia meraih sebuah pemukul baseball yang berada tepat disebelah lemari pakaian pemilik kamar itu.
Tok tok!!
Ketukan pintu sontak membuat Wendy terkejut. Dia menggenggam erat pemukul baseball itu bersiap untuk mengayunkannya jika saja ada pergerakan mengancam dari orang yang mengetuk pintu itu.
"Ya Tuhan, tolong keluarkan aku dari sini!!" batinnya
Gagang pintunya pun bergerak menandakan orang yang diluar bersiap membuka pintunya, Wendy mengeratkan genggamannya dan memasang kuda-kuda siap untuk berkelahi.
Pintu kamar itu terbuka setengah, dan seorang lelaki sedang berdiri disana sambil memegang nampan berisi sandwich dan susu, dengan cepat Wendy langsung mengarahkan pemukul baseball itu ke arah lelaki itu, namun dengan sigap lelaki itu menahan tangan Wendy.
"Kamu kenapa sih berisik banget daritadi teriak-teriak? Terus kenapa mau mukul aku? Ini makan dulu" lelaki itu berjalan lalu meletakkan nampan tersebut diatas nakas.
Wendy bingung, kaget, tidak percaya dengan pemandangan yang sedang terjadi didepannya.
"C-Chanyeol? T-t-tapi... bagaimana?" tanya Wendy terbata.
Chanyeol tersenyum menampilkan deretan giginya yang rapi.
"Kemarin aku liat kamu hujan-hujanan terus waktu kamu mampir di toko itu, kamu pingsan. Awalnya sih tidur, cuman pas kamu kebangun kamu pusing banget terus pingsan. Aku telepon Seulgi suruh bawa baju buat kamu. Aku pengen nganterin kamu pulang tapi takutnya papa kamu mikir macem-macem" jelas Chanyeol panjang lebar."Sekarang kamu makan dulu, kamu pasti belum makan kan dari tadi malam?"
Semua yang terjadi semalam membuat pikiran Wendy penuh. Bahkan dia tidak menghiraukan kalimat Chanyeol yang terakhir. Dia bingung harus apa. Wendy benar-benar tidak siap untuk bertemu dengan Chanyeol.
"Wan.. sampai kapan kamu mau menghindar dari aku? Aku menderita selama 5 tahun karena nunggu kabar dari kamu, aku kangen sama kamu. Aku mungkin gatau diri karena kangen sama seseorang yang udah benci sama aku. Tapi at least kamu bilang alasan kamu jadi gini ke aku?" Chanyeol menangis. Ya, dia meluapkan perasaannya didepan gadis yang dicintainya itu.
"Aku udah dengar semua, Chan. Rekaman percakapan kamu sama papa kamu tentang ibu aku. Kamu kan pelakunya?! Sampai sekarang aku pengen ga percaya, tapi...."
"Maksud kamu? Ibu kamu? Kenapa..."
"Aku tahu papa kamu udah berencana jahat! Karena perusahaan ibu aku saingan terberat perusahaan ayah kamu! Dan lihat, perbuatan kamu ama ayah kamu!!! Kalian bejat, Chan!" Wendy terisak, dia benar-benar merasakan sakit.
Chanyeol hanya bisa terdiam, coba mencerna apa maksud Wendy.
"Kamu ga bisa jelasin kan? Selama ini aku benar!"
Wendy dengan terhuyung berlari menuju pintu depan lalu keluar dari rumah Chanyeol. Tangisannya tidak berhenti, dia merasa sendiri. Ayahnya, Sehun, Wendy butuh mereka saat ini, tapi mereka malah meninggalkan dia. Wendy tidak peduli dengan keadaanya sekarang yang hanya menggunakan piyama dan tanpa sendal. Ia sudah terlarut dalam kesedihannya.
Chanyeol tidak bisa membela dirinya sendiri, sebagian yang dikatakan Wendy itu benar. Bahkan dulu mereka pernah bertengkar karena masalah itu. Tapi, bisa Chanyeol pastikan, ia tidak ada hubungan apa-apa dengan kematian ibu Wendy.
⛄⛄⛄
Sebuah mobil Subaru berwarna orange terparkir didekat taman kota yang biasa Wendy kunjungi, seseorang di mobil itu tengah mengamati Wendy yang sedang mengistirahatkan dirinya diayunan kesayangannya itu."Sudah saatnya"
Beribu kenangan tercipta di taman sederhana namun indah ini. Tawa, tangis, kekecewaan, kesendirian, kebahagiaan, semua pernah dirasakan Wendy disini, taman yang jadi saksi semua memori indah dan pahit untuknya.
Dan saat ini, Wendy berada disini sendiri. Dimana dia merasa sekarang adalah titik terendah dihidupnya. Ingin dia menyerah dengan keadaan, menyusul ibunya.
Wendy memejamkan matanya, mencoba menenangkan pikirannya. Dia menghirup oksigen sebanyak-banyaknya kedalam paru-parunya. Memikirkan hal-hal yang membuatnya bahagia. Dia tersenyum, namun senyumannya itu pudar ketika seseorang membekap mulutnya dan menahan tangannya
"Hmmmm mmmhh" Wendy meronta tapi dia tidak cukup kuat untuk melawan.
"Maafkan aku, Wendy."
Hayolloh Wendy diculik siapaa? :(
Maaf ya makin kesini makin gaje. Ini mau dibanyakin Wenyeolnya nih. Pantengin yaa.
Vomment jangam lupaa 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise { Slow Update}
Fanfiction"Janji itu hanyalah rangkaian kata-kata manis penuh kebohongan"