Chapter 7

19 7 2
                                    

Pukul 06.15

"Via.. Udah siap belum" bunda mengetuk pintu kamar Via.

Tidak mendapat jawaban, akhirnya bunda Rifa memutuskan masuk kedalam kamar Via

Klek..

"YaAllah Via, bangun sayang" ucap bunda panik, karena Via masih tertidur.

"Emm, bun kenapa?" tanya Via yang masih setengah sadar

"Udah jam 6 lewat 15 menit sayang" ucap bunda panik

"Astagfirullah, kenapa bunda ga bangunin aku?" ucap Via tak kalah panik

"Tadi bunda udah bangunin kamu. Yaudah kamu langsung mandi, bunda yang siapin baju seragam sama buku-bukunya" pinta bunda

Via pun bergegas mandi, dia bahkan hanya mandi 1 menit.

Selesai mandi Via langsung memakai seragamnya, mengambil tasnya dan memakai sepatunya.

"Via berangkat dulu bun, makasih bunda. Assalammualaikum" ucap Via sambil mencium tangan bundanya

"Wa'alaikumsalam, hati-hati" ucap bunda sedikit teriak.

* * *

Hanya karena kejadian semalam, pagi ini Via harus telat ke sekolah.

Via benar-benar merutuki dirinya sendiri. Tidak pernah Via berfikir untuk telat, ini pertama kalinya ia telat.

Sekarang Via dan yang lain tidak boleh mengikuti mata pelajaran pertama. Mereka ditempatkan diruang laboratorium yang sudah tidak terpakai.

Ternyata, ada teman sekelas Via yang juga telat. Rey, teman sekelas Via yang juga telat.

"Anak pinter kok telat" ucap Rey dengan nada menyindir

Via tidak menjawab atau melakukan hal lain, dia hanya diam. Karna sifatnya yang memang seperti itu.

* * *

Guru yang mengawasi mereka pergi dari ruangan tersebut menuju ruang guru. Ruangan tersebut dikunci dari luar, agar tidak ada yang bisa keluar.

Ternyata diantara mereka yang telat ada seseorang yang membawa senjata. Dia bukan murid di sekolah Via. Sepertinya dia seorang 'teroris' *author gak tau apa namanya*

Orang tersebut memakai masker untuk menutupi wajahnya, dan memakai seragam SMP agar tidak dicurigai.

"SEMUA TIARAP" ucap orang tersebut, menyuruh semua murid tiarap sambil menodongkan senjatanya ke random arah.

Semua murid panik dan segera mengikuti perintah orang tersebut, termasuk Via. Via tiarap sambil memegang tas nya. Berjaga-jaga siapa tau dia harus menggil Joe dan yang lain.

"BERIKAN SEMUA UANG KALIAN DAN HANDPHONE KALIAN" ucap orang tersebut memaksa "JIKA TIDAK, AKAN ADA SALAH SATU DARI KALIAN YANG AKAN TEWAS" lanjutnya dengan menekan kata 'tewas'.

Semua murid menaruh uang dan handphone keatas meja, kecuali Via. Via tidak mengambil uangnya, melainkan mengambil archernya. Dia segera mengeluarkan kotak archernya, membukanya dan kemudian mengambilnya.

Dan dengan cepat menekan tombolnya.

'Ka Joe cepat datang' ucap Via dalam hati.

Dalam sekejap mereka berlima datang, membuat semua terkejut. Bahkan mereka berlima terkejut melihat 'teroris' itu yang memegang senjata

"SIAPA KALIAN??" ucap 'teroris' tersebut, sambil menodongkan senjatanya

"Kau yang siapa?" Joe bertanya balik "Via siapa dia??" lanjutnya bertanya kepada Via

"Ka, dia menodong kami" ucap Via sambil menunjuk kearah 'teroris' tersebut. Merasa dirinya ditunjuk, 'teroris' itu menodongkan senjatanya kearah Via.

Via takut, tapi dia berusaha memberanikan dirinya. Karena dia merasa dia aman sekarang, ada Joe, Lacey, Nimra, Jee, dan Yabsih disana.

"Cepat kepung dia" ucap Yabsih

"Via kau juga ikut" ucap Jee, dijawab anggukan dari Via

Melihat adegan itu, tidak sedikit murid disitu yang mengambil foto bahkan ada yang memvideokannya

"Nanti aku masukin ke Channel YouTube punyaku. Pasti bakal langsung viral, terus pada Subscribe Channel aku deh" ucap seorang siswa berbisik kepada temannya

"Foto-foto ini, mau aku upload ke Instagram, terus nanti jadi viral. Bahkan sampe di TV-TV" ucap temannya juga, berbisik

* * *

Saat ini teroris tersebut sudah terkepung. Dia ketakutan.

"Via, siapkan panahmu" perintah Lacey

Saat Via sedang menyiapkan panahnya. Teroris tersebut melihat kearah Via. Dia tidak mau kalah dengan anak SMP seperti Via.

Dia melihat kearah tangannya, yang masih memegang senjata. Dia menyunggingkan senyumnya.

"Kalian fikir gua bakalan takut. Hah?!!" ucap teroris itu sambil memberanikan dirinya. Dia menodongkan senjatanya kearah Joe, Nimra, Lacey, Via, Jee, dan Yabsih secara bergantian.

Tapi tidak ada satupun dari mereka yang takut.

"Kita juga ga takut" ucap Yabsih menjawab kalimat teroris tersebut.

'Yaampun, kenapa dia tidak takut sih? Padahal kita seperti ini untuk membuatnya takut. Tidak akan menyakitinya' ucap Via dalam hatinya.

Lagi-lagi, teroris itu menodongkan senjatanya. Kali ini senjatanya hanya menuju kepada Joe, bahkan teroris itu menunjukkan raut wajah tak suka kepada Joe. Dan tiba-tiba....

DOORRR.......

________________The Helper Dimension_________________

Hai.. Hai..
Sorry kalo lagi sering telat up soalnya lagi ada masalah sama tabnya...
Dan dipikir-pikir kalo Simi akan up setiap Sabtu dan Selasa. Tapi, kalo sekarang up buat besok. Soalnya diperkirakan besok tidak bisa up...

Jangan lupa vote, comment !!
Jangan jadi Pembaca Gelap !!

The Helper DimensionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang