SEVEN

436 25 3
                                    

"Hmmmhhh...h-haus..."

Baekhyun terbangun ditengah malam karena rasa haus yang tak dapat ditunda.

Baekhyun pun dengan perlahan mengerjapkan matanya agar bisa melihat jelas. Lalu menyingkirkan selimut yang dipakainya dan turun menuju lantai bawah - tempat dapur berada - ia dengan perlahan menuruni tangga agar tidak jatuh.

Sesampainya didapur ia langsung menyambar gelas dan mencari teko yang berisi air, dengan cepat ia habiskan air yang dituangnya.

"Apa papa sedang pergi keluar lagi?"

Baekhyun bertanya pada diri sendiri. Setelah ia agak lama didapur, Baekhyun langsung menuju kamarnya lagi dan tidur dengan nyenyak.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Pagi-pagi sekali Sehun sudah bangun, karena hari ini ia akan berburu babi hutan bersama prajurit. Hitung-hitung untuk berolahraga juga.

"Sehuuuuunnn..."

Sehun melirik lewat ekor matanya pada orang yang memanggilnya. Itu Kai, dia juga ikut karena Kai adalah seorang prajurit -walau masih berlatih-.

"Pagi Kai.."

"Pagi juga, kau sudah menyiapkan peralatan?"

"Yeahhh bisa kau lihat?"

"Ya aku lihat itu.."

"Dimana Kyungsoo hyung?"

"Hyung tidak ikut, dia kan kepala koki istana asal kau tau..kalau ia tidak ada siapa yang memasak makanan yang banyak dan lezat?"

"Aku tau, tapi kita akan berburu sampai sore..jadi Kyungsoo hyung harus menyusul untuk mengantarkan makan siang untuk kita.."

"Ahhh benar juga..kalau begitu aku beritahu hyung dulu.."

"Oke.."

Setelah kepergian Kai, Sehun bertemu pandang dengan Tao yang sedang berjalan bersama dua pengawal menuju ruang makan. Lalu Sehun pun sedikit menunduk untuk menghormati Tao.

"Sehun?"

Mendengar namanya dipanggil oleh Tao, Sehun langsung menatap wajah Tao.

"Ya mama?"

"Kau akan pergi untuk berburu?"

"Hm..aku akan pergi dengan sepuluh prajurit dan juga Kai, mama jangan terlalu khawatir.."

Seru Sehun dengan senyuman yang menghiasi wajahnya -yang hanya bisa dilihat oleh orang terdekatnya-.

"Baiklah, tapi kau harus hati-hati saat berburu. Babi hutan itu sangat lincah dan besar..."

Ujar Tao sembari mengelus rahang tegas Sehun perlahan. Walau rasa cemas melanda pikiran Tao, tapi Tao tidak ingin mengekang apa yang ingin Sehun lakukan. Asalkan Sehun selalu berhati-hati agar tidak terluka.

"Ya mama, tenang saja..aku akan berhati-hati. Jadi mama jangan terlalu khawatir, oke?!"

"Baiklah, mama pergi dulu keruang makan...apa kau sudah makan?"

The Tower Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang