Mawar layu

192 8 0
                                    

🍀🍀🍀

Assalamualaikum 😄
Gak pernah bosan untu mjeminta maaf karena ceritanya gaje berat,tapi semoga mina-san bisa mengambil hikmahnya.

Ini kelanjutan ceritanya maaf kalau penggunaan bahasanya gak bagus dan alurnya berantakan banget kayak anna 😂😂
Belum ada yang minat dengan cerita buatanku tapi aku tetap ngeyel ngepost acuan perbaikan dan pengasahan diri aja deh.
so dari pada anna banyak cincong mari baca bersama
Mengharap ada yang baca,vote dan ngasi comen.

Peringatan!!!!!

Cerita abal-abal kampungan dan di bawah standar.

Efek samping tidak akan puas, geram dan adanya akan menyakitkan mata
😄😄😄

🍀🍀🍀

Cerita sebelumnya

"Biarkan bunga itu mati dengan tenang" jawab Embun lirih.

Membuat Firman mengerutkan kening akan jawaban embun.

"Mati dengan tenang apa maksudmu ukhty?" Firman kembali menyelidiki

Tapi yang dia dapat saat memperhatikan Embun kali ini dia melihat tetes bening mengalir lembut di pipi gembul sang gadis.

Ada apa dengan Embun?
Pertanyaan itu terus berputar tampa arah dan henti di otak Firman.

Kenapa pertanyaan sesederha itu membuatnya menangis?

🍀🍀🍀

Firman melepaskan cengkaramam tangannya dari lengan kecil Embun.

Gadis itu masih tertunduk dengan bulir-bulir bening mengalir lembut di pipi putihnya.

"Biarkan bunga itu mati kak" dengan nada bergetar gadis cantik itu mebuka suara lagi.

"Dia sudah tak pantas untuk hidup lagi" suara yang tadi bergetar kini terdengar tegas dan marah.

Mengapus air matanya dengan kasar, lalu menatap Firman.

Firman bingung sendiri akan sikap Embun yang kini terlihat berani.

"Tapi dik, bunga itu juga mau hidup seperti kita, apa salah bunga cantik itu" tanya Firman dengan tetap menatap mata sendu Embun.

Dari matanya Firman dapat melihat jika bunga itu memiliki kenangan yang buruk.

Tapi kenangan tentang apa?
"Salahnya karena menjadi bunga yang cantik" jawab Embun singkat sambil melangkah pergi meninggalkan Firman.

Terbengong dengan jawaban dari Embun, apakah karena itu dia ingin bunga itu mati?

Menggelengkan kepalanya, melangkah mendekati mawar yang layu itu, kemudian mengambil teko penyiram dan pupuk untuk bunga itu.

Jika adik Embun tidak mau merawatmu biarlah aku yang akan merawatmu sampai kau kembali menjadi bunga yang menawan.

Ucap Firman dalam hati.

🍀🍀🍀

Sudah beberapa hari ini Firman merawat mawar yang di campakkan oleh Embun.

Pemuda itu berinisiatif akan membuktikan kalau bunga itu layak hidup.

Terdengar derap langkah kaki menuju padanya, namun dia tak bergeming sedikitpun dari aktifitasnya.

Mengganti tanah baru untuk bunga yang hampir mati itu.

Tangannya yang kotor terkenah tanah tidak dia perdulikan.

Ukhty izinkan aku menghalalkan mu (Finis)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang