Part 3#

346 24 4
                                    

Gabriel langsung mengarahkan pandangannya pada Cakka dan juga gadis itu.

Terlihat Cakka tengah memarahi gadis tersebut dan berlalu masuk begitu saja ke dalam rumahnya tanpa menghiraukan gadis itu.

"Lo tunggu di sini!" ucap Alvin seraya keluar dari mobil Gabriel.

"Vin, lo mau ngapain?" tanya Iyel.

Alvin hanya menaruh jari telunjuknya di bibir, memberi kode agar Gabriel tidak berisik.

Gabriel mengerti maksud Alvin, ia pun memilih untuk tetap diam di dalam mobil sambil terus memperhatikan Alvin bersama gadis tersebut.

Tak lama kemudian gadis itu kembali masuk ke dalam rumah.
Alvin pun kembali menghampiri mobil Gabriel.

"Gimana?" tanya Gabriel.

"Itu sepupunya Cakka!" ucap Alvin.

"Owh, terus info apa lagi yang lo dapetin dari itu cewek?"

"Gue tanya, tadi malam Cakka pergi kemana, dia cuma bilang gak tau," jelas Alvin.

"Udah gak salah lagi, pelakunya pasti Cakka!" ucap Gabriel mengambil kesimpulan.

"Eh tunggu dulu Yel, kita belum punya bukti, lo gak bisa main nuduh gitu aja," ucap Alvin.

"Ya ampun Vin, semua udah jelas, itu cewek pasti di ancem sama Cakka buat tutup mulut," ucap Gabriel.

"Kenapa lo bisa seyakin itu?" tanya Alvin.

"Lo kan liat sendiri tadi Cakka kek marah-marah gitu ama itu cewek, kuncinya ada di cewek itu Vin, kita harus bisa bikin supaya cewek itu mau cerita semuanya sama kita," ucap Gabriel yang kini tengah fokus menyetir.

"Serah lo deh, gue pusing Yel," ucap Alvin seraya memijat ujung pelipisnya.
-
-
Rumah Shilla#

"Iyel sama Alvin kok lama banget ya!" gumam Sivia yang sedari tadi mondar mandir di depan TV.

"Telpon gih!" ucap Shilla yang kini tengah duduk di sofa.

Sivia pun merogoh ponselnya dan langsung menelpon Gabriel.

"Hallo Sayang... Kamu di mana?... Oh yaudah, langsung ke rumah Shilla aja ya!... Ok kita tunggu!"
Sivia pun mematikan telponnya.

"Gimana?" tanya Shilla.

"Mereka lagi di jalan, bentar lagi sampe sini!" ucap Sivia yang kini memilih untuk duduk di samping Shilla.

"Vi? Lo yakin gak sih, kalo semua ini ada hubungannya sama Cakka?" tanya Shilla.

"Entahlah, gue gak yakin kalo Cakka pelakunya, bisa aja kan ini kerjaan orang yang sirik sama lo."

"Tapi siapa Vi? Perasaan gue gak punya musuh deh!"

"Nah itu dia, duh gue jadi pusing nih," ucap Sivia.

Tak lama kemudian, terdengar suara mobil memasuki halaman rumah Shilla.

"Itu pasti mereka!" ucap Shilla.
Merepa pun langsung beranjak dari sofa dan berlalu menuju pintu depan.

"Sayang, Gimana?" tanya Sivia tak sabar.

"Gak salah lagi, pelakunya si Cakka itu!" balas Iyel dengan mantap.

"Gak Yel, lo gak bisa langsung nuduh Cakka gitu aja dong, kita kan belom punya bukti!" bantah Alvin.

"Bukti apa lagi Vin? Semua udah jelas!"

"Apanya yang jelas?"

"Tulisan di cermin itu dari darah, dan lo gak liat luka di tangan Cakka itu, bisa aja kan dia pake darah dia sendiri buat lakuin itu semua, dia Psycopat Vin!"

Lelaki MisteriusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang