Chapter 1

46 8 2
                                    

Fatimah Alivia singkatnya Fatvia atau sering dipanggil Via, seorang gadis SMP yang cantik, cerdas di sekolah. Tapi tidak memiliki banyak teman, karna dia merupakan seseorang yang pendiam.
Dia memiliki bunda yang bernama Rifa, sementara ayahnya sudah meninggal dunia sejak dia masih berumur 7 tahun.

Gadis pendiam ini sangat suka sesuatu yang berbau seni, bahkan dia juga sangat suka melukis.

Tak jarang hasil lukisannya dibeli oleh orang-orang. Untuk di tabung hasil dari penjualan lukisan itu.

Banyak guru yang menyayanginya di sekolah. Bahkan ada beberapa temannya yang iri dengan Via. Namun Via tidak sombong, dia tidak mau benar-benar tidak memiliki teman. Cukup dirinya yang pendiam saja masalah dia saat berteman.

* * *

Saat ini, Via sedang berjalan menelusuri pusat oleh-oleh di Bandung. Dia mencari benda yang menurutnya bagus untuk di koleksi dirumahnya. Tentu dia tidak sendiri disini, Via bersama bundanya disini.

Mereka sudah berjalan cukup lama, dan sudah ada beberapa benda yang mereka beli.

Saat sedang asik mencari-cari benda yang akan dibeli. Mata Via terpaku pada sebuah archer mini dengan motif dan bentuk layaknya archer sesungguhnya, hanya saja ukurannya yang mini, sangat mini, yang menurutnya sangat berseni.

Sebelum membelinya, Via meminta izin terlebih dahulu kepada bundanya

"Bunda, aku mau beli archer itu, boleh gak?" tanya Via kepada bundanya

"Boleh sayang, beli aja apa yang kamu mau. Jarang-jarang kita belanja kayak gini" ucap bunda memberi izin kepada Via

Mendapat jawaban itu, Via segera menuju ke tukang archer tersebut.

"Kang ini harganya berapa ya?" tanya Via kepada penjual archer mini tersebut

"Oh, ini mah cuma 30.000 doang" jawab si penjual

"30.000 ya, bisa kurang gak?" tanya Via berharap harganya diturunkan

"Oh, buat eneng mah bisa atuh" jawab penjual, membuat senyum merekah dibibir Via
"Jadi 15.000 aja" lanjutnya

"Bener kang. Jadi setengah harga?" tanya Via yang tidak percaya mendapat diskon setengah harga dari harga aslinya

"Ya bener atuh, yaudah neng silahkan di pilih" ucap si penjual mempersilahkan Via memilih archer mini tersebut
"Saya doakan semoga eneng masuk kedalam orang yang beruntung" lanjut si penjual, membuat Via bingung dengan kata-kata si penjual.

Namun Via tidak menghiraukan itu dan segera memilih archer mini yang menurut dia bagus.

Via memilih archer tersebut dengan sangat detail. Dia memperhatikan desainnya, bentuknya, bahkan kekurangannya dia perhatikan.

Setelah lama memilih, akhirnya Via mendapat archer mini yang memiliki desain bagus, bentuk yang sempurna, dan tidak ada kekurangan menurutnya.

Setelah lama memilih, akhirnya Via mendapat archer mini yang memiliki desain bagus, bentuk yang sempurna, dan tidak ada kekurangan menurutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah membayarnya, Via segera menghampiri bundanya lagi.

"Udah selesai belinya?" tanya bunda

"Udah bun. Lihat deh bun, menurut bunda gimana?" Via menanyakan pendapat bundanya, tentang archer mini pilihannya.

"Udah bagus kok, bunda tau kalo kamu beli barang pasti akan sangat mendetail" puji bunda

"Makasih bun"

Via dan bunda kembali ke rumah mereka, karena merasa sudah puas berbelanja.

Walaupun, Via masih memikirkan perkataan penjual itu yang mengatakan semoga Via beruntung, tapi Via mencoba untuk terus positive thinking.

'Semoga beruntung? Mungkin maksudnya semoga aku dapat model archer yang bagus kali ya?' batin Via menyakinkan dirinya untuk tidak berfikir negatif.

* * *

Sampainya Via dan bunda dirumah, mereka beristirahat sejenak dan kemudian baru melakukan kegiatan rumah.

Via menaruh barang belanjaannya di dalam kamarnya.

"Via.. Kamu lagi apa?" tanya bunda dari lantai bawah

"Ga lagi ngapa-ngapain bun, ada apa?" tanya Via balik

"Oh.. Turun dulu sayang, bantu bunda masak ya" ucap bunda sedikit teriak

"Iya bun, sebentar" ucap Via sambil sedikit berlari menuju dapur. Menghampiri bundanya.

'Ah besok saja lah, melihat-lihat barang yang sudah ku beli tadi' ucap Via dalam hatinya.

Sesampainya Via di dapur.

"Aku bantu apa bun?" tanya Via pada bundanya

"Tolong potong bawang ya. Tipis-tipis ya" ucap bunda

"Oke"

Via mengambil talenan dan pisau. Dan memulai memotong.

"Kamu udah liat-liat barang yang tadi kamu beli?" tanya bunda

"Belum bun, besok aja. Nanti habis maghrib aku mau langsung belajar, terus mau langsung tidur. Kayanya abis jalan-jalan, aku kecapean pengen cepet-cepet tidur" jelas Via

"Oh yaudah, tapi abis sholat maghrib makan dulu ya, baru belajar" ucap bunda mengingatkan

"Iya bun"

Selesai memasak, mereka menyiapkan makanannya diatas meja makan.

Adzan maghrib berkumandang, dan mereka segera menunaikan sholat.

Selesai sholat, mereka langsung makan.

"Bun, aku kekamar ya" pamit Via kepada bunda saat makanannya sudah habis

"Iya, jangan tidur malem-malem ya"

"Iya bun" Via pun berjalan menuju kamarnya yang berada dilantai atas.

Hai.. Hai..
Ini cerita baru Simi semoga suka..
Maaf kalo gaje.. Karna cerita ini sedikit butuh imajinasi yang tinggi..

Jangan lupa vote, comment
Jangan jadi pembaca gelap ya...

The Helper DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang