Terbuka

156 7 0
                                    


🍀🍀🍀

Di kamar Wahyu, Embun duduk di ranjang sang kakak denga perasaan cemas dan takut untuk memulai bicara.

Wahyu duduk di kursi kerja dan menghadap ke sang adik.

"Ada apa Embun bicaralah" ucap sang kakak lembut.

"Be,,,begini mas, Embun,,,ahh" mulutnya serasa keluh untuk mengutarakan maksudnya.

Sedangkan Wahyu menatap bingung sang adik yang terlihat gelisah.

Mengamati sang adik dengan seksama kemudian menggenggam tangan mungil yang terus meremas jari jemari lentiknya.

"Katakanlah ada apa?" Ucapnya lembut

"Mm mas apa mas tidak mau menikahi mbak Zahra?" Tanyanya lirih.

Menaikkan sebelah alis tanda dia tidak mengerti dengan arah pembicaraan sang adik.

"maksudnya?" Meminta pemahaman.

"Mas dan mbak Zahra sudah terlalu lama di dalam ikatan pertunangan, se segeralah lamar dan nikahi dia mas" mati-matian berusaha untuk lancar bicara karna jujur saja ada rasa takut untuk mengutarakannya.

"Ya mas akan segera menikahinya setelah kau menikah duluan" ucapnya sambil membelai pipi gembul sang adik.

"Tapi mas sampai kapan mas akan menahan segalanya ini, sudah cukup pengorbanan mas untuk Embun." Air mata mulai turun menyusuri pipi seputih susu itu.

"Embun mohon mas, segera persunting mbak Zahra. Apa mas tidak kasihan kepadanya selama lima tahun mas menggantungnya, kenapa mas tega" ucapnya lirih.

"Siapa yang tidak kasihan dengan wanita yang mencintai mas tampa syarat, mas kasihan hanya saja mas punya tanggung jawab dan janji yang harus mas utamakan, bagai mana mas akan membahagiakannya jika mas saja tidak bisa membuatmu bahagia" ucapnya lembut dan beribawah.

Tangan kekarnya menghapus air mata yang menganak sungai di pipi sang adik.

"Mas Embun akan sangat bahagia jika melihat mas dan mbak Zahra menikah, sudah cukup mas mementingkan kebahagian Embun, sekarang waktunya mas memikirkan kebahagian mas sendiri" ucapnya sambil meraih tangan sang kakak yang mengusap pipinya, menggenggap tangan kekar itu seakan mengalirkan keyakinan.

Namun hal itu sia-sia terlihat dari raut wajah tegas Wahyu yang menyendu.

"Janji tetaplah janji, apapun resikonya mas akan tanggung" ucapnya mantap

"Meski mbak Zahra akan menikah dengan orang lain?"tanya Embun emosi.

Wahyu mengangguk.
"Mas ikhlas jika itu terjadi, yang penting mas harus menepati janji mas ke abi" jawabnya mantap, dan hal itu membuat Embun kaget.

Dia tidak mau itu terjadi, usahanya untuk membujuk sang kakak dengan dalih Zahra menikah denga peria lain gagal.

"Mas tega, mas jahat kenapa mas kenapa demi Embun mas harus mengorbankan perasaan dan cinta embak Zahra kenapa mas?" Teriaknya frustasi, dia tidak habis pikir betapa kokohnya sang kakak mempertahankan janjinya itu.

Ukhty izinkan aku menghalalkan mu (Finis)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang