Kenangan sang mawar2

135 9 0
                                    

Assalamualaikum wr.wb

🍀🍀🍀

Embun kenapa menangis?" Tanya Wayu dingin.

Embun mengankat wajahnya akhirnya setelah satu minggu sang kakak tidak berbicara dengannya kini dia bicara meski hanya dengan nada dingin.

Mengusap air matanya berdiri dari duduknya dan tersenyum.
"Tidak apa-apa mas" jawabnya bohong.

"Oh" balas Wahyu singkat dan berlalu pergi, jujur saja dia tidak ingin memperlakukan adik kesayangannya itu dengan dingin namun luka yang dia gores memaksanya untuk bersikap dingin kepadanya.

☀☀☀

Dua bulan telah berlalu dan kini kehamilan Embun menginjak usia tiga bulan, Embun mengelus perutnya yang mulai membesar dengan sayang hingga kegiatannya terhenti kala mendengar suara berat sang ayah.

"kamu menyayangi anak itu?" Tanya sang ayah sambil duduk di sampingnya. Wanita cantik dengan kerudung hijau itu mengangguk pasti, tampa mengalihkan perhatiannya pada sang ayah.

"Jika kau menyayanginya, terimalah lamaran dari nak tono agar kelak anakmu tidak bertanya tentang ayahnya" ucap sang ayah, Embun menghentikan kegiatan mengelus perutnya.

"Abi sudah Embun bilang jika Embun tidak mau menikah biarlah Embun mengemban beban ini sendiri" tolak Embun.

Sudah sekian kali sang ayah memperoleh penolakan dan sudah sekian kali juga dia harus menolak lamaran pria dari berbagai desa.

Menghela nafas nafas pasrah akan keras kepanya sang putri.

Seperti biasanya Embun akan melakukan kegiatan membantu warga di sawah atau membersihkan masjid di desa itu sebagai hukuman yang harus tetap dia jalani.

Hari ini Embun pergi kebukit untuk memanen sayur yang di tanam penduduk.

Saat asik memanen sayur datang seorang tergopoh-gopoh menghampirinya.

"Nak Embun cepat pulang, di rumahmu ada orang yang marah-marah dan memaki abimu" ucapnya terburu-buru.

"Kenapa memangnya abi punya salah apa?" Tanya Embun hawatir.

"Karna penolakan itu" ucapnya.

Dan dengan tergesah-tergesah Embun pergi berlari menuju rumahnya.


"Embunnn jangan lari jalannya licin" teriak ibuk yang mengabarinya

Saat itu keadaan jalan bukit sedang becek karna habis hujan.

Tapi Embun tidak menghiraukan peringatan dari ibu itu.

"Abi hiks hiks hiks" isaknya dalam lari.

Namun naas saat dia menuruni bukit kakinya tergelincir dan jatuh terguling kebawah.

"Kyaaaaa" teriaknya tubuh mungilnya terguling di tanah yang terjal.

Hingga perutnya yang sedikit buncit itu terbentur dengan keras ke batang pohon.

"Aaakkkhhh a,,,anakkuhh" rintihnya karna rasa sakit yang luar biasa.

Ukhty izinkan aku menghalalkan mu (Finis)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang