chapter 4

2.5K 299 14
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Mobil sport milik chanyeol berhenti di depan rumah yang terlihat sederhana dengan polesan cat warna hijau yang menambah kesan asri pada rumah yang tidak terlalu besar itu.
Terlihat dua orang namja berbeda tinggi keluar dari dalam mobil sport yang baru terparkir tersebut, mereka berdua berjalan beriringan ke arah pintu depan rumah tersebut, hingga langkah mereka terhenti saat setelah mereka berada tepat di depan pintu rumah itu.

"Masuklah baek.." ucap chanyeol lembut
"Eum.. kau tidak ingin masuk dulu?" Tanya baekhyun
"Tidak.. aku akan langsung pulang. Kepalaku pusing baek karena kecelakaan kecil tadi"
"Eum.. baiklah hubungi aku jika sudah sampai rumah ne"
''Baiklah, jangan tidur terlalu larut oke! Cuci wajah, tangan, dan kakimu jika hendak tidur, jangan lupa ganti bajumu dengan pakaian yang hangat karena udara cukup dingin saat ini" ucap chanyeol seraya mengusap pipi baekhyun lembut.
Sedangkan baekhyun hanya menggembungkan pipinya kesal
"Kenapa ekspresimu seperti itu eoh?" Tanya chanyeol sambil mengangkat sebelah alisnya
"Jangan memperlakukanku seperti anak kecil chan.. aku sudah 17 tahun, tapi kau menasehatiku seperti aku adalah balita umur lima tahun" ucap baekhyun protes.
Chanyeol hanya terkekeh mendengar perkataan protes dari kekasihnya itu. Pasalnya perkataan protes dari namja mungil itu terdengar seperti kalimat-kalimat manja di telinga chanyeol
"Kau itu lucu baek.. umurmu memang sudah remaja, tapi sifatmu masih seperti sepupuku yang baru berumur 5 tahun baek. Kau bahkan sudah menangis 5 kali hari ini" ucap chanyeol sambil mengusak rambut coklat keemasan baekhyun, namun tangannya di tepis oleh baekhyun yang saat ini sedang kesal tapi masih terlihat menggemaskan.
"Ahh.. sudahlah pergi sana! Aku tidak ingin mendengar kata-kata menyebalkan keluar dari mulutmu lagi" ucap baekhyun cemberut
"Eoh? Kau mengusirku?"
"Iya.. pergi sana aku membencimu"
"Baiklah aku akan pergi, aku juga mencintaimu baek"
"Terserahmu sajalah. Cepat pergi"
"Mulutmu menyuruhku pergi, tapi terlihat dari wajahmu seakan kau menginginkanku tetap disini"
"Aishh..  park chanyeol. Cepatlah pergi" ucap baekhyun sambil mendorong tubuh namja tinggi itu menjauh dari rumahnya
"Baiklah, baiklah. Aku akan pergi, tapi tidak usah mendorongku juga baek, tanganku masih sakit"
"Pai.. pai.. baekkie mimpikan aku ne" ucap chanyeol sambil melambaikan tangannya ke arah baekhyun saat dia telah di depan mobilnya. Chanyeol masuk kedalam mobilnya dan melajukan mobilnya menjauhi rumah namja mungil tersebut.

.

Jam baru menunjukkan pukul 07:00 malam, namun mata baekhyun sudah terasa berat meminta untuk segera di pejamkan saat ini juga, akhirnya dia pun berjalan menuju kamarnya dan merebahkan tubuhnya di atas ranjang miliknya, tak butuh waktu lama untuk baekhyun pergi ke alam mimpinya

Baekhyun pov

Entah bagaimana aku sekarang bisa berada di sebuah jalan yang lurus dan luas, di sebelah kanan jalan tersebut terdapat taman yang berisi ribuan bunga tulip berwarna hitam sehingga aura seram tercipta di taman itu membuatku ketakutan jika melihat ke taman itu. Dan di sebelah kiri jalan terdapat taman yang berisi ribuan bunga mawar berwarna merah yang sangat indah, membuatku lebih memilih untuk berjalan ke arah taman yang berisi ribuan mawar itu. Tetapi saat aku menuju taman itu, sebuah suara berat memanggil namaku sehingga membuatku menghentikan langkahku dan melihat kebelakang untuk memastikan siapa yang memanggil namaku. Dan ternyata suara berat itu adalah milik park chanyeol, dia saat ini tengah berdiri di tengah-tengah taman yang berisi ribuan tulip hitam itu. Aku melihat park chanyeol terus memanggil namaku dan menatap ku dengan tatapan seakan menyuruhku untuk tidak pergi dan menghampirinya. Aku hendak melangkahkan kakiku ke arah chanyeol, tapi baru selangkah kakiku berjalan kearah chanyeol aku langsung menghentikan langkahku. Tidak! Aku takut, aku tidak bisa pergi ke taman itu, taman itu menyeramkan. Akupun membalikkan tubuhku dan berjalan menuju taman mawar itu, terlihat raut kekecewaan di wajah chanyeol, tapi aku tak menghiraukannya dan terus berjalan melewati taman mawar itu, sehingga aku sampai di sebuah padang yang sangat luas. Oh tidak!! Disana aku melihat banyak mayat tergantung di pohon, aku bahkan melihat tubuhku yang tak bernafas lagi tergantung terlihat mengenaskan, dan aku melihat seorang namja tinggi sedang membunuh ibuku, aku hendak melangkahkan kakiku untuk menolong ibuku, tapi langkahku terhenti saat melihat namja tinggi yang membunuh ibuku itu ternyata adalah park chanyeol. Tidak! Kenapa ini terjadi? Aku melihat park chanyeol di taman bunga tulip, tapi kenapa dia ada di sini? Dia terlihat seperti psikopat, aku takut. Tak jauh dari sana aku melihat namja yang lebih tinggi dari chanyeol menghampiriku sambil membawa pedang di tangannya, dia menghampiriku sambil menatapku sendu, dan tiba-tiba dia mengangkat pedangnya saat setelah dia berdiri tepat di depanku

"Aaaaaaaa....."

Baekhyun pov end

Baekhyun terbangun dari tidurnya dengan nafas yang memburu, keringat dingin membasahi tubuhnya. Dia mendudukkan dirinya di atas ranjang dan melihat pada jam dinding yang saat ini baru menunjukkan pukul 10:00 malam.
Baekhyun mengambil handphonenya yang berada di atas nakas, dia mengetikkan sebuah nomer dan menelepon seseorang

"Yeobosaeyo" terdengar suara di sebrang sana saat sambungan telpon terhubung

"Chanyeol.."

"Baek? Kau belum tidur?"

''Chan...hiks"

"Baek.. kau kenapa? Kenapa menangis eoh?"

"Chan.. aku takut. Aku bermimpi buruk"

"Mimpi apa eoh? Sampai membuatmu menangis"

"Chan.. hiks. Bisakah kau kesini?"

"Ini sudah malam baek"

"Tapi chan.. aku takut dirumah sendirian, aku ingin kau menemaniku"

"Oke.. tunggu aku, aku kesana sekarang oke! Jangan menangis lagi"

"iya chan.. terima kasih"

Panggilan terputus, chanyeol langsung melangkahkan kakinya menuju mobil tanpa mengganti pakaian terlebih dahulu.

.

Chanyeol telah sampai di depan rumah baekhyun, dan buru-buru keluar dari mobil dan segera menekan bel rumah. Tak lama pintu terbuka dan menampakkan baekhyun yang langsung memeluk tubuh chanyeol sambil menangis. Chanyeol hanya terdiam tak membalas pelukan baekhyun.

"Baek.. ayo masuk dulu, di luar dingin" ucap chanyeol sambil menuntun baekhyun untuk masuk kedalam. Merekapun duduk di kursi ruang tengah

"Baek.. tenanglah. Ceritakan padaku kau bermimpi apa, eum?" Tanya chanyeol sambil mengusap air mata yang mengalir di pipi mulus baekhyun.
"Hiks.. aku bermimpi kalau kau membunuh ibuku, di mimpiku kau terlihat seperti psikopat, dan aku juga melihat mayatku tergantung di pohon. Aku juga melihat kris memotong lehernya tepat di depanku. Aku takut..hiks"
"Itukan cuma mimpi.. kau tidak perlu takut"
"Tapi itu seperti nyata"
"Sudahlah, tidak mungkin aku melakukan itu. Sekarang kau tidur ne"
"Apa kau akan pulang?"
"Tidak.. aku akan menemanimu di sini"
Mereka berdua pergi ke kamar untuk tidur, chanyeol memeluk tubuh baekhyun untuk menenangkan namja mungil itu. Baekhyuh menelusupkan wajahnya kedada chanyeol  mencari kenyaman. Tak lama baekhyun pun tertidur, terdengar dengkuran halus keluar dari mulut namja mungil itu.
Tangan chanyeol bergerak mengusap rambut lembut baekhyun.
"Good night baek" ucap chanyeol dan langsung memejamkan matanya untuk tidur menyusul baekhyun.

____________________________________

Aku minta voment nya ya..
Thank buat kalian yang udah sempetin waktu buat baca cerita aku.

#LA

love from son aphroditeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang