SEBASTIAN
"Woaahh!" pekik Reina takjub melihat ayam rebus dengan tubuh utuh dalam sebuah mangkuk hot-pot yang disajikan oleh pelayan restoran sederhana itu.
"Ini namanya Samgyetang, ayam rebus bumbu jahe. Makanan ini akan terasa segar dimakan untuk menghilangkan capek setelah seharian bekerja. Terutama kalau disajikan bersama soju" jelasku sambil menuangkan soju pada gelas sloki milik Reina yang duduk mengangguk-angguk takjub dengan mata berbinar di depanku. Aku kembali tersenyum melihat tingkahnya yang masih tetap kekanakan seperti dulu meskipun tubuhnya telah tumbuh dengan baik sebagai wanita dewasa.
"Untuk terpilihnya Reina sebagai kepala asisten baru" ucapku sambil mengangkat gelas sloki milikku yang sudah penuh soju. Reina membalasku dengan senyuman bangga khas-nya lalu setelah gelas kami berdentang pelan, kami berdua langsung meneguk soju itu.
"Ukkhh~" gumam Reina dengan wajah menahan masam setelah menelan cairan bening kecut namun manis itu dalam satu kali teguk.
"...Tingkahmu seperti bapak-bapak saja..." komentarku sambil menahan tawa. Gadis ini, darimana dia belajar tingkah meminum soju serampangan begitu.
"Hah??!" dia terlihat kaget dan sama sekali tidak tau tentang hal itu.
"Kamu tahu... cara minum sekali tegak begitu dengan mengeluarkan suara seperti itu... disini hanya bapak-bapak saja yang sering melakukannya. Dan kalau gadis sepertimu melakukannya, bisa saja orang-orang menganggapmu sedang stress!"
Dan seketika dia menganga tidak percaya disertai wajah yang memerah seluruhnya, entah karena pengaruh soju atau karena dia sedang menahan malu. Aku tidak bisa lagi menahan tawaku.
"Aigo!! Jinjjha!! Kenapa kamu baru mengatakannya sekarang?!!" Reina setengah berdesis dengan sedikit mencak-mencak dari duduknya seakan dia ingin sekali terbang jauh meninggalkan tempat ini, wajahnya cemberut memanyunkan mulutnya lucu membuatku seperti semakin ingin menjahilinya. Reina memang ternyata tidak banyak berubah, terutama jika dia ngambek begini.
"Heheheh... sudah, ayo kita makan. Nanti ayamnya jadi dingin." Ucapku sambil memotongkan ayam untuknya dengan bagian dada dan paha lebih besar dan banyak dari biasanya.
"Hei... aku tidak makan sebanyak ini..." Reina menyerit heran melihatku tak berhenti memberinya banyak potongan ayam.
"Kamu harus makan banyak biar cepat besar. Kan lucu saja melihat ada minion yang kerja sebagai kepala asisten" ternyata aku tidak bisa menahan rasa ingin menjahilinya sekali lagi entah kenapa.
"Apa??!! Minion!?? Hei aku tidak sekecil itu!" sahutnya kembali cemberut membelalakan mata sipitnya membuatnya semakin terlihat lucu dan aku terkikik lagi.
"Oh iya, bagaimana kabar Om Kim?" setelah beberapa menit saling sibuk dengan makanan masing-masing, Reina kemudian bertanya basa-basi.
"Baik" jawabku singkat.
"Terus tante Yenny? Aku kangen sekali sama kue kukis cokelatnya tante Yenny dulu." Tanya Reina lagi dengan ceria mengingatkanku kembali saat waktu kami baru masuk SD, ibuku yang orang berdarah Indonesia bernama asli Jennita Jung itu dulu pernah memberikan sebuah kue kukis cokelat buatannya itu pada Reina yang terus menangis karena jatuh dari sepedanya saat kami main bersama sehingga Reina seketika itu langsung berhenti menangis dan tertawa ceria lagi.
"...Dia juga baik" jawabku singkat meskipun butuh beberapa detik lebih lama untuk menjawabnya.
"Kapan-kapan boleh aku menemuinya? Aku kangen dengan mereka!" sahutnya kembali terlihat begitu ceria dan polos tanpa mengetahui bahwa dia sudah tidak akan bisa lagi menemui keduanya bersamaan apalagi mencicipi kue kukis cokelat ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reset
RomanceKetika cinta tak mengenal tombol Reset... Reina Ayuningtyas dan Sebastian Kim (Kim Seo Jin) merupakan sepasang teman sepermainan sejak kecil. Sejak dulu mereka selalu bersama seperti layaknya saudara sampai akhirnya Sebby harus pindah ke Korea Selat...