(Ekspresi Marcel ketika Ella memintanya untuk membunuhnya //Pic from : weheartit.com)
Ella pov.
"Dia bisa membunuhku?"
Pikiran dengan hatiku berperang mendengar kata-kata itu.
Kematian. Hal yang sangat aku inginkan sejak dulu. Pikiranku mengatakan bahwa kematian akan menyudahi semua penderitaan yang aku alami selama ini. Namun hatiku mengatakan bahwa bila aku mati maka akan ada orang lain yang akan disiksa seperti aku karena kematianku.
Hati dan pikiranku terus berperang hingga akhirnya pikiranku lah yang menang. Aku memutuskan bahwa semua akan lebih baik jika aku mati saat ini.
Aku mengangkat kepalaku dan menatap lelaki di depanku ini.
"Kalau begitu, bisakah kamu melenyapkanku sekarang?" Tanyaku padanya.
"Hah?" Hanya itu yang dapat laki-laki itu katakan. Ia terlihat bingung dengan apa yang baru saja aku katakan.
"Bisakah kau membunuhku saja sekarang?" Ulangku padanya.
"Mengapa juga aku harus menuruti perkataanmu!?" katanya dengan kesal.
"Aku mohon.." kataku dengan putus asa. Sekarang ini aku hanya dapat melihat keindahan dalam kematian.
Mungkin setelah aku mati nanti, aku akan mempertanyakan takdirku ini kepada penciptaku.
"Aku tidak mau" kata lelaki itu.
Aku baru saja akan memotong ucapannya sebelum lelaki itu mengangkat tubuhku kembali dan membawaku menuju pintu keluar dari penjara bawah tanah ini.
Ia membakar pintu itu hingga hancur dan menimbulkan keributan di seluruh desa.
"D-DEMONN!!!" Teriak para warga itu saat melihat kami.
Mereka semua langsung panik dan berlarian saat melihat kami.
Beberapa dari mereka sempat melihat kearahku dengan tatapan benci, namun tidak berani berbuat apa-apa.
Mereka menatapku seolah berkata "Ini semua pasti salahmu! Dasar pembawa sial!"
Ugh...menyakitkan. Aku terlalu lelah dengan dunia ini. Mengapa aku tidak bisa mendapatkan kebahagiaan? Aku tidak sanggup lagi hidup seperti ini...
Tanpa sadar akupun tertidur. Ketika aku bangun, lelaki tadi ternyata juga tertidur di sebelahku.
"HUAAA!! Kenapa kamu ada di sini?" Teriakku.
"Ugh..diamlah..."gumam lelaki itu sambil mengusap matanya perlahan.
"Ini dimana?!" Tanyaku dengan panik.
"Rumahku" jawabnya santai.
"HAH?!" Aku segera berdiri dan berusaha keluar dari tempat ini tapi tangan lelaki itu terlebih dahulu menahanku hingga aku malah terjatuh ke dalam pangkuannya.
"Siapa yang mengizinkanmu untuk keluar, hm?" Tanyanya.
"Makan dulu" katanya sambil menggerakkan matanya ke arah makanan yang dibawakan pelayannya.
"Bagaimana aku bisa makan makanan yang diberikan orang yang tidak kukenal" kataku sinis.
"Namaku Marcel. Sekarang kamu sudah mengenalku kan?" Katanya.
"Huh... aku tidak lapar" kataku sambil melapaskan tangannya dan beranjak dari pangkuannya.
"Kamu mau kemana?"tanyanya.
"Toilet" kataku asal.
Aku berjalan keluar dari kamar lelaki bernama Marcel itu dan menyusuri sebuah lorong yang besar. Aku menghentikan langkahku di sebuah jendela dan melihat keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Queen
FantasySeorang gadis bernama Isabella telah hidup selama 15 tahun di dalam sebuah penjara bawah tanah yang gelap. Ia kehilangan semua memori masa lalunya, ia hidup seorang diri tanpa keluarga maupun teman, dan ia selalu disiksa oleh orang-orang di sekitarn...