Bagian 4

6 1 2
                                    


SEBASTIAN

Telingaku terasa panas mendengar ocehan tidak jelas dari Reina yang kini sudah kududukkan di kursi penumpang depan mobilku. Beberapa menit dia mengoceh, tiba-tiba diam seperti mayat, lalu detik berikutnya menyanyi tak jelas. Bisa dibilang gadis ini cukup ajaib jika mabuk.

"Kim Woo Bin~" untuk yang kesekian kalinya dia memanggilku dengan nada manja.

"Aku bukan Kim Woo Bin"

"Hee?? Lalu siapa???" kemudian Reina tiba-tiba memegang wajahku dengan kedua tangannya memaksaku menghadap ke arahnya. Untung saja saat ini sedang lampu merah, jika bukan bisa jadi aku menabrak sesuatu.

"Ooohh!! Aku tau! Kamuuu... Sebastian Kim!! Ahahaahahah!! Sebby~~? Atau Seo Jin?"

"Terserah maumu!" Aku langsung melepaskan kedua tangannya dari pipiku.

"Ah! Aku tidak ingin memanggilmu Seo Jin!"

"Memangnya kenapa dengan nama itu?"

"Hmm... Entahlah... kalau aku memanggilmu Seo Jin, rasanya kamu seperti bukan temanku... kamu... jauuh sekali rasanya...." Dia lalu mengangkat kembali satu tangannya dan menyentuh pipiku sekali lagi.

"Hei... Sebby..." panggilnya kemudian. Aku hanya menggumamkan jawabanku.

"Heei... Seebbyyyy~" dia mengulang lagi tapi kali ini dia menggenggam lengan kananku lalu mengguncang-guncangnya.

"Iya, apa?" Aku hanya mendengus menyerah melihat tingkah anehnya ini, yah...aku memang tidak pernah melihatnya mabuk.

"Senyuuuummm!" kalimatnya kali ini membuatku menyeritkan alis padanya. "Tuuh... jangan suka lipat muka mu seperti itu, Sebby! Kamu jadi seperti orang tua!"

"Sudah banyak yang memanggilku begitu hanya karena aku kelihatan dewasa, jadi tidak masalah bagiku."

"Bukan begituuuu! Aigooooo... maksudkuuu, kamu mirip orang tua kalau suka mengernyit gitu! Coba senyum sekali-kali... Kamu itu cakep, keren, ganteng, apalagi kalau sudah senyum....Ketawa... Ehehehee~"

Aku sampai hampir tidak menyadari lampu sudah hijau saking herannya melihat Reina bertingkah semakin centil di sebelahku, bahkan hampir mendekati mesum dengan wajahnya memerah akibat alkohol.

"Kamu tahu?? Aku itu paliiiing sukaaa lihat kamu senyum, ketawa... ehehehee... tapi sekarang manaa?? Kamu sudah seperti ahjussi8!"

Sebelumnya dia menyebutku orang tua, sekarang ganti jadi ahjussi. Oh, bagus sekali! Dan selanjutnya dia kembali menyanyi lagu yang entah apa judulnya itu, lalu dia kembali terdiam seperti mayat. Untung saja tak sampai 10 menit mobil ku sudah sampai di pelataran parkir apartemennya. Kulihat Reina di sebelah kananku terlihat diam menutup matanya, bukan seperti orang tidur tapi lebih tepatnya seperti orang mati.

"Reina? Hei...? Reina?" Kupanggil-panggil namanya tapi tidak ada jawaban. Kucek ujung hidungnya yang masih mengembuskan nafas pelan, dia masih hidup ternyata. Kuguncang-guncang tubuh mungilnya pelan sambil memanggil namanya lagi.

"Hhnnggh...." Hanya itu responnya. Kucoba bangunkan kembali dan akhirnya berhasil. Tapi bukannya menyahut panggilanku, dia malah tiba-tiba muntah di joknya.

Ya, Tuhan! Ini mimpi buruk!!

Reina muntah di jok mobil kesayanganku!!

Dan setelah muntah dia malah tertidur kembali! Sialan!!

Tak ada cara lain, akhirnya aku harus menggendongnya keluar dari mobilku dan membawanya sampai ke dalam kamar apartemennya. Setelah menidurkannya di tempat tidur dan menarikkannya selimut, aku sempat terdiam memandanginya yang terlelap. Wajahnya yang tertidur tidak beda jauh dari wajah polosnya saat masih kecil, aku jadi lupa fakta bahwa Reina sekarang sudah 27 tahun dan tertidur dalam keadaan mabuk. Tiba-tiba kurasakan ponselku bergetar dalam saku celanaku, terpampang foto selfie Yoosung—yang entah kapan diambilnya tanpa sepengetahuanku—di layar lebar touchscreen-nya.

ResetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang