HARAP MAKLUM TYPO DIMANA MANA(:
***
Hati dan fikiran selalu berbeda arah dan jalur. Hati berkata cinta, namun selalu disanggah oleh fikiran dan logika. Seperti terjadi peperangan antara hati dan logika.
Jika seperti ini gue harus bagaimana?
Mengikuti kata hati atau fikiran yang menolak?
-Zalis_Aurelliana-***
Matahari mulai terbenam, saat itu senja mulai muncul. Alangkah indah senja pada sore itu. Yang menarik perhatian Ulel untuk melihatnya ketempat yang lebih tinggi. 10 menit ia mencari, 10 menit pun ia berjalan. Akhirnya, ia sampai di tempat yang ia tuju. Tak disangka Ulel melihat seorang pria sedang duduk dengan posisi kaki yang di luruskan, dan tangan menjadi penahan bagian belakang. Ulel berfikir sejenak, ia merasa hapal dengan pria itu. Namun siapa?
'Ah masa bodo bukan urusan gue' batin Ulel.
Ulel pun bergegas mencari tempat nyaman untuk melihat senja dan menjernihkan pikirannya. Namun, saat Ulel hendak melangkahkan kakinya seseorang menahan pergelangan tanganya. Secara reflek Ulel membalikan badannya. Dan dia bertemu dengan, Karrel.
"Haii" sapa Zalis, seraya senyum.
Ulel hanya merespon dengan menaikan alisnya.
"Ish jadi cewek kok jutek banget?" Tanya Zalis berusaha mencaikan suasana.
"Masalah buat lo?" Tanya Ulel sinis, dan menepis kasar tangan Zalis.
"Jelas masalah lah, lo kan calon pacar gue" balas Zalis dengan kePDan nya.
"Mimpi lo!" Ucap Ulel dan pergi meninggalkan Zalis.
Mood nya seketika ancur, tidak ada niatan lagi untuk melihat senja. Bukan melihat senja, Ulel malah melihat hujan petir yang menyeramkan, baginya itu adalah Zalis.
Namun, Zalis tidak tinggal diam. Ia berusaha mengejar 'gadisnya' . Ntah sejak kapan ia menyebut Ulel adalah gadisnya.
Hap..
Zalis menangkap pergelangan tangan Ulel. Ah Zalis melakukannya reflek karena didepan jalan yang ingin Ulel lewati terdapat lubang. Namun, siapa kira respon Ulel datar? Ulel hilang keseimbangan dan terjatuh didada bidang milik Zalis. Hidung mancung kecil nya terbentur benda keras yang ia tahu adalah dada bidang si cowok yang berusaha mendekatinya. Seperti posisi berpelukan, namun tidak ada yang melepaskan satu sama lain. Ulel merasakan kehangatan yang sepat hilang karena ditinggal Kevin secara sepihak. Alangkah susahnya Ulel berusaha melupakan cowok brengsek semacam Kevin. Hingga saat ini Ulel masih saja memikirkan tentang Kevin. Hingga sampai saat ini, ia menemukan kehangatan itu lagi.
Oke, ini sekedar perasaan gue. Batin Ulel.
Setelah beberapa saat dalam posisi seperti itu, Ulel memutuskan kontak fisik antara wajahnya dan dada bidang milik cowok tampan sekolahnya.
"MODUS" Umpat Ulel dengan penuh penekanan di depan Zalis. Karna tinggi badannya tak setinggi milik Zalis.
Ulel bergegas pergi dari tempat itu, ia tak mau Zalis mengetahui sikapnya yang sedikit gugup. Masa lalu nya seakan datang lagi.
Nyaman, rasa itu apa mungkin hadir lagi? Padahal gue kan cuma penasaran doang sama tuh papan seluncur. Batin Zalis.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLESH OUT
Genç KurguLo itu datar kaya papan selancar, bahkan lo itu seperti kulkas berjalan, tapi gue ngerti itu adalah sebuah perubahan karena masalalu. -Zalis Nathayana Fernandez- Lo itu nyebelin, bad boy, dan intinya lo itu yang selalu bikin gue badmood. -Aurelliana...