Chapter 5

25 7 0
                                    

Sudah satu bulan lamanya Via menjadi orang yang memiliki tanggung jawab lebih. Belum terjadi apa-apa yang membuat Via harus mengeluarkan archernya itu.

Via bersyukur, karena tidak ada hal yang mengakhawatirkan

* * *

Sunyi, itulah yang sedang terjadi sekarang. Semua orang sedang terlelap, bahkan di temani dengan dunia mimpi mereka masing-masing. Itu pun sedang terjadi pada Via.

Namun suara bising dari luar memecah kesunyian malam itu, tak sedikit dari mereka yang harus meninggalkan dunia mimpi mereka. Via juga merasakannya.

Merasa aneh Via mengintip dari jendela kamarnya, namun tidak jelas. Jadi dia memutuskan untuk turun ke lantai bawah.

Sesampainya di lantai bawah, Via mendapati bundanya sedang mengintip ke luar rumah dari jendela.

"Ada apa bun?" tanya Via

"Sssttttt" ucap bunda pelan
"Diluar lagi ada yang tawuran" lanjut bunda pelan

"Yaampun, kenapa ada aja yang tawuran sih?" Via penasaran

"Ga tau, anak-anak kaya mereka sepertinya kurang didikkan dari orang tuanya" ucap bunda

"Kita ga menghentikan mereka?" tanya Via

"Tidak Via, akan bahaya jika kita keluar sekarang. Kau lihat kan, mereka saling melempar botol kaca. Jika kita keluar sekarang bisa saja kita yang kena" jelas bunda

"Nanti setelah tawuran nya mulai mereda, kita akan ngecek ada korban atau tidak" ucap bunda.

* * *

Tawuran pun mulai mereda. Dan semua anak muda yang tadi bertawuran, mendadak hilang entah kemana. Para warga segera keluar dari rumah mereka.

Mereka mengecek apakah ada korban atau tidak.

"Kamu jangan keluar ya" perintah bunda
"Bunda akan keluar menemui warga yang lain, ikut memastikan" lanjut bunda

Via hanya bisa mengangguk meng-iya-kan. Sebenarnya Via memiliki firasat tidak enak tapi ia berusaha untuk tetap positive thinking.

"Bunda, hati-hati" ucap Via

"Iya sayang, jangan kemana-mana ya"

Via dengan firasat buruk terus berdo'a, agar bunda tidak kenapa-napa

* * *

Bunda masih diluar dengan warga lainnya.

Namun tiba-tiba datang segerombolan anak muda dengan motor. Kemudian mereka langsung membuat lingkaran mengelilingi para warga, sehingga warga tidak bisa kemana-mana

Para anak muda membawa peralatan tawuran. Ada samurai, golok, clurit, dan lainnya.

Para warga disana ketakutan termasuk bunda Rifa. Mereka takut karena mereka tidak memiliki senjata sama sekali.

Sementara Via hanya bisa memperhatikan dari dalam rumahnya. Dia sangat takut karena bundanya berada disana.

Rasa cemas dan takutnya membuat Via lupa akan segala hal.

Dengan rasa takut, takut bundanya kenapa-napa. Andai aku bisa menyelamatkan dunia ini, fikir Via

Karena ucapannya sendiri, Via jadi ingat akan archernya dan para helper itu.

Dengan cepat, Via berlari kelantai atas menuju kamarnya. Mengambil archernya dan kembali ke lantai bawah. Kenapa aku bisa lupa akan archer ini?, ucap Via merutuki dirinya sendiri

Sesampainya Via dilantai bawah, dia mengecek keadaan diluar terlebih dahulu. Dan dia langsung menekan tombol diujung archer tersebut.

'Ka Joe dan yang lain tolong cepat datang. Bantu aku, bunda, dan warga lainnya.' batin Via cemas

Tak perlu tunggu lama akhirnya mereka berlima datang.

"Ada apa kau memanggil kita, Via?" tanya Joe khawatir

"Tolong aku" ucap Via dengan nada ketakutan

"Ada apa" Joe semakin khawatir

"Itu" tangan Via menunjuk ke arah jendela, lebih tepatnya menunjuk masalah yang ada diluar rumahnya.

Mereka berlima pun mengikuti arah tunjukan Via. Dan mereka mememukan arah tunjukkan Via, yaitu masalah yang Via maksudkan.

"Siapa mereka?" tanya Nimra penasaran

"Sebaiknya nanti saja kita cari tahu siapa mereka. Lebih baik sekarang kita bantu mereka" ucap Yabsih

"Tapi sepertinya kita harus memanggil yang lain" ucap Lacey

"Kenapa?" tanya Yabsih bingung

"Karna jika kita hanya berlima mereka tidak akan takut sama sekali. Sementara jika kita benar-benar melawan mereka itu tanda nya kita mengadu kemampuan dan tentu saja kita akan menang" ucap Jee tegas

Via terpaku pada ucapan Jee. Karna baru kali ini Jee banyak bicara.

"Iya kau benar Jee. Kita hanya akan membuat mereka takut. Tidak akan melukai mereka" ucap Joe

"Tapi kenapa? Mereka saja suka saling melukai satu sama lain" tanya Via

"Karna mereka juga tanggung jawab kami." Lacey

"Baiklah, setidaknya bunda selamat" ucap Via khawatir

"Tenang Via, bundamu akan aman dan selamat" ucap Yabsih

"Nimra, tenangkan Via. Kau Lacey, panggil semua helper dari dimensi kita. Jee, awasi sekitar. Yabsih ikut aku menyiapkan tempat untuk bersembunyi nanti. Dan Via tenanglah, kau akan memiliki peran penting saat ini. Jadi ku mohon tenanglah" Joe membagi tugas bahkan terhadap Via

....

Hai.. Hai..
Apa yang akan terjadi selanjutnya ya...?
Terus baca aja..
Jangan lupa vote, comment
Jangan jadi Pembaca Gelap...

The Helper DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang