"Bagaimana?"Lisa terkejut, ia diajak pergi kesuatu tempat oleh Jimin. Sepanjang perjalanan menuju tempat ini , Jimin hanya fokus mengendarai mobilnya.
Tidak berbicara sepatah katapun sejak bertemu dengan Lisa, Lisa pun tak bertanya apapun pada Jimin, ia juga tak berniat menanyakan apapun kepadanya.
"Yah.. Tempat ini indah" Lisa tersenyum sambil melihat sebuah ladang yang sepi, tak ada satupun orang yang mengunjunginya disana kecuali Lisa dan Jimin.
"Kemari, duduk disini. Disebelahku" suruh Jimin menepuk - nepuk kursinya seperti menepuk kasurnya kemarin. Lisa pun duduk disebelah Jimin. Jimin merangkul Lisa, lalu Lisa menyandarkan kepalanya pada bahu Jimin.
"Sebenarnya, apa yang kau ingin bicarakan?" Tanya Lisa dengan pelan
"Baik" Jimin memutar posisinya kesamping, kehadapan Lisa lebih tepatnya. Lalu Jimin memegang tangan Lisa dengan erat.
"Akupun tau, kau sedih lama tak bertemu denganku" suara Jimin makin merendah
"Akupun menangis jikalau aku tak bersamamu"
"Bogoshipda"
"Kau tau? Semua manusia pasti akan mati kan?"
Lisa yang mendengar perkataan Jimin meneteskan air matanya, cepat - cepat Lisa menghapus air matanya. Karena ia tidak ingin menangis, tapi air matanya terus menerus menetes.
"Jangan tahan tangisanmu Lisa"
"Keluarkan saja tangisan dan amarahmu kepadaku. Aku ada di depanmu! Dihadapanmu. Sekarang, tatap aku!!!"
Jimin memegang kedua pipi Lisa agar Lisa menatapnya.Tetes demi tetes, air mata Lisa benar - benar tumpah ketika melihat mata Jimin. Jimin mendekapnya, Lisa menangis tersendu - sendu dipelukan Jimin, Lisa memukul punggung Jimin yang posisinya masih sama sedang memeluknya.
"Aku benar - benar merindukanmu Oppa"
"Kau jahat tak suka mengabariku"
"Jahat"
"Jahat"
Jimin melepas pelukannya, ia mengubah posisinya kedepan.
"Sebenarnya, aku tidak ingin ini terjadi. Tetapi tuhan berkata lain. Ketika takdir menjadi jawaban dari sebuah cinta yang diam"
"Kita tidak berhak memilij jika tuhan berkata lain"
"Aku tau ini salah, tapi aku tak bisa memendamnya sendirian. Itu sakit."
Lisa menunduk, jantungnya berdegup dengan kencang. Ia merasa ada yang disembunyikan oleh Jimin.
"Nan neoreol saranghae" Jimin berputar kearah Lisa lagi.
"Mwo? Ap-" Lisa tak dapat bicara, dengan keadaan jari telunjuk Jimin yang berada dibibirnya.
"Ya, aku mencintaimu. Aku tidak ingin melihat kau menangis jika aku pergi nanti"
Jimin menurunkan tangannya."Gomawo"
"Mianhae"
"Saranghae"
Jimin memeluk Lisa lagi dengan erat, Lisa membalas pelukannya. Tangisnya tak tertahan lagi, semuanya sudah ia tumpahkan, karena Lisa tau Jimin akan pergi untuk selamanya.
"Jadi... hiks...kau .. Suka... hiks.. Padaku?"
Lisa menangis begitu derasnya dipelukan Jimin."Ya, aku tak ingin terlambat untuk mengatakan ini kepadamu Lisa. Bogoshipo" tak terasa air mata Jimin menetes, lalu Jimin tersenyum.
"Ya, aku tau. Belakangan ini aku mengacuhkanmu, itu semua demi kau. Agar terbiasa dengan ketidakhadiranku Disampingmu"
keduanya menangis, Jimin begitu pasrah pada keadaannya saat ini tetapi Lisa tidak terima, tangisannya pun semakin jadi. Lisa mengeratkan pelukannya pada Jimin.
"Nado... Hiks... Saranghae"
"Ini bukan sebuah cinta dari seorang Oppa" Jimin mengelus pundak Lisa.
Satu tetes kemudian dua tetes
Jimin pun menangis, ia tak dapat menahan tangisanya. hari ini sepertinya akan menjadi kenangan untuk mereka berdua.
"Kau mengisi hariku, selama aku berada disini. Gomawo, mianhae, saranghae Lisa"
- Park Jimin"Entah kenapa aku juga merasakan hal yang sama kepadamu Oppa" - Lisa
mereka masih dalam keadaan berpelukan.
To be continue...
Fyi aja part yg di ladangnya belum selesai, so... Tetep baca dan Vomment ya😄.
Maaf kalo ada typo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay » Lisa [Completed]
Short Story✓END [edited] ✓Short Story ✓Cast in prolog ‼️You must read the last page ‼️ "Jangan tinggalkan aku,apakah kau masih mencintaiku? just stay with me! jangan pergi hari ini, dan jangan tanya kenapa" -Lisa Lisa memiliki seorang kakak laki-laki yang tamp...