Assalamualaikum 😄
Gak pernah bosan untu meminta maaf karena ceritanya gaje berat,tapi semoga mina-san bisa mengambil hikmahnya.Ini kelanjutan ceritanya maaf kalau penggunaan bahasanya gak bagus dan alurnya berantakan banget kayak anna 😂😂
Belum ada yang minat dengan cerita buatanku tapi aku tetap ngeyel ngepost acuan perbaikan dan pengasahan diri aja deh.
so dari pada anna banyak cincong mari baca bersama
Mengharap ada yang baca,vote dan ngasi comen.🍀🍀 🍀
Menelan ludahnya Firman merasa dirinya pencuri yang tertangkap basah, sedang mangambil barang curiannya.
"siapapun bantu aku" batin Firman yang tentunya tidak akan di dengar siapapun kecuali dirinya sendiri.
Tersenyum simpul menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.
"i..itu mas tadi aku mendengar suara orang mengaji, jadi aku mencari sumber suara itu, dan ternyata ukhty Embun yang mengaji" jawab Firman dengan peluh yang mengalir di keningnya, sementara Embun memilih menundukkan kepala enggan mengangkat wajahnya saat tau kalau Firmanlah yang di tegur sang kakak.
Bukannya bertanya lagi wahyu hanya tersenyum simpul, mendapat jawaban jujur dari teman adik sepupunya itu.
Sudah jadi kebiasaan embun tiap malam melantunkan ayat suci Al-qur'an, membuat suasana rumah tidak hening di kebisuan malam.
Melihat sang adik Wahyu memandangnya sendu, semanjak kejadian itu Wahyu hanya melihat penyesalan, rasa bersalah dan ketakutan di wajah adik mungilnya itu, berbagai cara di lakukan Wahyu agar adiknya kembali seperti dulu menjadi gadis periang dan ceria.
Namun semua usahanya gagal adanya sang adik semangkin terpuruk dalam kesendiriannya
"Embun masuklah ke kamarmu, istirahat ya" titah sang kakak lembut, dengan anggukan kecil Embun mengiyakan perintah sang kakak.Sementara Firman masih dalam posisi canggungnya, melihat kepergian gadis cantik yang pengusik tidurnya itu, senyum kecut terukir di bibir Firman melihat punggung gadis mungil yang perlahan tenggelam di balik pintu kamar.
"Firman ayo kita sholat malam" ajak Wahyu memecah keheningan di antara mereka, Firman mengangguk mengikuti langkah Wahyu dari belakang.
Suasana subuh di desa sangatlah indah berbeda dengan di kota,
di desa itu tiap subuh para penduduk akan berbondong-bondong menuju mushola sederhana namun penuh dengan kehidmatan.Surau bambu itu selalu ramai di waktu-waktu sholat membuat keindahan dan kedamaiannya tersendiri.
🌻🌻🌻
Udara pagi begitu segar menyambut pemuda berambut seleher yang berada dijendela kayu dengan camera di tanganya.
Posisi jendela yang menghadapa ke kaki gunung dengan pematang sawah di sekitarnya membuat pemandangan terlukis indah di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ukhty izinkan aku menghalalkan mu (Finis)
Romancepenyesalan dan traumanya begitu besar sehingga membuat dirinya enggan menerima lamaran dari pria yg ingin menyuntingnya, apakah hatinya akan luluh dengan kegigihan seorang pemuda yg mencoba mencari tau akan trauma yang dia alami? bermodalkan bunga...