CAMERA 2

222 10 0
                                    


Assalamualaikum 😄
Gak pernah bosan untu meminta maaf karena ceritanya gaje berat,tapi semoga mina-san bisa mengambil hikmahnya.

Ini kelanjutan ceritanya maaf kalau penggunaan bahasanya gak bagus dan alurnya berantakan banget kayak anna 😂😂
Belum ada yang minat dengan cerita buatanku tapi aku tetap ngeyel ngepost acuan perbaikan dan pengasahan diri aja deh.
so dari pada anna banyak cincong mari baca bersama
Mengharap ada yang baca,vote dan ngasi comen.


🍀🍀🍀

Chap sebelumnya

Firman menyerahkan cameranya kepada embun,"tolong pegang sebentar ya?"pintanya lembut, Embun hanya menunduk menerima camera di tangannya.

Firman pergi, sedangkan Embun bingung dengan apa yang di lakukan Firman.

Sedang apa dia? Kenapa dia kesana, mau apa, kenapa juga dia menyuruhku memegang cameranya?.

Firman semangkin masuk di antara rimbunnya bambu.
Meninggalkan Embun sendirian.

Tak lama Firman kembali denga sesuatu di tangannya, Embun memandang Firman dengan senyum di bibirnya.

Melangkahkan kakinya menghampiri Embun, terlihat di wajah manisnya senyum terukir indah.

🍀🍀🍀

"Coba lihat anak kelinci ini terluka" Firman memperlihatkan kaki anak kelinci yang berdarah.

Melihat itu dengan segera embun mengambil anak kelinci di tangan Firman dan menyerahkan cameranya kepada Firman.

Firman menyerahkan anak kelinci itu ke Embun dan menerima cameranya kembali.

Kaki anak kelinci itu terjerat jebakan yang di buat penduduk sekitar untuk menjebak hewan-hewan liar di hutan bambu itu.

Lukanya lumaian dalam dan parah sehingga membuat anak kelinci berwarna putih itu diam.

Dengan hati-hati Embun menggendong anak kelinci itu.
Mencari tempat untuk duduk,

Duduk di tepi sungai yang ada di dekat hutan bambu, Embun dengan telaten membersihkan darah di kaki kelinci itu.

Dan tampa sepengetahuan Embun Firman memotrenya.

Firman menghampiri Embun yang sedang mengobati luka kelinci di pangkuannya.

Duduk di sampingnya memperhatikan ketelatenan tangan Embun yang melumurin sesuatu ke luka kelinci itu.

"Apa itu?" tanya Firman penasaran, sementara orang yang di tanya menyelesaikan pekerjaannya.

Setelah selesai gadis cantik itu merobek sedikit roknya lalu membungkus kaki kelinci yang berumur ramuan.

"Ah ini ramuan dari daun, aku mengunyahnya lalu melumurin kelukanya

Kata abi daun ini bisa mencegah darah yang terus keluar, daun ini juga bisa menjadi antiseptik" jelas Embun dengan tampa mengurangi perhatian kepada kelinci di pangkuannya.

Ukhty izinkan aku menghalalkan mu (Finis)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang