Chapter 3: What a Startle Surprise

33 5 0
                                    

“Haah..., kenapa semua tugas seperti ini selalu jatuh dtanganku?” aku menyondorkan punggungku ke tepi kursi dengan santai.

Kedua tanganku menumpu kepala yang cenat-cenut karena belum tidur selama 24 jam.

Sial sekali! Kapal luar angkasa yang kubawa untuk pergi ke planet Protus, tiba-tiba saja mati dan aku harus memperbaiki filter udaranya hanya dengan peralatan yang ku punya.

Benar-benar sial!

“Kau tahu, kolonel? Lebih baik jika kau mampir lagi kesini besok,” ujar sang professor sambil membawakanku secangkir kopi panas. “Kurang tidur bisa menjadi masalah yang serius.”

“Hhh, terimakasih telah mengkhawatirkanku, Prof. Craccur. Tapi aku tak bisa menundanya.” Aku langsung merapikan posisi dudukku. “Selama 4 tahun aku kehilangan orang yang berharga, dan sekarang aku akan mencarinya dengan sungguhan.”

Mendengar ucapan itu, professor langsung terbelengak. “Ma-maaf jika sampai harus merepotkan anda sampai sejauh ini.”

“Hah?” Oh tidak,
Apa aku menyindirnya?

“Bu-bukan begitu, prof.! Ke-kerja kalian sudah bagus! Maksudku, aku juga harus bekerja semaksimal mungkin seperti kalian, jadi...” aku gelagapan menghadapi masalah seperti ini.

Masalahnya aku suka tak sadar mengatakan sesuatu hal yang menyindirkan.

“Ah, puteri Scryptinus memang selalu seperti ini. Saya hanya bercanda,” diiringi dengan tawaan, lagi-lagi dia berhasil membuatku tertipu.

“E-hehehe...” aku tertawa, bukan tertawa sungguhan. Serius, itu tadi menjengkelkan.

5 menit sudah cukup bagiku untuk istirahat dan menghilangkan kantukku. Setidaknya aku masih punya beberapa energi untuk menyadarkan kegiatanku.

Untuk pertama kalinya aku datang kesini. Di balik kaca jendela atas gedung, aku melihat sekitarnya, para ahli yang sedang berdebat dan bereksperimen. Nampaknya para penelitinya juga masih baru. Seperti ada beberaga golongan muda yang ikut menjadi tangan kanan professor.

“Prof., apa kapten mengizinkan mereka untuk ikut campur?” tanyaku penasaran.

“Oh, ya, mereka baru saja lulus dari Militan Sains tahun ini. Kapten sendiri yang menandatangani kontraknya.”

“Kontrak?” alisku mengangkat sedikit. Apa benar ayah melakukan hal semacam itu?

Biasanya murid lulusan Militan Sains akan di uji lagi kemampuannya sebelum di izinkan untuk memasuki laboratorium kerja. Tapi jika seperti ini, mungkin akan mengurangi anggaran pendidikan, tapi bisa saja resikonya meninggi, bukan?

“Ahaha, tenang, kolonel. Aku mendapat laporan bahwa lulusan tahun ini benar-benar di atas kriteria nilai. Nampaknya itu dari dorongan anda saat itu,”

Oh ya, jika di ingat-ingat, aku pernah melakukan pidato untuk murid angkatan tahun ini. Tapi aku tidak percaya kalau itu benar-benar memotivasi mereka.

-Flashback-

‘Kalian tahu? Di umurku yang ke-12 aku sudah lulus dari sekolah tinggi kemiliteran, setelahnya aku terus diberi tugas yang bertubi-tubi. 1 tahun aku harus menahan beban seberat itu dan aku langsung didutakan menjadi koordinator divisi mesin dan senjata. Hanya karena aku berpredikat A+, Kapten Gransell langsung mengangkatku menjadi kolonel! Harusnya kalian tahu bagaimana beratnya!’

-End of Flashback-

“Ah, aku ingat sekarang, tapi... Aku ingat itu bukan kata-kata yang bisa dijadikan motivasi.” Aku tertawa tak niat. Ah, lupakan. Lebih baik aku mengganti topik pembicaraan secepatnya. “Professor Craccur, sebenarnya sejak kapan pangkalan black hole ini dibuka?”

SCRYPTINUS's FLEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang