🍀🍀🍀
Assalamualaikum 😄
Gak pernah bosan untu mjeminta maaf karena ceritanya gaje berat,tapi semoga mina-san bisa mengambil hikmahnya.Ini kelanjutan ceritanya maaf kalau penggunaan bahasanya gak bagus dan alurnya berantakan banget kayak anna 😂😂
Belum ada yang minat dengan cerita buatanku tapi aku tetap ngeyel ngepost acuan perbaikan dan pengasahan diri aja deh.
so dari pada anna banyak cincong mari baca bersama
Mengharap ada yang baca,vote dan ngasi comen.Peringatan!!!!!
Cerita abal-abal kampungan dan di bawah standar.
Efek samping tidak akan puas, geram dan adanya akan menyakitkan mata
😄😄😄Chap sebelumnya
🍀🍀🍀
Ayo naik" ajak Raden untuk kesekian kalinya
"Na,,,naik ini?" Tanya Firman tergagap,
"Yup kamu takut?" Ejek Raden
"Gak bang cuma,,,abang yakin ni?" Tanyanya lagi untuk meyakinkan.
Raden Mengangguk dengan pasti,
Dengan perasaan ngeri Firman pun naik.🍀🍀🍀
Firman menaiki delman yang di kendalikan oleh Rade, Firman menekuk wajahnya kesal karena telah di buat tidak bisa tidur dan terus merasa cemas.
"Kenapa abang ngak bilang kalau kita akan naik delman?" Sungut Firman dengan wajah yang masih tertekuk.
Sementara Raden tertawa dengan keras karena berhasil mengerjain sangsahabat.
Dengan geram Firman menyumpal mulut Raden dengam onde-onde yang sempat di ambilnya tadi sebelum menaiki delman.
Firman tertawa puas atas pembalasannya.
🍀🍀🍀
Duduk di kursi taman sambil memandang mawar yang tak pernah di sentuhnya lagi semenjak kematian sang ayah, mawar itu kini mulai hidup kembali dengan daun hijau di setiap batangnya.
"Kenapa kau merawatnya lagi kak" ucapnya sendu.
"Duh Gustii sungguh hati ini masih sakit akan luka dan penyesalan terdalamku" menundukkan kepalanya dengan mata yang berkaca-kaca.
☀☀☀
"Cambuk dia dan arak dia sebagai penebusan dosanya"
"Maafkan aku bi, abi aku hilaf, kumohon bi kasiani kami" memohon dan berlutut di hadapan sang hakim.
"Saat kau melakukannya apa kau tidak kasihan dengan keluargamu yang akan menerima malu, apa kau tidak kasihan kepada keluargamu yang telah kamu hina dengan perbuatanmu.
Keputusanku sebagai hakim tidak bisa menebang pilih aku harus adil Embun, meski kau anakku aku harus menegakkan hukum islam dan adat di kampung ini" ucap lelaki tua yang duduk di kursi jati berukir bunga melati dan mawar itu (asli ngarang tu kursi 😢)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ukhty izinkan aku menghalalkan mu (Finis)
عاطفيةpenyesalan dan traumanya begitu besar sehingga membuat dirinya enggan menerima lamaran dari pria yg ingin menyuntingnya, apakah hatinya akan luluh dengan kegigihan seorang pemuda yg mencoba mencari tau akan trauma yang dia alami? bermodalkan bunga...