Setelah satu minggu dimana tragedi penculikan itu terjadi, Tao menjadi orang yang sangat emosional serta sensitif bila menyangkut hal tentang Baekhyun, bahkan berita penculikan terhadap salah satu keluarga raja itu tersebar luas seperti api yang menyambar minyak. Semua penduduk yang tahu berita tersebut merasa kasihan, sedih, dan iba pada cobaan yang telah diberikan oleh sang maha kuasa, para penduduk dengan senang hati pergi kegereja berbondong-bondong untuk berdo'a semoga putra mahkota bisa ditemukan secepatnya.
Kris yang melihat Tao menyalahkan diri sendiri karena terkena hipnotis penyihir hanya bisa meratapi dirinya yang begitu bodoh ikut merasa sakit.
"Hiks hiks hiks, anakku, bayiku, putraku...Baekhyun! Hiks.." Tao menangis dengan kekuatan yang masih tersisa terdengar begitu menyayat hati siapapun orang yang mendengarnya.
"Tao sudahlah, ini bukan salahmu hm?! Ini salahku yang tak bisa melawan penyihir itu...kau tidak boleh seperti ini terus, kita masih memiliki Sehun.." Bujuk Kris sambil memeluk Tao dipinggir kasur dan mengusap dan menepuk-nepuk punggung Tao pelan agar tidak menangis lagi.
"T-tida-hiks tidak Kris! Ini salahku-hiks salahku hiks..." Rancau Tao dalam tangisnya, sesekali ia akan mengambil nafas terengah-engah dan kembali menangis.
"Sssttttt...sudah-sudah jangan seperti ini, kumohon...kau membuatku sakit melihatmu yang terus menerus menangis dan menyalahkan diri. Kita masih punya Sehun, ia akan sedih juga kalau ibunya sedih seperti ini.." Setelah Kris berkata seperti itu Tao langsung mendongak dan menatap Kris dengan mata bengkak dan berair, pipi yang memerah, dan jangan lupa cairan dihidungnya ikut meluber bersama air mata, sungguh Kris ingin tertawa. Tapi itu akan merusak suasana.
"Se-Sehun?! Seh-un!" Rancau Tao lagi. Sepertinya ia sudah mulai membaik akibat membahas Sehun.
"Iya Tao, Sehun anak kita..jadi jangan sedih lagi. Aku akan mencari Baekhyun dan membunuh penyihir yang sudah berani menculik anak kita, jadi jangan sedih dan menangis lagi okay.."
"Aku-" Sebelum Tao menyelesaikan ucapannya terdengar tangisan bayi yang dikenalnya.
OEEEKK
OEEKKK
OEEKKKKRIEEET
Pintu dibuka oleh seorang pelayan yang mengasuh bayi Sehun.
"Maaf yang mulia, hamba kemari membawa pangeran Sehun, karena ia menangis dengan kencang. Mungkin ia merindukan yang mulia serta ratu, karena aku sudah membujuknya dengan mainan atau susu agar tidak menangis tapi ia tidak bisa berhenti, jadi aku membawanya kemari..." Jelas pengasuh itu dengan panjang kali lebar.
"Tidak apa, sepertinya pangeran kecil kita merindukan ibunya..." Itu Kris yang berbicara dan langsung menghampiri pengasuh itu dan menggendong Sehun yang masih menangis walau tidak sekencang tadi.
"Baiklah, kalau begitu hamba permisi ingin kembali kedapur.." Pelayan itu langsung keluar dari kamar raja dan ratu.
Lalu Kris berjalan menghampiri Tao dipinggir kasur dan memberi Sehun dalam pelukan Tao.
"Cup cup, sudah jangan menangis...ibu tidak akan melupakanmu Sehun, maafkan ibu ya?! Kalau ibu selama ini hanya mementingkan kakakmu. Cepat tumbuh besar dan kita akan temukan kakakmu, lalu menjadi keluarga yang lengkap oke!" Seru Tao sambil menatap mata Sehun yang lembab karena menangis dan mencium kedua matanya, hidung, dan dua pipi nya yang cabi.
Kris yang mendengar itu tersenyum bahagia dan menatap Tao dengan penuh cinta, bersyukur karena ia masih memiliki satu kebahagiaan, yaitu Sehun. Pangeran kecilnya, Kris juga bersumpah akan melindungi keluarganya, kebahagiannya, dan menemukan Baekhyun secepatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Tower
FanfictionTak ada yang tahu masa depan seseorang akan seperti apa. Seperti halnya raja dan keluarga kecilnya... ChanBaek ff/slight HunBaek/KrisTao/Family/Kingdom/Boys Love/Yaoi/Magic/Supranatural/Hurt/Rate(?).