Part 7

397 19 0
                                    

Hari ini adalah weekend. Menurut Ulel weekend saat ini jauh berbeda ketimbang dulu saat ada ayah nya. Dia sangat sangat rindu pada ayah nya saat saat weekand seperti ini. Namun apa daya(?) Ini sudah menjadi takdirnya.

Weekend memang indah, namun tak seindah hidupnya. Weekend memang selalu ditunggu orang lain, tapi tidak untuk-nya. Bukan rasa kebahagiaan keluarga yang ia rasakan, namun rasa sakit yang mendalam melihat kehancurkan keluarganya.

Hari masih amat sangat pagi. Namun, Ulel sudah siap. Ritual mandi pun ia sudah lalukan saat matahari belum terbit. Ntah mengapa hari ini Ulel seperti merasa senang tanpa sebab.

Setelah semuanya siap.

Ulel lebih memilih pergi ke balkon kamarnya untuk menyambut indahnya pagi hari, untuk membalas kicauan kicauan burung dengan gitarnya. Hanya ditemani secangkir kopi hangat dan selembar roti. Ulel siap untuk memanjakan dirinya bersama sang gitar kesayangan.

satu...
dua...
tii...

Saat Ulel ingin memetik senar gitarnya, ntah mengapa pandangannya langsung berhadap dengan Arrel yang sedang berada di balkon kamarnya.

"Selamat Pagi Princess" Teriak Zalis Dengan senyum yag sangat Manis.

Hening.
Tak ada jawaban.
Ulel hanya melihatkan ekspresj dingin nya. Menurutnya Zalis adalah pengganggu.

"Lo suka main gitar juga?" Tanya Zalis.

saat ini ada jawabannya namun, lebih Dingin.

"Hmm" Balas Ulel datar.

"Menurut gue, gue boleh dong main ke balkon kamar lo?" Tanya Zalis.

"Ngapain lo?" Jawab Ulel dingin.

"Kita main gitar sama sama" Tawar Zalis.

Hening kembali. Nampaknya Ulel sedang berfikir.

"Gimana?" Tanya Zalis yg merasa dikacangi oleh Ulel.

"Untuk kali ini saja!" Balas Ulel masa bodo.

"Oke tunggu gue" Teriak Zalis.

Tak lama kemudian Zalis datang ditemani sang gitar berwarna putih yang indah😊.

"Haiii" Sapa Zalis.

"Hm" Balas Ulel.

"Mau lagu apa?" Tanya Zalis.

"terserah" Jawab Ulel cuek.

"Gimana kalo lagu Fatin -Salahkah aku terlalu mencintaimu-?" Tawar Zalis dengan senyum mengembang di ujung bibirnya.

"Hmm" Balas Ulel.

satu...
dua...
tiga...

Kutatap dua bola matamu.
(Zalis Menatap mata Ulel)
Tersirat apa yang kan terjadi.
Kau ingin pergi dariku.
Meninggalkan semua kenangan.
(Mereka berdua tersenyum, namun Ulel masih terkesan terpaksa)

Menutup lembaran cerita. Oh sayangku...

Aku tak mau...
Ku tau semua akan berakhir...
Tapi ku tak rela lepaskanmu.
(Zalis melirik Ulel)
Kau tanya mengapa aku tak ingin pergi darimu.
(Ulel senyum. Manis. Senyum ini tulus)
Dan mulutku diam membisu...

Salahkah bila diriku terlalu mencintaimu.
(Zalis Suka kalau melihat Ulel tersenyum)
Jangan tanyakan mengapa.
Karena aku tak tau.
Aku pun tak ingin bila.
(Ada rasa yang asing dalam hati Zalis)
kau pergi tinggalkan aku.
(Apakah Zalis menyukai Ulel? Namun, ia llanggung menyanggah hal itu, karna ini baru beberapa hari ia mengenal Ulel)
Masihkah ada hasratmu
tuk mencintaiku lagi.

Apakah yang harus aku lakukan.

tuk menarik perhatianmu lagi...

Walaupun harus

Mengiba agar kau tetap disini.

Lihat aku duhai sayangku...

Fatin -Salahkah ku terlalu mencintamu-

Setelah lagu berakhir. Zalis dan Ulel saling menatap satu sama lain, namun tak berlangsung lama karna Ulel memutuskan kontak mata dengan Zalis. Parasaan yang aneh muncul dalam hati Zalis. Dan Ulel berfikir apakah pertahanan dia akan roboh? Tidak! Itu tidak boleh terjadi. Dan ini menurutnya mustahil. Ini terlalu cepat.

***

Setelah kejadian tadi Ulel memasuki kamarnya dengan hati gembira.

"Tembok pertahan gue gak boleh runtuh, itu gak boleh! Cinta gue cuma buat Kevin Pratama, lagian gue baru kenal tuh orang!" Ucap Ulel dalam hati.

Berbeda dengan Zalis, Zalis semakin penasaran dengan gadis itu (Ulel) Dia sangat unik, dan berbeda dangan wanita lainnya:) Zalis merasa ada yang aneh di hatinya, seperti kupu kupu yang hinggap di perutnya. Apakah Zalis jatuh hati terhadap gadis sedingin es? Datar sedatar tembok? Arrel masih belum yakin hal itu.

Ulel itu berbeda, sangat berbeda. Biasanya setiap cewek yang Zalis ajak ngobrol, suka salting sendiri. Dan Zalis yang terkenal most wanted disekolahnya pun memiliki banyak fans.

Rasa penasaran Zalis bertambah membara. Ia penasaran dengan sosok Ulel yang berbeda dengan wanita lain. Diliar sana banyak eanita yang bertebar pesona kepada Zalis. Namun, Ulel? Dia wanita pertama yang ngencueki Zalis.

"Gue bakal cari informasi tentang dia" ucap Zalis dalam hati.

***

Weekend telah berlalu, harinya bersama Zalis pun telah usai.
Hari cerah ini menujukan hari senin, dimana semua sekolah mengadakan upacara yang membosankan. Upacara yang mengharuskan siswa siswinya masuk lebih awal. Memakai Seragam lengkap.

Ulel pun sudah siap untuk pergi sekolah, ia tidak sarapan di rumah karna sudah terlambat.

Untung saja gerbang belum ditutup. Dan Ulel dapat melakukan upacara bersama barisannya.

Upacara telah usai.

Dikelas XIII-IPA 2..
"Ulel lo udh nyelesaiin tugas Fisika belum?" Teriak Sandra saat melihat Ulel memasuki kelas.

"Sudah. Mau nyontek?" Tebak Ulel.

"Lo tau aja" jawab Sandra kaku.

"Ambil aja di tas gue!" Balas Ulel seraya melemparkan tasnya ke Sandra.

"Maaciwww saiang Ulel deh" jawab sandra.

Ulel hanya merespond geli ucapan Sandra.

Ulel pintar dalam semua mata pelajaran, terkecuali sejarah. Ia kesal, karna disekolah ini jurusan IPA pun mempelajari sejarah walau hanya dasarnya saja.

Tak lama guru Fisika pun datang, yang di anggap killer itu. Membawa sebuah penggaris kayu panjang, muka seperti monster.

Lalu, kelas pun menjadi hening dan langsung mengikuti oelajaran Fisika yang digemari oleh Ulel.

Jangn lupa vote nya ya;') biar semangat nerusinnya;) sorry partnya gaje+garing😂belum dapet imajinasi mennn:v

Karrel= Zalis

Btw maaf ya pendek pendek(:

FLESH OUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang