Kabut Sang Embun 1

304 17 2
                                    

Ini kelanjutan ceritanya maaf kalau penggunaan bahasanya gak bagus dan alurnya berantakan banget kayak anna 😂😂

Belum ada yang minat dengan cerita buatanku tapi aku tetap ngeyel ngepost acuan perbaikan dan pengasahan diri aja deh.
so dari pada anna banyak cincong mari baca bersama
Mengharap ada yang baca, vote dan ngasi comen.


🍀🍀🍀

Di kamar bernuansa sederhana dengan ranjang kayu beralaskan tikar Firman mengotak atik laptop dan cameranya.

Karena tidak ada kursi dan meja Firman tengkurap menghadap laptop dengan kabel USB tersambung ke cameranya.

Dia memperhatikan setiap foto-foto hasil jepretannya di sepanjang jalan tadi, sambil mendengarkan music kesukaannya.

Hingga sebuah handuk setengah basah mendarat di kepalanya.

"iiiissshh" dengus Firman dan dengan cepat menyingkirkan handuk itu dari kepanya.

Mengankat wajahnya menoleh kearah samping di mana arah handuk itu di lempar, tampaklah sang pembuat ulah.

Pria bertelanjang dada dengan rambut panjangnya masih basah tersenyum puas.

Sementara sang korban mendengus dengan mulut mengerucut kesal, tapi rasa kesalnya hilang berganti dengan rasa ingin tahu akan peristiwa yang barusan terjadi.

Di otaknya kini timbul fikiran untuk menanyakannya kepada Raden

"Bang ak,," Firman mulai buka suara namun terhenti tak kala Raden buka suara juga.

"Aku tau kamu ingin bertanya tentang yang tadi itukan?" Potong Raden dengan cepat sembari melangkahkan kaki menuju lemari kayu berisi yang pakaiannya.

"Akan aku jawab semua pertanyaanmu tapi sebelum itu sebaiknya kamu mandi dan ikut aku" ucap raden lagi yang kini telah menggunakan baju koko berwana hitam.

Firman tak habis fikir dari mana Raden bisa tau kalau dia ingin bertanya soal itu.

"cepat atau aku tidak akan menjawabnya" Ancam Raden memecahkan lamunan Firman.

Denga segera bangkit menyambar handuk setengah basah yang tergeletak di sampingnya,

berjalan melewati Raden yang asik menyisir rambut panjangya dengan wajah di tekuk kesal.

Raden tersenyum geli milhat tingkah Firman seperti anak kecil yang di ambil mainannya.

"Aku rasa dia akan segera kembali lagi" ucap Raden sambil duduk di ranjang dan mulai berhitung .

"Satu,,,dua,,,tiiigg" dan benar Firman muncul dari balik pintu saat hitungan Raden akan mencapai tiga.

"Bang kamar mandinya di mana ya" tanya Firman malu-malu sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"ahahahahahahahahaha" tawa Raden pecah tak kala Firman muncul dan bertanya, bukannya menjawab Raden malah terus tertawa sambil memegang perutnya karena kram akibat ter tawa berlebihan.

"Banggg ayolah,di mana kamar mandinya, aku mau mandi nih" protes dan rengek Firman karna raden masih tertawa.

"Aku kira kamu sudah tau di mana kamar mandinya" jawab raden sambil mengelap matanya karena berair akibat tertawa.

Ukhty izinkan aku menghalalkan mu (Finis)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang