Pagi yang cerah, semua kembali melakukan kegiatannya. Hal itupun dilakukan oleh Via, ia kembali masuk sekolah seperti biasanya.
Via sampai di kelasnya, dan pemandangan yang pertama kali dia lihat adalah.. Rey sedang memamerkan pedangnya itu.
Via tidak iri, karena dia mendapat archer itu bukan untuk dipamerkan, melainkan untuk membantu orang lain.
Rani yang melihat Via baru datang, segera menghampiri Via.
"Via" ucap Rani memanggil Via. Via pun menoleh
"Iya Rani, ada apa?"
"Ikut kesana yuk" ucap Rani sambil menunjuk ke arah kerumunan teman-temannya.
"Untuk apa?" tanya Via
"Rey bilang, dia akan manggil helpernya yang kemarin" Rani menjelaskan alasan dia memanggil Via untuk bergabung
Seketika wajah Via berubah, wajahnya memperlihatkan ekspresi kaget dan takut.
"Emm.. Tidak, aku ingin ke toilet dulu" jawab Via seraya meninggalkan Rani dan berjalan menuju toilet.
Rani yang ditinggal, hanya mengedikkan bahunya dan kembali bergabung kedalam kerumunan teman-temannya.
* * *
Sesampainya ditoilet, Via hanya berdiam diri.
"Sebenarnya Zack dan keempat kawannya bukan berasal dari dimensi kami. Mereka berasal dari dimensi lain. Mereka musuh bubuyutan kami. Yang mereka inginkan adalah, hanya ada kejahatan di bumi ini. Sejujurnya, kami para helper, pernah mengalahkan mereka, namun sepertinya ada salah satu anggota mereka yang berhasil kabur dari tangkapan kami. Sehingga dia dapat menjualkan pedang itu kembali, dan siapapun yang memanggil mereka akan membebaskan mereka. Kami menyesal karena kami masih memberi mereka kesempatan hidup dan tidak langsung memusnahkan mereka saat itu"
Ucapan Joe itulah yang membuat Via seperti ini sekarang. Takut, dan ingin menjauh dari Rey.
Kring..
Kring..
Kring..
Bel masuk berbunyi.
'Kalau sudah masuk, mereka pasti akan kembali ke dimensi mereka' pikir Via
Akhirnya Via keluar dari toilet, dan bergegas kekelas karena takut guru sudah masuk.
* * *
Sepertinya pemikiran Via salah, karena saat Via sampai dikelasnya. Para guru sedang mengerumuni kelasnya.
Guru-guru itu sedang mengambil foto 'helper'nya Rey. Tentu saja Via terkejut, dan menganggap guru-guru itu sudah termakan hasutan dari 'helper'nya Rey.
Via kembali berlari menjauh dari kelasnya. Tapi kali ini dia tidak berlari menuju toilet, melainkan menuju ke taman belakang sekolah tersebut.
Sesampainya ditaman belakang, Via segera mengeluarkan archernya dan memanggil Joe, Lacey, Nimra, Jee, dan Yabsih.
Tidak lama kemudian mereka pun datang.
"Ada apa Via?" tanya Joe khawatir
"Maaf sudah mengganggu kalian, sebenarnya ini bukan masalah serius. Tapi..." Via menggantung kalimatnya karena gugup
"Cepatlah, kami tidak punya banyak waktu" ucap Jee dingin
"Jee..." ucap Lacey memperingati Jee
"Emm, maaf kak Jee" jeda "Helpernya Rey datang kemari, dan sampai sekarang masih disini" lanjut Via menjelaskan
"Loh, bukannya ini sudah masuk jam pelajaran ya?" tanya Yabsih
"Iya"
"Lalu kemana para guru?" tanya Joe penasaran
"Mereka sedang mengerumuni kelas ku, sambil memfoto helpernya Rey itu" jelas Via
"Mereka sudah gila ya?" ucap Nimra emosi
"Tenanglah Nimra"'ucap Lacey menenangkan Nimra
"Aku fikir mereka sudah termakan sebuah hasutan" ucap Via hati-hati karena takut salah
"Ku rasa kau benar Via, mereka memang sangat mudah menghasut, dan orang-orang biasa akan mudah terhasut" jelas Joe
"Tapi menurutku, sekarang ini mereka sudah memanipulasi ingatan guru-guru itu" ucap Lacey berpendapat
"Sepertinya iya, karena untuk hasutan hasilnya tidak akan seperti ini. Mereka hanya akan terhasut untuk melakukan kejahatan. Lagipula untuk menghasut orang dewasa tidak akan semudah itu" ucap Yabsih
"Lalu bagaimana cara menghentikannya?" tanya Via
"Tidak ada caranya untuk saat ini. Ingatan itu akan hilang, jika mereka sudah tidak berkuasa di alam semesta ini seperti saat itu" ungkap Jee
"Dan jika kita berhasil menyingkirkan mereka, sebaiknya kita langsung musnahkan saja mereka" ucap Nimra kesal
"Lalu sekarang aku harus bagaimana? Aku takut untuk berhadapan dengan mereka"
"Kau tunggu saja disini, sampai mereka pergi. Kita akan menemani mu disini" ucap Joe menenangkan Via
"Tapi Joe, kita masih punya banyak urusan" protes Jee
'PENGUMUMAN. MULAI HARI INI, TIDAK AKAN ADA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR. KALIAN BOLEH KESEKOLAH MENGGUNAKAN BAJU BEBAS, BOLEH MEMBAWA HANDPHONE, BOLEH BERPACARAN, BOLEH MELAKUKAN HAL YANG KALIAN SUKA SEBEBASNYA. TIDAK AKAN ADA LARANGAN LAGI DISEKOLAH INI' ucap seorang guru dari speaker pengumuman
"Mereka sudah memulai permainan mereka" ucap Joe sinis
"Ayo kita labrak mereka" ucap Nimra emosi sambil berjalan. Namun, Lacey dengan cepat menahannya
"Jangan tergesa-gesa Nimra, jangan terbawa emosi mu. Kita harus membuat rencana matang-matang" jelas Lacey
"Iya, Lacey benar. Jangan gegabah, kita harus mengatur strategi, yang jelas harus berbeda dari strategi sebelumnya" ucap Joe
"Iyasih.. Tapi 'boleh berpacaran'? Apa-apaan itu?" ucap Nimra tidak terima
"Kenapa kau marah Nimra, kalau kau memang jomblo tidak perlu marah seperti itulah" goda Yabsih
"Kau ini.." ucap Nimra geram
"Sudah-sudah" Lacey melerai, sementara Yabsih hanya terkekeh
"Dan.. Joe, kau benar. Kita harus buat strategi yang berbeda dari sebelumnya, agar mereka dapat terjebak kembali" lanjut Lacey membenarkan ucapan Joe
Mereka pun menyiapkan rencana mereka dengan matang-matang. Berharap akan berhasil, dan mereka bertekad akan berhasil. Tanpa memperhatikan lingkungan sekolah yang sedang kacau sekarang ini.
Hai.. Hai..
Akhirnya Up juga ya... HeheDon't forget to leave Vote and Comment
See you in next Chapter
Bye..

KAMU SEDANG MEMBACA
The Helper Dimension
Viễn tưởngFatimah Alivia singkatnya Fatvia atau sering di panggil Via, membeli sebuah archer mini. Namun ternyata itu bukan sembarang archer mini.... Mau tau kisah lebih lanjutnya? Jangan lupa baca, vote, comment. Jangan jadi pembaca gelap...!!