Part 16

216 5 1
                                    

HAPPY READING GUYS!

Warning! Typo bersebaran dimana mana karena mengetik cepat dan tidak di edit, hehe.
.
.
.
.
.
.
.

Jangan biarkan aku sendirian. Beban kutanggung sendiri. Aku butuh kamu. Iya kamu.
-Aurelliana-

***

Kringgg...Kringgg...Kringgg...

Jam waker Ulel pun bunyi sangat nyaring. Hari ini ia sangat malas pergi ke sekolah ntah apa alasannya. Mood dia selalu berubah ubah gak karuan sebut saja dia moody'an.

Jam laknat! Ganggu gue tidur aja lo! Sialan. Gerutu Ulel dalam hati.

"Huahhh!!!" Ulel ngeuap layaknya orang bangun tidur.

Dengan langkah yang sempoyongan dia pun pergi ke kamar mandi untuk melaksanakan ritual mandi paginya dengan malas.

Setelah selesai melaksanakan ritual mandi paginya, Ulel melanjutkan dengan merias diri dan berpakaian. Cukup sederhana, namun menarik.

Seperti hari hari biasanya, rumah mewah milik Ulel sepi dari canda tawa dan keharmonisan anggota keluarga.

Lagi, lagi, dan lagi. Dan akan terus seperti ini. Keluh Ulel dalan hati.

Namun apa daya? Ini takdir. Ini sudah terjadi. Ulel pasrah. Ulel ikhlas.

Setelah semuanya sudah siap, Ulel pun pergi ke sekolah dengan mengendarai mobil dengan santai, karena waktu bel masih terasa agak lama lagi.

Diperjalanan menuju sekolah, Ulel tidak ada henti hentinya memikirkan ucapan Zalis yang ingin dijodohkan oleh Papahnya.

Sungguh, nama Zalis akhir akhir ini sudah menguasai semua fikiran Ulel.

Apaan sih, ko gue jadi mikirim dia terus? Batin Ulel.

***

Sampai disekolah, Ulel disambut oleh Zalis Cs.

Zalis melihat kedatangan Ulel, Zalis langsung mengahampiri Ulel.

"Haii selamat pagi Princes" Sapa Zalis.

"Hmm" Balas Ulel lalu meninggalkan Zalis.

Ternyata diujung sana, teman teman Zalis menertawai aksinya yang gagal.

"Eleuh eleuh si Zalis teh ditolak? Tumben pisan. Biasana si Zalis nu dikejar kejar ku awewe teh. Sing sabar nya (adeuh adeuh si Zalis ditolak? Jarang sekali. Biasanya si Zalis yang di kejar kejar perempuan tuh. Yang sabar ya)" Ledek Ujang, orang sering menggunakan bahasa Sunda, walaupun tidak terlalu mahir. Ujang adalah teman tetangga kelas dengan Zalis yang tidak sengaja lewat dan melihat aksi gagal Zalis.

"Berisik sia teh Ujang, ku aing gorok huluna yeuh (berisik lo Ujang , sama gue sembelih kepalanya nih)" Balas Zalis yang menggunakan bahasa Sunda kasar.

"Ampuni saya Ani" Ledek Daniel yang datang menghampiri Zalis dan Ujang.

"Tidak Roma" Sambung Reno.

"Kau sungguh tega Ani" Lanjut Andre dengan super drama.

"Tahi lo semua" Kesal Zalis dan meninggalkan semuanya.

FLESH OUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang