7

1.7K 162 2
                                    

Tes..

Tes...

Tiba - tiba hujan turun dalam keadaan mereka masih berpelukan.

"Bajuku basah, ottokhae oppa?"

"Hmm," gumam Jimin. Lalu ia menarik napasnya dan melepaskan pelukannya kemudian menatap Lisa dengan senyum lebarnya.

"Bagaimana, Lisa?" Tanya Jimin, masih dengan wajah sumringahnya. Lisa mengernyitkan keningnya , bingung.

"Bagaimana apanya, Oppa?" Tanya Lisa balik. Jimin mendengus sebelum menyentil pelan kening Lisa.

"Tadi, pernyataan cintaku, bagaimana?"

"H-hah?" Lisa memiringkan kepalanya karena ia semakin bingung dengan apa yang ditanyakan oleh Jimin. Ia kembali bertanya, "maksudmu apa, oppa?"

"Ish, kau ini..," gemas Jimin. Ia mengacak rambut Lisa dan berkacak pinggang, "Menurutmu bagaimana pernyataan cintaku tadi? Bagus kan? Aku akan menyatakan cinta pada Eunji nanti."

Dan Lisa merasa pikirannya kosong secara tiba-tiba karena mendengar ucapan Jimin. Lidahnya kelu. Dan pandangannya mulai memburam karena terdiktraksi oleh air mata.

"M-mwo?" Lirih Lisa. Ia menggelengkan kepalanya pelan, "apa katamu?kau akan mengatakan cinta pada.. Eunji?"

Jimin mengangguk. Ia tersenyum dan menengadahkan kepalanya, menatap langit yang mulai menangis seraya berucap, "Jika kau mau tau, aku sudah jatuh cinta pada Eunji sejak awal kau tau?"

Lisa berusaha untuk mengangkat kedua ujung bibirnya untuk menyunggingkan senyum terbaiknya saat ini. Hatinya tiba-tiba saja hancur, menyerpih, dan mungkin akan menjadi debu jika tersakiti lagi. Tapi untunglah langit juga ikut menangis, dengan itu ia bisa menyamarkan air matanya sebagai air hujan.

"Ah, begitu," lirihnya. Ia tetap memasang senyumnya meskipun Jimin masih menengadahkan kepalanya, "yang tadi itu payah. Payah sekali. Tapi pasti Eunji menerima oppa—"

Jimin menatapnya dengan heran, "Kenapa?"

"—karena kalian saling mencintai, kan?"

• • •

Jimin memasuki kamar Lisa yang tak terkunci.Ia melihat Lisa masih saja tidur dengan nyenyak padahal mereka sudah telat untuk berangkat sekolah.jimin pun menghampiri  Lisa yang sedang tidur.

"Lisa bangun!!Kau tidak sekolah apa?"Tanya Jimin dengan sedikit mengguncangkan tubuh Lisa.

Tetapi Lisa tak kunjung bangun.Ia pun memegang dahi Lisa,dan ternyata badannya sangat panas.Lisa terkena demam.

Lisa mengerjapkan matanya.

"Enghh..oppa kenapa kau ada disini?" Tanya Lisa sambil menguap.

"OPPA SEKARANG JAM BERAPA KITA SUDAH TELAT BAGAIMANA?" Teriak Lisa karena panik ia akan telat datang ke sekolah.

"Kamu demam, Gak usah sekolah,lebih baik dirumah" Jawab Jimin dingin.

"Oiya, oppa akan menembak Eunji. Doakan semoga oppamu diterima, ne?"

"Ahhh..itu tentu saja oppa aku akan doakan semoga oppa diterima." Jawab Lisa dengan senyuman terpaksa yang tercetak di wajahnya.

"Yasudah oppa berangkat dulu" Jimin meninggalkan kamar Lisa dan menutupnya secara perlahan.

"Kenapa harus Eunji noona,oppa? Wae?" Lisa menangis setelah kepergian Jimin.

''Chimol aku ingin bertanya kepadamu?" Lisa berbicara kepada boneka kesayangannya itu. Boneka itu merupakan hadiah dari Jimin dan Lisa sangat menyukai boneka itu.

"Apakah aku salah mencintai saudaraku sendiri? Apa aku tidak boleh mencintai oppaku sendiri? Apakah itu merupakan kesalahan yang sangat besar? Apakah aku salah? JAWAB AKU CHIM!! JAWAB AKU!!"

"Jawab aku.." Lirihnya kepada Chimol.
Lisa kembali menangis.

"Ya , kau boneka. Mau ditanya apapun tak akan ada jawabannya" - Lisa

"Mianhae Lisa" - Jimin

Hi I'm back with my story
cerita ini bukan hanya aku yang buat
semua idenya dari kita semua :
SalsabielaFebrianty
YanamiCheonsa16
sofiahamanda83

~Keep Vomment Ya Gaes~

Stay » Lisa                                                         [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang