#8 Falling

609 96 8
                                    

a story by minseokmyass

www.asianfanfics.com/story/view/1016240/polar-mingyu-seventeen-meanie-wonwoo-meaniecouple

.

.

.

Wonwoo hanya tetap diam saat mereka lanjut berjalan. Mereka berjalan, dan suara yang terdengar hanyalah suara daun kering yang hancur terinjak kaki mereka. Ia tidak mau menjawab pernyataan sahabatnya, tapi di saat yang sama, ia juga tahu kalau rasanya tidak adil membiarkan perasaan Jun menggantung begitu saja, dan seolah-olah ia memberikan harapan kalau mereka bisa lebih dari sekedar teman. Sedangkan, Mingyu dan Minghao juga sedang membicarakan hal yang serupa.

"Yah, Mingyu-ya... Kau harus memberitahu Wonwoo sebelum kau kehilangannya." Minghao yang menggunakan penutup mata memberitahu temannya.

"Apa maksudmu?" Mingyu menjawab.

"Jangan bertingkah bodoh." respon Minghao.

"Aku tidak bersikap bodoh, aku hanya... lebih berhati-hati." Mingyu berkata.

Minghao menarik napas, dan mendongakkan kepalanya memandang langit, meskipun ia tidak bisa melihatnya. Mereka berjalan menuruni bukit, dan Minghao memutuskan untuk mengambil kesempatan ini untuk berbicara serius dengan temannya.

"Apa yang kau takutkan, sebenarnya?" Ia bertanya.

"Aku hanya... tidak ingin melalui hal seperti itu lagi." Mingyu berkata. "Dan, mungkin saja aku hanya menjadikannya seperti pengganti, kau tahu? Aku benar-benar tidak tahu apakah aku memang menyukainya atau tidak..."

"Jun tahu. Suatu saat, kau mungkin akan kehilangan Wonwoo dan Wonwoo jatuh ke pelukan sahabatnya yang selalu ada untuknya sejak dulu... Jadi, kalau aku jadi kau, aku akan bergerak cepat."

Ada keheningan di antara kedua sahabat itu,

"Aku tidak mau ia terlibat denganku... Seperti, masa laluku, kehidupan "jalanan"ku, atau apapun itu... Aku tidak mau dia harus mengalami sesuatu yang tidak akan dia alami kalau dia bersama Junhui.", Mingyu berkata sambil menatap tanah di bawahnya yang dipenuhi dengan daun yang berguguran.

"Jadi kau hanya akan menyerah begitu saja terhadapnya?" Minghao bertanya, "Seokmin mungkin akan kecewa." Pria berambut biru itu memutuskan untuk inilah saatnya memainkan kartu asnya.

"Yah, Minghao-ah. Jangan membawa-bawa Seokmin, dia tidak ada hubungannya dengan ini," Mingyu berkata sambil menggelengkan kepalanya dan menatap pria yang matanya ditutup itu. Minghao tertawa mengejek,

"Apa maksudmu dengan tidak ada hubungannya dengan ini? Kau dan aku sama-sama tahu kalau dialah alasan utama atas sikapmu yang pengecut ini."

Mingyu biasanya akan marah jika ada yang membahas tentang itu, tapi kali ini ia tidak bisa karena ia tahu apa yang Minghao katakan benar. Ia juga tahu kalau temannya yang berambut biru itu mengatakan itu semata-mata karena peduli padanya, dan sejujurnya hanya ingin ia bahagia. Dua sahabat itu berjalan dalam keheningan sekarang, ketika mereka mendengar suara daun-daun yang terinjak, suara gedebuk keras, dan sebuah teriakan. Minghao refleks langsung melepas penutup matanya, dan mereka berdua saling berpandangan. Setelahnya, mereka berdua berlari cepat, menuju arah suara teriakan tadi. Mereka berdua lari dalam kecepatan yang sama, keduanya panik, mencoba menenangkan diri. Ketika mereka sampai di sumber suara, mereka menyadari kalau seseorang jatuh ke dalam jebakan, dan sekarang berada di bawah tanah. Mingyu menyuruh Minghao untuk berlari ke penginapan, mencari bantuan. Minghao mengangguk dan mulai berlari ke penginapan. Sedangkan, Mingyu menyingkirkan tumpukan daun yang terdapat di atas jebakan itu, mungkin untuk kamuflase. Setelah menyingkirkan daun-daun itu, korban jebakan itu sekarang terlihat, dan Mingyu, dengan wajah bingung berkata,

Polar ; meanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang